Jokowi Soroti Banyak Anak Penderita Stunting Di Jabar




Sukabumi.Swara Wanita.

Jokowi mengingatkan agar kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) lebih otimal untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Terutama memberikan gizi tambahan pada anak dan Bayi Dibawah Lima Tahun (Balita).

“Terutama bagi ibu-ibu yang memiliki bayi harus diukur, khusus pertumbuhannya. Jangan sampai anak kita menderita stunting atau kerdil,” katanya, Minggu (8/4/2018). 

Hal tersebut diungkapkan Joko Widodo di sela-sela kegiatan kunjungan dua hari di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Kali ini ia didampingi Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Nila F. Moeloek melakukan kunjungan meninjau langsung kegiatan petugas pelayanan terpadu (Posyandu) di lapangan Pasapen yang berada tidak jauh dari  Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bantargadung di Kampung Pasapen, Desa Bantargadung, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi.

Kegiatan juga dihadiri, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan dan Bupati Sukabumi, Marwan Hamami dihadiri seribu ibu hamil dan anak-anak yang tersebar di tujuh desa di Kecamatan Bantargadung.

jOKOWI menegaskan untuk tidak hanya menimbang bayi. Tapi juga dilakukan pendataan perkembangan kesehatan ibu hamil dan balita.

“Langkah yang dilakukan petugas kesehatan di  diposyandu harus dilakukan secara rutin  seminggu sekali atau sebulan dua kali  bagi anak–anak. Demi kesehatan anak kita, ibu hamil dan anaknya harus datang ke posyandu untuk menimnang dan melihat perkembangan,” katanya dikutip pikiran-rakyat.com.

Bila langkah terus menerus dilakukan, menurut Jokowi, pertumbuhan  gizi anak-anak bisa diukur. Termasuk secara proaktif ibu-ibu secara rutin memeriksa kesehatannya.

“Tidak hanya bagi ibu hamil bisa memberi tambahan tablet penambah darah. Tai makanan bergizi untuk anak-anaknya,” katanya

Jokowi mengatakan, keberadaan petugas Posyandu dan PKK harus senantiasa memberikan pelayanan  konseling kepada ibu hamil. Terutama kepada  seluruh orangtua yang  memiliki anak. 

“Pemberian pemahaman pentingnya asupan makanan bergizi, termasuk ASI sangat penting,” katanya.

Selain itu, kata Joko Widodo,  sejumlah makanan bergizi sangat mudah diperoleh. Makanan lokal-lokal bisa diperoleh muda disekitar lingkungan masyarakat. Pentingnya mengkonsumsi asupan makanan bergizi lokal harus terus menerus di sampaikan kepada petugas posyandu dan PKK. Terutama saat ibu hamil dan warga yang memilik  balita

Mengkonsumsi kancang hijau, telur, ikan, susu, sayur dan buah, kata Joko Widodo,  harus disampaikan secara terus menerus oleh kader Posyandu dan PKK. Kunci kesehatan, kecerdasan, kepandaian, dan kepintaran serta masa depan bisa ditentukan saat di berada dikandungan.

“Terutama usia anak setahun, dua tahun masa emas. Jangan sampai dilewatkan. Nanti anak anak kita kekurangan gizi. Saya minta PKK dan Posyandu bergerak dan terus mengkampanyekan,” katanya.

Selain mengunjungi Posyandu, Jokowi yang melakukan kunjungan dengan menggunakan kendaraan roda dua itu, juga melakukan peninjauan proyek dana desa padat karya di Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu. Selain itu, ia meninjau kegiatan serupa perbaikan irigasi di Desa Pasir Suren, Kecamatan Palabuhanratu.

Bahkan Jokowi didampingi para menteri nan pejabat sempat beristirahat dan  membagi-bagikan sembako kepada warga di Tepat Pelelangan Ikan di Darmaga Palabuhanratu.

Di Jawa Barat, data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat,  jumlah anak penderita stunting relatif masih sangat tinggi. Dari dua puluh tujuh kota dan Kabupaten, sebanyak delapan kota dan kabupaten memiliki prevalenting stunting 2017 lalu, berkategoti tinggi.

Tidak hanya Kabupaten Sukabumi, tapi Kabupaten Cianjur, Purwakarta, Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Majalengka, Kota dan kabupaten Tasiklamaya.

“Bahkan Kabupaten Garut masuk kategoti sangat tinggi hingga mencapai 43,2 persen. Jumlah seluruh stunting di jabar mencapai 29,2 persen,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, Dodo Suhendar.

Dodo Suhendar mengatakan kasus stunting ini latar belakangnya hampir sama dengan gizi buruk. Kondisi ini ditentukan dengan asupan gizi dan lingkungan tempat tinggal ibu ketika kehamilan. Kondisi tersebut disebabkan h ketidakmampuan orang tua dalam masalah materi dan pendidikan sehingga menyebabkan pola asuh yang salah serta daya dukung lingkungan yang kurang memadai.

“Seperti lingkungan yang mempengaruhi anak menjadi sering sakit-sakitan karena airnya tidak bersih dan udara kotor,” katanya.

Dodo mengatakan, Dinkes Jabar telah mentergetkan jumlah dapat ditekan  hingga  menjadi 25 hingga 20 persen  ditahun mendatang. Upaya pencegahan tidak hanya pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, tapi pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil. “termasuk melakukan serangkaian kosnseling dan edukasi tentang IMD dan Asi Eksklusif,” katanya.

Selain itu, kata Dodo Suhendar, melakukan pemeriksaan ibu hamil sesuai standar, pelaksanaan kelas ibu, pemanfaatan buku KIA hingga pendeteksi dini dan tumbuh kembang balita. Tapi yang lebih penting membiasakan  PHBS. Pemberian obat cacing pada anak usia 1-12 Tahun. 
“Kamipun melakukan sweeping pemberian vitamin A pada balita. Hingga  menyediakan jamban sehat dan ketersedian air bersih,” katanya.

Posting Komentar

0 Komentar