DP3AKB JABAR ADAKAN PELATIHAN PENANGANAN KEKERASAN TERHADAP TEMAN SEBAYA.


Jatinangor.Swara Wanita.

Untuk menekan tingkat kekerasan  terhadap teman sebaya yang selama ini terjadi Jawa Barat , dalam hal ini DP3AKB Provinsi Jawa Barat bersikap responsif dengan mengadakan Pelatihan Penanganan Kekerasan Terhadap Teman Sebaya di Jawa Barat  yang diikuti oleh 100 orang Murid SMA/SMK  yang berlangsung di Hotel Khatulistiwa Sumedang.

Pada acara tersebut  dengan narasumber  Kepala DP3AKB  Jawa Barat,  LPA Jawa Barat, Disik Provinsi Jawa Barat, Paud Diknas Provinsi Jawa Barat dan Sarana Komunikasi Jawa Barat.



Pada kesempatan tersebut Kepala DP3AKB Jawa Barat DR.Ir.Dewi Sartika, M.Sc  mengatakan kegiatan penguatan sebaya itu sebagi upaya menghadirkan sekolah ramah anak, jadi sekolah ramah anak itu ada beberapa bagian salah satunya bagaimana guru-guru yang terlibat dalam Forum Guru  termasuk di dalamnya kepala sekolahnya, juga orang tua yang terlibat dalam dalam forum orang tua  dalam hal ini komite sekolah.
Anak-anak juga tergabung dalam OSiS kemudian ada pekerja, semua harus mengetahui tidak boleh ada lagi ada kekerasan, sekarang kita melatih dari anak-anaknya dulu, dari satu sekolah kita ambil 3-4 anak , mereka menjadi model, jadi kalau terjadi kekerasan mereka harus bagaimana, mereka harus melaporkan untuk menjadi pelopor, tidak melakukan kekerasan , misalnya mereka sudah Kls 3 , tiba-tiba ada anak baru dalam menjalankan Ospek , kadang ada yang namanya Bulling , yang begitu mereka harus sadar bahwa kita tidak baikitu akan memberikan efek yang lama akan menimbulkan perasaan-perasaan  tidak nyaman bahkan ada yang bunuh diri karena bullying itu untuk menghadapinya dengan memberikan disiplin dengan memberikan pengetahuan-pengetahuan bahwa kita bisa menjadi baik tidak dengan melakukan kekerasaan-kekerasaan  ujar Dewi Sartika.




Masalah-masalah anak seharusnya anak-anak bisa menyelesaikan sendiri diantara anak-anak sendiri, bisa menyelesaikan diantara mereka sendiri. Anak paham tidak perlu tawuran, kekerasan . Manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya seperti pasti diajarkan bagaimana anak-anak lebih dewasa  dan punya rasa tanggung jawab bahwa saya  anak yang harus punya tanggung jawab bahwa saya anak yang harus punya tanggung jawab di dalam sekolah menghadirkan prestasi, mengisi waktunya untuk lebih prestasi , anak yang lebih dewasa  dengan mengajarkan untuk mereka lebih banyak mendengar, daripada mereka protes, misalnya kedewasaan itu diajarkan  ujarnya.





Keluarga merupakan benteng utama karena kita melakukan konsolidasi itu harus ada tempat artinya tempat konsolidasi , tempat melakukan kordinasi tempat melakukan pembinaan, pasti di keluarga mulai dari orang tua, kalau dia di organisasi tidak biasa seorang, pasti ada istrinya, ada istrinya pasti ada anaknya, ada mertuannya itu merupakan satau kesatuan harus kita kuatkan karena semua berasal dari keluarga , sebelum anak-anak dititipkan di organisasi yang lain. Terlebih dahulu di bina disini dulu, kelurga merupakan tempat belajar pertama , yang utama bisa kita katakan itu pesantrennya  yang pertama dan utama, Jadi keluarga ini memang  sesuatu yang luar biasa, karena kapanpun , bagaimanapun akan kembali ke keluarga.Keluarga bisa menjadi sarangnya dia keluarga bisa dijadikan tempat untuk menggodok orang-orang besar dari semua ada di keluarga.


Anak-anak merupakan harapan bangsa tentu harus dimulai dari anak yang sehat, anak yang disiapkan , memang orang tua harus mempersiapkan dari segi pendidikan, dari sisi ahlak , bagaimana menyikapi bukan yang ada dilingkungan ini dibina tidak mungkun dibiarkan begitu saja, semua dalam rencana yang baik, semua yang berjalan pasti di mulai dari keluarga.
Orang tua yang punya rencana, dia juga orang tua yang kuat dalam arti kuat dalam pendidikan , secara ekonomi kuat artinya dalam sisi orang tua bertanggung jawab di sisi pendidikannya dari segi ekonominya , kemudian dari bagaimana dia melakukan lingkungan biar nyaman, dia dari sisi agamanya harus kuat, memandang lingkungan harus kuat, pasti ini dari titik keluarga juga perlu ada pembinaan  yang selama ini mungkin kita lupa, tidak ada penyuluh-penyuluh untuk keluarga  tandasnya.


Kenapa di Jawa Barat ada Perda tentang Ketahanan Keluarga  dan di Jawa Barat ada program Motekar , karena  hal itu harus diberi penguatan  tidak mungkin keluarga dibiarkan , karena kita belum sampai pada tingkat pendidikan yang tinggi dibandingkan negara-negara yang lain. Tingkat  pendidikan di Jawa Barat tingkat pendidikannya rata-rata 8,4 %-8,3 % , apa yang bisa kita harapkan dari manusia-manusia yang lulusannya hanya SMP artinya kita harus penguatan-penguatan di tempat lainnya  misalanya di pengajian, posyandu,  PKK  dll. Harapannya kita harus bergerak mendorong ini bagaimana sadar diberi penguatan dari semua sektor tandasnya.(diah)

Posting Komentar

0 Komentar