Preparatory Meeting WCCE 2017 Bandung Rumuskan Referensi WCCE Bali 2018





Bandung.Swara Wanita.

Pertemuan Persiapan Konferensi Dunia tentang Ekonomi Kreatif (WCCE) yang berlangsung selama 3 hari sejak 5-7 Desember 2017 di Bandung, Jawa Barat menghasilkan rumusan dari lima panel yang nantinya akan dibawa dalam WCCE di Bali 4-6 Mei 2018 mendatang.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Republik Indonesia menjelaskan 100 petwakilan dari pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, ahli, akademisi, organisasi internasional serta sejumlah media yang telah aktif dalam kegiatan selama 3 hari tersebut.
"Selama 3 hari tema pembahasan dibagi menjadi lima panel dan menghasilkan rumusan yang nanti dibawa dalam WCCE di Bali 4-6 Mei mendatang  jelas Triawan.

Topik "Inklusif Kreatif" mencerminkan perubahan terkini yang dibawa kratif ke dalam ekonomi dunia sebagai penggerak peluang inklusif dan setara.Pada masa transisi lingkungsn, sosial , demografis dan perkotaan, ekonomi  kreatif bertindak sebagai jembatan untuk komunikasi dan pemahaman antar negara dan budaya.Ini menghubungkan ekosistem perkotaan, metropolitan  dan pedesaan.Dengan berkembangnya tekonologi yang memberikan peningkatan aliran pendapatan dari negara berkembang, ekonomi kreatif termasuk dalam masa depan ekonomi global.

Panel pertama membahas bagaimana ekonomi kreatif dapat memberikan kesempatan yang sama bagi semuaorang, bagaimana pertukaran lintas budaya dan koloborasi ekonomi kreatif memperkuat kohesi sosial yang menyatukan orang bagaimana the internet of things (IoT) diantara perubahan digital kontemporer dapat membantu menghilangkan kendala untuk kewirausahaan.



"Ekonomi kreatif adalah penggerak transformatif untuk gaya hidup perkotaan.Hal ini dapat mendorong pergeseran pola komsumsi dan produk dan komoditis ke barang dan jasa lainnya. Hal positif pada gabungan tingkat mikro dan makro -ekonomi dapat dimanfaatkan untuk keseluruhan ekonomi yang mempromosikan daur ulang dan dapat mengurangi jejak ekologi industri diperkotaan terangnya.

Panel kedua berfokus pada kerangka peraturan  yang didedikasikan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi ekonomi kreatif, perlindungan dan promosi kekayaan intelektual (intellectual property IP)  dan dukungan sistem pembiayaan.

Pemerintah harus memprioritaskan pembentukan peraturan untuk mempromosikan pengembangan sistem IP yang efektif .Sistem IP yang efektif yang harus menjadi bagian dari kerangka peraturan yang tepat karena mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif tandas Triawan.

Selanjutnya pada Panel ketiga membahs potensi pasar yang belum dimanfaatkan dan strategi  pemasaran yang efektif.
"Dengan membentuk Platflon kemitraan Internasional yang menghubungkan pengusaha dalam pengembangan ekonomi kreatif.antar negara sehingga akan merangsang lebih banyak kreatifitas dan talenta ujarnya.
Panel keempat membahas peran usaha kecil dan menengah, termasuk para pemula dalam pengembangan ekonomi kreatif.Mengidentifikasikan nilai-nilai, hambatan dan kebutuhan untuk menciptakan lingkungan (seperti melalui kota-kota kreatif)  dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk bakat melalui pelatihan dan pengembangan kapasitas.

"Ekonomi kreatif adalah sektor yang berorentasi pada rakyat yang sangat bergantung pada talenta manusia.Oleh karena itu, dibutuhkan aliran pasokan sumber daya manusia yang terampil dan/atau berpendidikan .dalam hal ini, ada kebutuhan akan pendidikan berkualitas yang merangsang kreatifitas jelas Triawan.

Pada panel kelima merumuskan ekonomi kreatif telah membawa era baru bisnis inklusif yang memberikan kesempatan yang sama bagi semua pemangku kepentingan.Dalam pertumbuhan teknologi dan peningkatan pendapatan dari negara dan budaya.dengan pertumbuhan teknologi dan peningkatan pendapatan dari negara berkembang, nampak bahwa ekonomi kreatif akan menjadi masa depan ekonomi global.

Selain itu semua peserta meminta organisasi Internasional yang relevan tidak terbatas pada organisasi PBB,WIPO<WTO, Bank Dunia, OKI dan regional (ASEAN, APEC, EU, AU dll) dan menyerukan jaringan global , inisiatif dan kemitraan seperti World Economic Forum, Global Compact, Majelis Umum Mitra, G20, C-40, Amerika Serikat dan Pemerintah Daerah (UCLG), MIKTA, ASEM, dan lain-lain untuk mengatasi tantangan ekonomi kreatif dan menjadi bagain dari kemajuan ekonomi kreatif di panggung Global.

"Semua pserta pada pertemuan persiapan WCCE kali ini menyadari tingginya ekonomi kreatif dalam ekonomi global.Peserta sepakat untuk mempromosikan WCCE di Bali 4-6 Mei 2018 dan untuk berbagi hasil pertemuan persiapan WCCE yang diselengarakan di Bandung.Semua peserta sepakat bahwa inklussivitas dan kemitraan merupakan kunci untuk mengembangkan ekonomikreatif", ujar triawan.

Sementara itu Ketua Panitai Penyelenggara WCCE Endah W.Sulistianti menjelaskan bahwa pertemuan ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta dalam dan luar negeri, "lebih dari 10 negara hadir berbagi keahlian dan pengetahuan mereka mengenai ekonomi kreatif di negara mereka jelas Depiti Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah BEKRAF ini seraya menambahkan acara selama 3 hari ini berlansung lancar dan sesuai harapan pungkasnya (diah)


Posting Komentar

0 Komentar