Bandung.Swara Wanita.
Pemerintah
provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan menargetkan Angka Angka
Partisipasi Kasar (APK) Sekolah Menengah pada tahun 2020 mencapai 100%. Pertanyaannya apa bisa ?... menurut Dadang Rachman, kita optimis
target dapat tercapai. Salah satu program trobosannya yaitu melalui SMA Terbuka (SMAT) dan SMK Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ) berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2017
tentang penyelenggaraan pendidikan.
Menurut Dadang sebelum diluncurkan program SMAT dan SMK PJJ,
pada tahun 2016, APK Jabar baru mencapai 76,62 , angka ini jauh dibawah APK
Sekolah Menengah Nasional. Namun, di tahun 2018 ini APK Jabar sudah mencapai
81,1. Meningkatnya APK Jabar ini tentunya didorong oleh keberadaan SMA Terbuka
dan SMK PJJ yang sudah dimulai sejak September 2017 lalu.
Program SMA
Terbuka dan SMK PJJ dikhususkan
untuk menampung calon peserta
didik yang tidak mampu melanjutkan pendidikan ke SMA dan SMK yang masih berusia
15 sampai 21 tahun; lulusan SMP
atau sederajat yang karena faktor ekonomi, geografi, sosial, budaya, waktu,
kesempatan sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan
menengah.
Hal
ini disampaikan kata Kabid Pendidikan Khusus (PK), Pendidikan Layanan Khusus (PLK) Disdik Jabar Dadang Rachman dalam
acara sosialisasi Pergub tentang pengelolaan dan penyelenggaraan Sekolah Menengah Terbuka PLK dan
Sekolah Menengah PJJ di Gedung Sate, Kamis (15/3/18).
Acara tersebut diikuti oleh Dewan Pendidikan Jabar, Kacab
Disdik Wilayah 6,7,8 dan 11, MKKS SMA/ SMK Prov Jabar, Pengawas Sekolah SMA/SMK, Disdik Kota Bandung, Kab Bandung, Kota Cimahi, Kab.Sumedang, Kab Subang,
Kab. Garut dan Kab.Purwakarta.
Adapun Tujuan ditetapkannya
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Sekolah Menengah Terbuka PLK dan Sekolah Menengah PJJ untuk: 1.
Mempercepat pencapaian Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni
pendidikan menengah di Daerah Provinsi; 2. Meningkatkan akses layanan
pendidikan jenjang pendidikan menengah; 3. Meningkatkan mutu layanan
pendidikan melalui pengembangan keterampilan/keahlian; dan 4.
Efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan SMA Terbuka, SMK Terbuka, serta SMA PJJ,SMK PJJ, dan TKB.
Sedangkan
sasarannya pelaksanaan SMA Terbuka, SMK Terbuka serta SMA PJJ, SMK PJJ, dan TKB
yaitu setiap warga Jawa Barat berusia 15 (lima belas) sampai dengan 21 (dua puluh satu) tahun, lulusan
SMP atau sederajat yang karena faktor ekonomi, geografi, sosial, budaya, waktu,
kesempatan sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan
menengah.
Dadang juga mengatakan, sejak dibukanya SMA Terbuka dan SMK
PJJ saat ini sudah ada 32.360 peserta didik telah berjalan selama satu
semester. Para peserta didik itu terdiri dari 20.386 orang (63,4%) di SMAT dan
11.786 orang (36,6%) di PJJ pada SMK.
Adapun sistem
pembelajarannya dibedakan dengan sekolah reguler. Pembelajaran memanfaatkan
media digital yang dapat diakses melalui jaringan internet. Waktu tatap muka
hanya 2 hari dalam seminggu yaitu Sabtu dan Minggu. Sedangkan tempat belajarnya
(TKB) dapat dilakukan dimana saja, bahkan guru (Guru Bina dan Tutor) yang
mendatangi TKB, jelas Dadang.
Sementara itu Dedeh Suatini dalam penjelasannya mengatakan,
layananan SMA terbuka diperuntukan bagi
siswa/i yang akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi ; Siswa yang sudah menikah
atau bekerja, dan tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi; dan Siswa yang tidak
akan melanjutkan ke Perti dan tidak bekerja.
Adapun PPDB SM Terbuka dilakukan melalui cara Partisipatif (Melibatkan
peranserta semua steak holders Penidikan); Proaktif dan inisisatif (Proses pelaksanaan menjemput
Calon peserta didik ); Akuntabilitas (Proses
dan hasil dapat dipertanggungjawabkan) dan
Tidak Diskriminatif (Tidak membeda bedakan suku, ras,
agama, status sosial ekonomi dan disabilitas sesuai ketentuan perundang
undangan yang berlaku). Selain
itu sekolah induk dapat membina SMA Terbuka sebanyak 3 TKB (TKB1, 2, 3), jelas
Dedeh.
Dedeh juga mengatakan, keberhasilan SMA Terbuka dan SMK PJJ bukan hanya tanggungjawab
pemerintah semata tapi
tentunya tidak terlepas dari peran serta masyarakat, dunia usaha, tnadasnya.
(sein/die).
0 Komentar