BANDUNG, SWARAWANITA.NET -
BKKBN Pusat mengadakan
Workshop Penyusunan dan Pemanfaatan Grand Design Pembangunan 5
Aspek ke dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah/ Rencana Kerja Pemerintah Daerah bagi 171 Daerah Provinsi , Kabupaten Dan Kota Dalam Momentum Pilkada Serentak
Tahun 2018. Acara ini diadakan di Prama Gand Preanger , 1-5 Mei 2018 yang
diikuti dari Regional I.
Acara ini
diisi dengan laporan panitia penyelengara Direktur Pemaduan Kebijakan
Pengendalian Penduduk BKKBN, Sambutan
Pembukaan Oleh Kepala BKKBN yang diwakili oleh sekkretaris BKKBN H.Nafrijal,
SP.MA serta Keynote Speech Tema : Kependudukan Dan Pembangunan di Provinsi Jawa
Barat oleh Sekda Jabar Iwa Karniwa , dihadiri juga oleh Kepala BKKBN Perwakilan
Jawa Barat Drs. Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd. serta perwakilan dari Regional I,
Kepala DP3AKB Jabar Ir.Poppy Sophia Bakur, M.Ep.
Dalam
sambutannya Sekretaris BKKBN H.Nafrijal, SP.MA menuturkan bahwa workshop
penyusunan dan pemanfaatan grand desain pembangunan Kependudukan dalam perencanaan pembangunan daerah ini
dilaksanakan di Jawa Barat karena Jawa Barat merupakan barometer dan merupakan Provinsi yang terbanyak
penduduknya, bukan saja barometer
seperti ini banyak hal seperti Kampung KB yang fokuskan untuk mengentaskan
kemiskinan melalui Program KB, terus kita kembangkan di Jawa Barat, serta namanya
Perda Ketahanan Keluarga kita akan berpatokan disana karena program KB seperti penggunaan kontrasepsi, batasan usia Pernikahan
menjadi penguatan penduduk yang berkualitas sejak hamil hingga melahirkan dan remaja-remaja di Jabar sangat aktif kita banyak belajar dilapangan untuk
dijadikan pijakan nasional ujarnya.
Sementara
itu Sekda Jabar Iwa Karniwa yang menjadi Keynote Speech Tema : Kependudukan Dan
Pembangunan di Provinsi Jawa Barat mengatakan mengingat pentingnya program
kependudukan , kita berkontribusi membantu pemerintah pusat dalam hal ini
BKKBN, khususnya Tim penggerak desa untuk memberikan penyuluhana kepada
masyarakat akan pentingnya pengendalian penduduk melalui program KB Berjalan
sejak tahun 1976, apalagi Jabar turut mendukung APBD untuk penggerak desa /penyuluh
KB sebanyak 2000 orang . Alhamdulillah apa yang kita lakukan sebagai kewajiban
Pemprov itu tepat adanya , pengendalian penduduk yang akhirnya bisa kita
rasakan.
Sekarang
Jabar bidang perekonomian diatas rata-rata , terjadi penurunan kemiskinan,
penurunan kesenjangan rasio.Program KB salah satu kewenangan wajib yang harus
kita lakukan salah satunya yang kongkrit kita menerjunkan 2000 orang penggerak
desa/ penyuluh kb sehingga masyarakat kesinambungan program yang baik akan
berjalan ujar Iwa.
Terkait
dengan bonus demografi yang harus kita optimalkan , kita dorong 10 ribu
wirausaha baru , yang pada akhirnya bonus demografi tidak sia-saia , penguatan
ekonomi , penduduk yang berkualitas , menurunkan tingkat pengangguran dan kita
dorong Kampung KB ujarnya.
Kepala BKKBN
Perwakilan Jawa Barat Drs. Sukaryo Teguh
Santoso, M.Pd.menuturkan Grand Desain kependudukan ada Peraturan
Presidennya , ini strategis karena kita
mengahadapi pilkada di 16 Kabupaten/Kota di Jawa Barat maksudnya konsep tentang
kependudukan termasuk indikatornya ini masuk dalam rencana strategis kedepan,
bila terpilih nanti di dalam RPJM nya 2019-2023. Beberapa indikatornya pernikahan, masuknya isu-isu kependudukan RPJM
ini penting sebagai dasar pembangunan , ini moment yang sangat penting sekali.
Kegiataan
ini para pihak yang terkait diberi wawasan . Kampung KB di Jabar sudah ada 1329
Target Tahun 2018. Diharapkan 1 kecamatan 1 Kampung KB sekitar 636 dan desa tertinggal 390 kira-kira
sekitar 50 persen .Kita akan push terus di Jawa Barat tidak saja dari APBN
saja, pembangunan berkat juga dari partisipasi masyarakat ,dan APBD
Kabupaten/Kota jauh lebih besar. Kedepan Kampung KB dibentuk kelembagaannya
juga agar dikelola dengan baik sehingga keluarga dan masyarakat yang ada di kampong itu merasakan manfaatnya Program
KB. Sekarang ini sebagaian masyarakat Jabar sudah sadar akan Program KB sebesar
63,6 persen pada Tahun 2017,hal ini
menunjukan angka kelahiran menurun di Jawa Barat sebagai penduduk di Indonesia,
otomatis secara Nasional juga menurun ujarnya (diah)
0 Komentar