Bandung, Swara Wanita
Setelah mendapatkan predikat Kota Layak Anak (KLA) tingkat
Madya, Kota Bandung kini tengah berusaha meraih predikat tingkat Nindya.
Artinya, Kota Bandung tengah berusaha menjadi semakin layak untuk anak.
"Alhamdulillah, tahun lalu Kota Bandung langsung menerima
predikat tingkat Madya. Tahun ini kami harap mendapat tingkat Nindya,"
tutur Kepala Bidang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak Dinas Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota
Bandung, Eem Sukaemah, pada kegiatan Bandung Menjawab di Taman Sejarah Kota
Bandung, Kamis (19/7/2018).
Eem mengungkapkan, suatu kota berpredikat layak anak jika bisa
memberikan rasa aman, nyaman, bebas diskriminasi dan eksploitasi. Jika suatu
kota sudah layak anak, maka kota tersebut bisa layak untuk semua.
"Memang untuk menghilangkan diskriminasi dan ekspolitasi
anak itu sulit. Namun salah satu indikator penilaian KLA adalah penanganan yang
dilakukan pemerintah,"ujar Eem.
Eem menjelaskan, untuk memenuhi hak anak, Pemerintah Kota
(Pemkot) Bandung terus berupaya memberikan yang terbaik. Pemkot Bandung telah
membuat berbagai kebijakan untuk menghadirkan kota yang nyaman bagi anak.
Kebijakan tersebut mencakup 6 klaster tumbuh kembang anak, yakni
klaster kelembagaan, klaster hak sipil dan kebebasan, klaster lingkungan
keluarga dan pengasuhan alternatif, klaster kesehatan dasar dan kesejahteraan.
Sedangkan dua klaster lainnya yaitu klaster pendidikan pemanfaatan waktu luang
dan kegiatan budaya, serta klaster perlindungan khsusus.
Pada klaster hak sipil dan kebebasan, Pemkot Bandung memberikan
ruang kepada Forum Anak Kota Bandung untuk turut merencanakan pembangunan.
Mereka dilibatkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat
Kota Bandung.
Selain itu, Pemkot Bandung memenuhi hak kependudukan anak dengan
menerbitkan akta kelahiran dan Kartu Identitas Anak melalui sistem jemput bola.
Klaster kedua adalah kesehatan dasar dan kesejahteraan. Pada
klaster ini, Pemkot Bandung menyediakan akses kesehatan untuk anak. Pemkot
Bandung memperbanyak Puskesmas yang bisa melayani rawat inap dan melakukan
berbagai inovasi kesehatan lainnya.
“Pemkot Bandung memang memberikan perhatianyang besar bagi
anak-anak. Karena ini berkaitan dengan masa depan mereka,” katanya.
Eem menambahkan, anak merupakan mata rantai manusia yang sangat
menentukan wujud dan kehidupan suatu bangsa pada masa depan.
“Kita berusaha menyiapkan generasi muda yang berkualitas sebagai
penerus dan pewaris bangsa,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaaan dan Perlindungan
Perempuan DP3APM Kota Bandung, Diden Siti Sondari menegaskan, Pemkot Bandung
terus berupaya untuk memberikan perhatian khusus bagi anak- anak maupun
keluarga.
Menurutnya, dari segi pendidikan karakter, Pemkot Bandung telah menggulirkan
program Magrib Mengaji untuk memastikan anak-anak mendapatkan wawasan
keagamaan. Setiap hari seusai salat Magrib, anak-anak pergi ke masjid untuk
mengaji dan mendapatkan pendidikan akhlak.
“Dengan menciptakan berbagai kegiatan maka peran anak
dilingkungan semakin produktif,” katanya.
Berkaitan peringatan Hari Anak Nasional, Pemkot Bandung akan
mengelar Hari Anak Nasional di Taman Lalu Lintas pada 9 Agustus mendatang.
Peringatan Hari Anak Nasional tingkat Kota Bandung ini mengusung tema "Menciptakan
Anak yang Genius". Harapannya, peringatan tersebut menjadi inspirasi dan
motivasi para orang tua untuk lebih meningkatkan kepedulian pada pemenuhan
kebutuhan dan perlindungan anak-anak. **Red
0 Komentar