Bandung.Swara Wanita.
Pemerintah Kota Bandung selalu memberikan peluang
seluas-luasnya kepada para perempuan untuk mengembangkan potensi dan mendapat
akses yang sama terhadap segala aspek kehidupan. Mulai dari aspek ekonomi,
kebebasan berekspresi, hingga berpolitik. Bahkan pemkot tak segan memberi ruang
dan fasilitas agar para perempuan makin berdaya dan mandiri.
Namun
demikian, Forum Rembug Peduli Bandung Sehat (FRPBS) Atalia Praratya Ridwan
Kamil merasa bahwa belum semua perempuan di Bandung memiliki kesempatan itu
secara penuh.
Menurut
Atalia yang juga Ketua TP PKK Kota Bandung ini, masih ada kondisi di mana
perempuan dipandang sebelah mata, bahkan hingga mengalami kekerasan. Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM)
Kota Bandung mengungkapkan data pada tahun 2017 ada 103 kasus kekerasan yang
dilaporkan ke lembaga tersebut.
Maka
dari itu, Atalia bersama Forum Rembug Peduli Bandung Sehat (FRPBS) ingin terus
menyuarakan hak-hak perempuan untuk mendapatkan akses dan perlindungan melalui
kegiatan “2nd All About Woman” di Convention Room Trans Luxury Hotel Bandung,
Rabu, (20/12/17). Sebanyak 1.300 peserta dari 80-an komunitas perempuan dipastikan
akan hadir meramaikan acara.
“Itupun
masih banyak yang belum bisa kami akomodasi karena keterbatasan tempat. Tapi
kami berharap semua bisa mengerti,” ujar Atalia dalam Bandung Menjawab di Taman
Sejarah Bale Kota Bandung, Selasa (19/12/17).
Acara
tersebut akan diisi dengan serangkaian seminar dari para perempuan inspiratif,
yakni Medina Zein dan Zahrotur Rusyda Hinduan. Kedua pembicara akan mengangkat
tema “Tantangan Perempuan Juara di Zaman Now.”
Selain
itu, panitia juga akan memberikan apresiasi kepada para perempuan inspiratif
dari tujuh kategori, yaitu bidang ekonomi, budaya, pendidikan, lingkungan
hidup, spiritual, olahraga, dan ibu rumah tangga. Mereka dipilih berdasarkan
hasil penjurian dan seleksi serta akan diberi penghargaan langsung dari Wali Kota
Bandung.
Atalia
berharap kegiatan itu bisa makin memberi inspirasi agar para perempuan bisa
saling mendukung satu sama lain. “Saya merasa bahwa peran perempuan betul-betul
dirasakan kebutuhannya di masyarakat. Perempuan saat ini sebetulnya diberikan peluang
sedemikian rupa sehingga mereka harusnya mampu untuk masuk ke bidang-bidang
kehidupan dimanapun mereka berada, apapun bentuknya selama tidak lepas dari
kodratnya,” ujar istri Wali Kota Bandung ini.
Ia
sendiri merasa sangat beruntung karena mendapatkan suami yang selalu mendukung
apapun langkah yang ingin ia jalani. Selama ia tidak meninggalkan kewajibannya
sebagai ibu dan istri, ia selalu bisa mengoptimalkan potensinya di berbagai
bidang.
Hanya
saja, lanjut Atalia, Kota Bandung masih memerlukan sosok yang juga terjun ke
dunia politik. Saat ini, dari 50 kursi legislatif di Kota Bandung hanya diisi
oleh tiga orang perempuan. Jumlah itu tentu masih jauh dari harapan karena
Undang-undang mengamanatkan agar 30% kursi legislatif bisa diduduki oleh
perempuan.
“Karena
ada beberapa hal yang tidak sepenuhnya bisa dipahami oleh laki-laki. Orang yang
memahami kebutuhan dan hak-hak perempuan tidak lain adalah perempuan itu
sendiri,” tutur Atalia.
Ketua
Panitia Peringatan Hari Ibu Tingkat Kota Bandung 2017, Ny Dr. Keri Lestari
Dandan menambahkan, acara dalam rangka memperingati Hari Ibu ini digagas
sebagai upaya menambah wawasan wanita di Kota Bandung dalam berbagai bidang.
“Acara
utamanya itu berupa talk show bertema “Tantangan Perempuan Juara di Zaman Now,”
yang menghadirkan pembicara Medina Zein, wanita muda pengusaha sukses &
inspiratif dan psikolog dari Unpad Zahrotur Rusyda Hinduan,” terang Keri.
0 Komentar