Bandung.Swara Wanita.
Tidak hanya kaum pria, dari sisi
pemahaman agama maupun institusi republik ini perempuan mempunyai posisi atau
peluang sama untuk berusaha atau bisnis.
Oleh karena itu, Pemprov Jawa Barat mendorong kaum perempuan di Tanah Parahyangan agar bisa mandiri dan mengembangkan berbagai kreasi bisnisnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengungkapkan hal tersebut saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) XXVI Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Jawa Barat di Harris Hotel & Conventions Festival Citylink, Jalan Peta Kota Bandung Kamis pagi (8/2).
"Pemerintah Provinsi (Jawa Barat) mendorong perempuan-perempuan Jawa Barat terus maju, bersaing bebas. Kemudian belajar untuk terus memajukan usahanya dengan baik, sehingga perempuan-perempuan Jawa Barat yang tergabung dalam IWAPI atau yang belum tergabung menjadi faktor penting dalam kemajuan perekonomian Jawa Barat," kata Aher usai membuka Rekerda tersebut.
Termasuk kesempatan berusaha dalam mengelola potensi usaha atau industri hulu-tengah-hilir.
"Kita harus memahami betul agar hulu kita perlu dikelola, tengah dan hilir juga perlu dikelola. Sebab kalau kita tidak mengelola hulu dan tengah, maka hilirnya harus ada, pasti harus ada hilir. Nah, kalau tidak dipasok hulu dan tengah kita, darimana dipasoknya? Dari impor, kan bahaya. Dalam konteks kemandirian itu berbahaya," jelas Aher.
"Oleh karena itu, siapapun pengusahanya, laki-laki ataupun perempuan. Maka kita dorong bersama-sama untuk terlibat di usaha hulu-tengah-hilir. Tentu saja dengan sebuah kebijakan yang berbeda. Karena hulu itu usaha yang penuh risiko, risikonya besar dibanding hilir," lanjutnya.
Usaha di hulu memiliki risiko dan benefit besar. Namun, itu pun apabila usaha yang dilakukan di hulu tidak memiliki masala atau risiko besar. Usaha di hilir memiliki benefit yang besar, dengan risiko yang kecil. Sementara usaha di tengah memliki potensi risiko dan benefit yang imbang.
"Jadi, perlu ada keberpihakan. Perbankan dan jasa keuangan keberpihakan pada hulu itu melebihi atau berbeda kebijakannya dengan usaha hilir. Kenapa? Karena meskipun hulu banyak risiko, kalau dibina dengan baik risikonya jadi tidak ada. Kalau hulu tidak ada, darimana tengah dan hilirnya. Ga mungkin ada. Padahal kita sangat kaya raya memiliki produk hulu, baik mining dan migas, maupun hulu untuk jenis-jenis pertanian secara umum. Dan kalau dikelola dengan baik, kita akan jadi negara mandiri, betul-betul Trisakti bisa dilaksanakan," ujar Aher.
Rakerda IWAPI ke XXVI ini mengambil Tema: "Meningkatkan Daya Saing Wanita Pengusaha Jawa Barat Menuju Pasar Global dengan Teknologi Digital".(dh)
Oleh karena itu, Pemprov Jawa Barat mendorong kaum perempuan di Tanah Parahyangan agar bisa mandiri dan mengembangkan berbagai kreasi bisnisnya.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengungkapkan hal tersebut saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) XXVI Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Jawa Barat di Harris Hotel & Conventions Festival Citylink, Jalan Peta Kota Bandung Kamis pagi (8/2).
"Pemerintah Provinsi (Jawa Barat) mendorong perempuan-perempuan Jawa Barat terus maju, bersaing bebas. Kemudian belajar untuk terus memajukan usahanya dengan baik, sehingga perempuan-perempuan Jawa Barat yang tergabung dalam IWAPI atau yang belum tergabung menjadi faktor penting dalam kemajuan perekonomian Jawa Barat," kata Aher usai membuka Rekerda tersebut.
Termasuk kesempatan berusaha dalam mengelola potensi usaha atau industri hulu-tengah-hilir.
"Kita harus memahami betul agar hulu kita perlu dikelola, tengah dan hilir juga perlu dikelola. Sebab kalau kita tidak mengelola hulu dan tengah, maka hilirnya harus ada, pasti harus ada hilir. Nah, kalau tidak dipasok hulu dan tengah kita, darimana dipasoknya? Dari impor, kan bahaya. Dalam konteks kemandirian itu berbahaya," jelas Aher.
"Oleh karena itu, siapapun pengusahanya, laki-laki ataupun perempuan. Maka kita dorong bersama-sama untuk terlibat di usaha hulu-tengah-hilir. Tentu saja dengan sebuah kebijakan yang berbeda. Karena hulu itu usaha yang penuh risiko, risikonya besar dibanding hilir," lanjutnya.
Usaha di hulu memiliki risiko dan benefit besar. Namun, itu pun apabila usaha yang dilakukan di hulu tidak memiliki masala atau risiko besar. Usaha di hilir memiliki benefit yang besar, dengan risiko yang kecil. Sementara usaha di tengah memliki potensi risiko dan benefit yang imbang.
"Jadi, perlu ada keberpihakan. Perbankan dan jasa keuangan keberpihakan pada hulu itu melebihi atau berbeda kebijakannya dengan usaha hilir. Kenapa? Karena meskipun hulu banyak risiko, kalau dibina dengan baik risikonya jadi tidak ada. Kalau hulu tidak ada, darimana tengah dan hilirnya. Ga mungkin ada. Padahal kita sangat kaya raya memiliki produk hulu, baik mining dan migas, maupun hulu untuk jenis-jenis pertanian secara umum. Dan kalau dikelola dengan baik, kita akan jadi negara mandiri, betul-betul Trisakti bisa dilaksanakan," ujar Aher.
Rakerda IWAPI ke XXVI ini mengambil Tema: "Meningkatkan Daya Saing Wanita Pengusaha Jawa Barat Menuju Pasar Global dengan Teknologi Digital".(dh)
0 Komentar