Bandung.Swara
Wanita
Wakil Gubernur Jawa
Barat Deddy Mizwar (Demiz) mengharapkan, sembilan komoditas unggulan Jabar berbasis
Iptek yang meraih penghargaan Budhipura dari Kemenristekdikti,
diimplementasikan pemanfaatannya oleh masyarakat luas. Kesembelian komoditas
hasil karya petani dan para ahli di Jabar tersebut yaitu, mangga gedong gincu,
kentang, sapi lokal pasundan, green tea powder, ayam lokal sentul, ikan patin,
kopi arabika java preanger, indigofera dan ikan lele sangkuriang.
“Dari sembilan komoditas ini saya ingin harus segera di
implementasikan agar manfaatnya buat masyarakat langsung terasa,” ujar Demiz
disela-sela acara Rakor Tingkat Provinsi Tindak Lanjut Anugerah Budhipura Tahun
2015-2017, di Aula Barat Gedung Sate Bandung, Rabu (20/12/2017).
Di hadapan para peserta rapat seperti pakar inovasi, akademisi
pertanian, para guru dan masyarakat, Demiz menuturkan, seluruh komoditas
unggulan tersebut sudah pasti merupakan hasil riset yang aman dan punya potensi
yang besar untuk dikembangkan. Tinggal bagaimana peran dari para pihak dalam
membantu penyediaan bibitnya hingga pendistribusinya.
“Petani hanya memanen saja jangan dibebani lagi bagaimana
memasarkannya, dimana benihnya, distribusinya, kita harus bantu mereka karena
mereka ngga akan bisa tapi bagaimana cara menanam yang baik mereka adalah
ahlinya. Ini ujungnya semata-mata untuk peningkatan penghasilan mereka,” tuturnya.
Namun, dari sembilan komoditas ini Demiz meminta agar fokus
terlebih dahulu pada pengembangan produk indigofera, lele sangkuriang, kopi
arabika java preanger dan ayam sentul. Menurutnya, keempat komoditas tersebut
sudah terbangun kultur di masyarakat dan lebih cepat dalam pengembangan.
“Dari sembilan komoditas ini ada empat yang langsung bisa
diterapkan yaitu indigofera, lele sangkuriang, kopi dan ayam sentul karena ada
kultur yang memang sudah terbangun disana. Indigofera sekarang banyak lahan kritis
tinggal tanam kan tinggal kita sediakan bibitnya,” ungkap Demiz.
Indigofera merupakan budidaya tanaman sebagai pakan ternak. Dampak
dari pengembangan indigofera ini yakni biaya pakan ternak lebih rendah 50% dari
pakan biasa sehingga peternak bisa lebih untung dan bergairah dalam menjalankan
usahanya. Kemudian lele sangkuriang adalah pengembangan ikan lele yang diberi
sentuhan teknologi, kunyit dan serum tertentu yang dicampur ke pakan dan
membuat produksinya lebih meningkat dari dua kali panen menjadi empat kali
panen dalam setahun.
Selanjutnya, budidaya kopi arabika java preanger yang sudah diakui
kenikmatannya oleh dunia internasional karena telah menjuarai festival kopi di
Atlanta Amerika Serikat tahun 2016 silam. Kemudian budidaya ayam sentul yang merupakan
ayam asli Jabar. Melalui sentuhan teknologi ditemukanlah GGPS atau Great Grand
Parent Stock, kemudian ditemukan GPS Grand Parent Stock, lalu parent stock dan
final stock.
“Jangan berhenti sampai di penghargaan, ini yang kita harapkan,
manfaatnya,” tegas Demiz.
Sementara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D)
Jabar, Lukman Shalahuddin menjelaskan, Budhipura adalah salah satu anugerah
Iptek yang diberikan kepada pemerintah provinsi atas prestasi dalam pembinaan
Kota dan Kabupaten nya baik dalam bentuk kebijakan, fasilitasi maupun
penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan dan penguatan sistem inovasi
sehingga dihasilkan inovasi dengan nilai tambah dalam bentuk komersial ekonomi
maupun sosial budaya.
“Alhamdulillah Jabar telah mengikuti Budhipura ini sejak pertama
kalinya dicanangkan yaitu tahun 2014 masuk lima besar yang saat itu kita masih
belum memiliki BP3 Iptek tapi masih dibawah Bappeda, kemudian tahun 2015
terbentuk BP3 Iptek dan langsung meraih tiga besar Budhipura. Puncaknya tahun
2016 dan 2017 peringkat pertama berturut-turut dengan masing-masing lima
komoditas unggulan,” jelas Lukman.
Hal yang terpenting dari penilain Budhipura tersebut, kata Lukman,
bahwa dari inovasi tesebut telah terbentuk suatu sistem yang disebut SIDa atau
Sistem Inovasi Daerah. Yaitu keseluruhan unsur inovasi yang terdiri dari
kelembagaan, sumber daya, jaringan, regulasi dan kebijakan lain sehingga
membentuk suatu sistem yang berkelanjutan.
Pada capaian komoditas Budhipura tahun 2016-2017 total terdiri dari
sembilan komoditas yaitu mangga gedong gincu, kentang, sapi lokal pasundan,
green tea powder, ayam lokal sentul, ikan patin, kopi arabika java preanger,
indigovera dan ikan lele sangkuriang.
“Kami tentu tidak bekerja sendiri tapi didampingi para pakar dan
pelaku bisnis dalam pengembangan inovasi ini, disamping perangkat daerah
terkait,” pungkasnya.
(HUMAS JABAR)
0 Komentar