Taman Sejarah dan Taman Labirin Bandung Menjadi Perhatian Wisatawan

Bandung, Swara Wanita

Pemerintah Kota Bandung memang sedang gencar membenahi ruang publik, kehadiran ruang terbuka hijau (RTH) seperti taman memang membuat masyarakat menjadi gemar untuk berinteraksi di luar rumah. Ruang terbuka publik bisa menjadi sebagai destinasi wisata baru. Wisata yang dibilang murah karena tidak pungut biaya menjadi alasan Taman Kota menjadi daya tarik baru bagi siapa saja yang datang ke Kota Kembang ini.

Sampai saat ini ruang terbuka hijau banyak sekali sejak di Pimpin Walikota Bandung Ridwan Kamil bahkan kini Pemerintah Kota Bandung membangun ruang terbuka untuk publik baru. Kali ini, Taman Sejarah dan Museum Sejarah Bandung yang dibangun sebagai salah satu sarana edukasi masyarakat untuk mengenal sejarah Kota Bandung.

Walikota Bandung Ridwan Kamil mengatakan Pembangunan Taman sejarah dan Museum Sejarah Bandung diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih mengenal Perjuangan Bangsa Indonesia pada Zaman dulu melalui Ornamen dan Seni Pahat yang akan menghiasi Taman ini. Lokasi Taman Sejarah dan Museum Sejarah Bandung  ini cukup strategis dan diharapkan mampu menarik minat Warga Bandung ataupun luar kota untuk datang. Taman Sejarah dan Museum Sejarah Bandung akan menjadi sumber pengetahuan Sejarah Kota Bandung sebab saat ini Kota Bandung tidak memiliki tempat sebagai wadah mengenai Sejarah-sejarah Perjuangan Ibukota Provinsi Jawa Barat. kata Ridwan Kamil.

Kang Emil sapaan akrab Walikota Bandung ini menjelaskan, Museum akan menjadi destinasi wajib terutama pelajar untuk belajar mengenai sejarah Bandung bahkan dalam gedung itu akan dibuat ruang khusus sebagai tempat belajar dan selain itu, komputer berisikan animasi sejarah Bandung yang dapat terkoneksi melalui aplikasi di ponsel pintar akan diterapkan. Gedung Museum Bandung akan dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung. "Yang canggihnya museum tersebut juga dilengkapi dengan ruang kelas tempat belajar serta tour guide digital yang aplikasinya bisa diunduh melalui playstore, jadi nanti di dalam museum ada animasi touchscreen di dinding museum. tinggal pasang earphone di smartphone buka aplikasinya (yang sudah di download) nanti secara otomatis ada orang bercerita Sejarah Bandung". Museum pun nantinya akan diisi beberapa benda dan foto-foto peninggalan sejarah dan akan diberikan video yang bisa diputar mengenai Bandung dari mulai Zaman Penjajahan Belanda. "Ada barang-barang Bandung Zaman dulu sesuai zamannya dan benda-benda Sejarah yang tidak hanya foto-foto”. Jelasnya Emil.
Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan Kota Bandung Ir. H. Dadang Darmawan mengatakan sebelum taman dengan tema 'Sejarah Bandung', Komplek Balaikota Bandung sebenarnya sudah banyak mengalami perubahan. Taman-taman dipercantik dan diberi tambahan ornamen-ornamen lainnya. Bahkan halaman kantor Walikota pun kini sudah berubah wujud dari yang semula aspal menjadi taman yang lengkap dengan air mancur.

Taman Sejarah Kota Bandung akan terlihat istimewa dengan ornamen-ornamen pelengkap berupa mural dengan media kaca bahkan ada kolamnya, ada plaza, ada amphitheaternya serta selasarnya mengunakan bahan material granit dan koral sikat. Taman juga dilengkapi relief pada dinding pembatas antara Taman dan Bandung Planning Galery yang ada di belakangnya. Mural dan relief tersebut  menceritakan Sejarah Kota Bandung secara berurutan mulai dari kepemimpinan Wiranata Kusuma II pendiri Kota Bandung hingga Walikota Bandung saat ini Ridwan Kamil, jelas Dadang
Selain Taman Sejarah Wisatawan yang datang ke Kota Bandung disuguhi Objek Wisata Taman yang sedang ngehits bernama Taman Labirin Bandung. Taman ini berlokasi di areal Balaikota Bandung atau tepatnya di kawasan Kantor Walikota Bandung. Taman ini menyuguhkan areal hijau dengan udara yang sejuk dan mempunyai jalur yang berkelok – kelok layaknya sebuah labirin. Taman labirin Bandung dulunya merupakan Taman Merpati yang telah mengalami revitalisasi.
Keberadaan Taman Labirin Bandung memang menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan yang datang baik wisatawan asal Bandung ataupun luar Bandung. Selain itu Taman Labirin Bandung juga berdeketan dengan tempat menarik lainnya seperti Taman Dewi Sartika, Taman Plaza Balaikota, Gembok Cinta, Taman Vanda, Tepian anak sungai Cikapayang.
Taman Labirin mengusung konsep ruang publik yang memilik fungsi ekologi, estetika dan sosial. " Konsep pertama hanya estetika dan ekologi. sekarang disebut labirin jalannya berliku, orang bisa mengakses di tengah taman, bisa berlari-lari atau berjalan jadi sederhana, kita ingin Balaikota ini jadi lokasi yang mudah diakses warga " tutur Dadang
Menurut Dadang, kawasan tersebut merupakan Taman Merpati yang telah direvitalisasi. Konsep revitalisasi sengaja dibuat labirin agar masyarakat dapat menikmati keindahan taman dengan memasuki area taman dan konsep revitalisasi tidak sama sekali menghilangkan konsep taman sebelumnya. Dua patung merpati yang berada di area taman itu tetap dipasang di dua sisi taman. " Kami hanya menaikkan tanahnya. Kemudian untuk menambah kesan hijau kita tanam di sekelilingnya tanaman landep ".
Konsep revitalisasi sengaja dibuat labirin agar masyarakat dapat menikmati keindahan taman dengan memasuki area tersebut. Taman ini memang mengusung estetika di depan Balaikota juga mengedepankan aspek ekologi dan sosial. Untuk pengunjung berjalan, ada jalur berliku berupa jalan berlantai granit selebar setengah meter yang melingkari dua pohon trembesi berusia sekitar seabad serta mempunyai empat jalan keluar. Saat masuk ke taman ini, pengunjung tidak hanya melihat keindahan taman tetapi dapat masuk dari empat sisinya melalui labirin-labirin. Anda pun tak hanya bisa nongkrong – nongkrong saja di tempat ini. jangan lupa untuk membawa kamera anda, sebab pesona yang dihadirkan oleh Taman Labirin Bandung ini sangat indah untuk anda abadikan dalam bidikan lensa. Para wisatawan yang sudah datang ke taman ini mengaku seperti berada di Eropa setelah mengunjungi taman ini. Tentu anda bisa datang kapan pun ke tempat ini tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeserpun. Ujar Dadang.


Posting Komentar

0 Komentar