Cianjur.Swara Wanita.
Untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di pedesaan, BKKBN dan Kementerian Pertanian
mensinergikan program bersama dengan me-launching program “Bekerja” atau Bedah
Kemiskinan Rakyat Sejahtera.
Program ini merupakan program
pemberdayaan masyarakat padat karya berbasis pertanian yang menyasar
keluarga-keluarga prasejahtera, yang akan menjangkau 1.000 desa di 100
kabupaten dan menargetkan dapat menyentuh 16 juta keluarga pra sejahtera
Menteri Pertanian, Amran Sulaiman
saat pencanangan program ini di Desa Cikencana, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten
Cianjur pada Senin (23/4/18) menjelaskan bahwa penanganan kemiskinan melalui
program ini dilakukan melalui solusi yang menyeluruh, mulai jangka pendek,
menengah hingga jangka panjang.
Untuk jangka pendek, keluarga pra
sejahtera akan diberikan bantuan bibit sayuran yang bisa dipanen dalam waktu
tiga bulan. Untuk jangka menengah diberikan bantuan berupa hewan ternak ayam
atau kambing, dimana ayam misalnya sudah bisa bertelur saat berumur enam bulan
atau untuk dikembangbiakkan. Sementara untuk jangka panjang bantuan berupa
bibit tanaman buah-buahan seperti jeruk dan durian.
Amran juga menjelaskan bahwa
sumber pembiayaan program ini dilakukan melalui efisiensi sejumlah pos anggaran
di beberapa kementerian/lembaga, terutama dengan memotong sejumlah anggaran
perjalanan dinas para pejabat.
Sementara Plt Kepala BKKBN,
Sigit Priohutomo mengatakan bahwa program Bekerja ini juga diarahkan pada
penanganan dan pencegahan stunting yang kini marak di Indonesia. Stunting
merupakan gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi sejak bayi dalam
kandungan hingga bayi berusia dua tahun setelah kelahiran atau dikenal dengan
istilah 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
Stunting sendiri bukan sebatas
pada pertumbuhan fisik yang kerdil, tetapi lebih dikhawatirkan pada dampak
kecerdasan yang kurang dan kualitas kesehatan yang rendah yang mudah sakit-sakitan
hingga usia dewasanya nanti.
Jumlah 1.000 desa di
100 kabupaten yang menjadi sasaran program ini menurut Sigit juga merupakan
lokasi dimana kasus-kasus stunting teridentifikasi. Dengan demikian menurutnya,
program “Bekerja” ini juga harus dapat mengawal para ibu hamil dan bayi sampai
berusia dua tahun dengan menjamin asupan gizi seimbang dan air susu ibu (ASI).
Menurut Sigit, upaya
pencegahan stunting 70 persennya justru bergantung pada faktor lingkungan,
termasuk didalamnya penyediaan pangan. Dengan demikian bantuan yang diberian
pada program “Bekerja” ini diharapkan selain dapat meningkatkan kesejahteraan
keluarga, tapi juga dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Berdasarkan keterangan dari
pemerintah setempat, di Kabupaten Cianjur saat ini terdapat 273 ribu keluarga
pra sejahtera. Sementara dari data BKKBN kasus stunting di Kabupaten Cianjur
terdapat 10 desa di 8 kecamatan. (die)
0 Komentar