Bandung.Swara
Wanita.
Dalam
forum Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dihadiri oleh para direktur BUMD
Pemprov Jabar dan Kabupaten Kota, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher)
meminta kepada semua BUMD untuk mematuhi Peraturan Pemerintah No 54 tahun 2017
tentang BUMD, salah satunya yaitu BUMD harus berbadan hukum atau Perseroan
Terbatas.
"PP No 54 itu lebih kepada
seluruh BUMD di Provinsi dan Kabupaten Kota yang belum berbadan hukum sebaiknya
segera di badan hukum kan menjadi PT ya," pintanya dalam forum BUMD
Sosialisasi dan Business Matching/ Partnership BUMD se-Jabar yang digelar
di Hotel Grand Preanger Kota Bandung, Kamis 15 Maret 2018.
Aher mencontohkan, BUMD milik
Pemprov Jabar yaitu PD Jawi kini telah berubah nama dan statusnya menjadi PT
Jaswita (Jasa Pariwisata).
"Alhamdulillah terakhir
kan PD Jawi sekarang sudah berubah jadi PT Jaswita, ini tentu bagian dari
penyesuaian BUMD dengan PP tersebut," ujarnya.
Disaat yang sama, BUMD juga
harus lebih berkontribusi bagi kebutuhan masyarakat luas. Seperti di bidang
pertanian ada PT Agrojabar, bidang penjaminan usaha kecil masyarakat ada PT
Jamkrida dan tentunya PDAM di 27 Kabupaten Kota.
"BUMD itu harus
mengerjakan hal-hal penting bagi masyarakat yang boleh jadi belum menarik
sektor swasta itu juga penting agar kebutuhan orang banyak terpenuhi,"
katanya.
BUMD yang dinilainya memiliki
kontribusi besar dalam segi pendapatan adalah Bank BJB. Bank Pembangunan Daerah
tersebut kini menjelma menjadi bank terbesar di Indonesia yang semakin maju dan
profesional. Dalam persaingannya Bank BJB kini bahkan ada di peringkat ke 12
terbaik seluruh bank di Indonesia yang sebelumnya ada di urutan 16. Tiap
tahunnya setoran Bank BJB ke Pemprov Jabar mencapai Rp 350 Milyar.
"Kontribusi dari BUMD saat
ini tentu sangat baik ya seperti Bank BJB itu bank daerah terbesar di Indonesia
keuntungannya sudah cukup memadai dan tampil sebagai bank yang profesional,
maju dan bersaing, asalnya dulu masuk 16 besar sekarang ada di 12 besar dalam
ukuran bisnisnya. Setoran ke Pemprov nya juga sudah Rp 350 Milyaran tiap tahun,
labaya itu sudah baik," ungkap Aher.
Untuk
itu Aher meminta dalam forum BUMD tersebut dijadikan ajang sharing atau berbagi
pengalaman agar semua BUMD di Jabar sehat sekaligus menguntungkan dan
berkontribusi bagi pembangunan dan kebutuhan masyarakat.
"Yang penting bisnis apapun
yang dikelola BUMD saya minta forum ini untuk sharing pengalaman agar BUMD kita
sehat semuanya. Tidak mungkin kita cari keuntungan dari BUMD yang tidak sehat,
jadi sebelum cari keuntungan kita sehatkan dulu," ucapnya.
BUMD yang belum lama berdiri
yang penyertaan modalnya paling besar tahun ini dimiliki oleh PT Bandara
Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Untuk kebutuhan pembangunan fisik
dan pengembangan Bandara saja penyertaan modal dari Pemprov Jabar saja diatas
Rp 1 Triliun.
"Karena perlu untuk pembangunan
fisik di sisi darat dan pengembangan lainnya, memang BUMD yang paling cepat
besar adalah BIJB, kisaran penyertaan modal dari Pemprov diatas Rp 1
Triliun," kata Aher.***
0 Komentar