Pemkab Bandung Meluncurkan Program Satapok


Kab Bdg.Swara Wanita.

Pemerintah Kabupaten Bandung meluncurkan gerakan Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan (Satapok) di lahan Perum Perhutani petak 73 Kertasari, akhir pekan lalu. Gerakan tersebut dilakukan untuk menyelamatkan kondisi sungai Citarum saat ini.
Bupati Bandung Dadang Nasser, mengatakan gerakan ini harus memastikan kuantitas dan kualitas pohon yang ditanam dapat hidup dan menghasilkan sesuatu. Sehingga selain menjaga ekosistim kehidupan, akan berdampak bagi manfaat kesejahteraan masyarakat yang merawatnya.
“Hal ini berdampak pula pada optimalisasi konservasi lingkungan kawasan tersebut, yang merupakan lokasi hulu sungai Citarum,” katanya, belum lama ini.
Menurutnya, dengan konsep Satapok ada konsep bahwa pohon yang ditanam wajib hidup. Oleh karena itu pohon tersebut harus ada pemiliknya atau minimal ada pemelihara. Pihaknya telah menyiapkan 120 orang dari LMDH untuk menguasai satu petak atau 80 pohon.
"Untuk pemeliharaan, pemilik harus menitip uang sebesar Rp25 ribu per pohon,” imbuhnya.
Dengan Satapok, konsep leuweng Hejo rakyat Ngejo sudah diawali. 
"Dalam waktu enam bulan pohon tersebut tumbuh, lalu akan diberikan sertifikat pohon dan diakhir tahun akan ada nilai tunai dan satu tahun pohon akan diganti sebesar 100 ribu dari dana CSR," ungkap Dadang.
Asisten perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung Marlan menjelaskan secara teknis gerakan Satapok ini adalah gerakan untuk mengajak, memotivasi, memediasi, memfasilitasi, membina dan melaporkan seluruh aktivitas penanaman pohon yang dilaksanakan di wilayah kabupaten Bandung.
Gerakan ini bisa dilakukan oleh perorangan maupun kelompok, baik pada lahan yang disiapkan maupun pada lahan milik pribadi atau bukan milik pribadi. Satapok ini memiliki prinsip pohon yang ditanam menjadi pohon kesayangan.
"Sedangkan sertifikatnya merupakan wujud nyata kepedulian seluruh komponen masyarakat dalam menjaga dan memelihara ekosistem yang memberikan penguatan sistem dan akses prinsip hulu menanam hilir peduli,” papar Marlan. (iis)

Posting Komentar

0 Komentar