Bandung, Swara Wanita
Hari ini, Senin (9/7/2018), Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung
telah mengumumkan hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2018. Pemkot
Bandung mengumumkannya melalui situs PPDB Kota Bandung.
Terhadap pengumuman tersebut, Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil
menegaskan, pilihan sekolah negeri manapun di Kota Bandung merupakan pilihan
terbaik. Ia mengingatkan agar para orang tua siswa tak perlu khawatir akan
kualitas sekolah anaknya.
"Kualitas pendidikan di Kota Bandung itu naik. IPM (Indeks
Pembangunan Manusia) di bidang pendidikannya aja lebih dari 90. Artinya,
bersekolah di mana saja di Kota Bandung kualitasnya saya jamin salah satu yang
terbaik di Indonesia," ucap Ridwan di salah satu rumah makan di Bandung.
Adapun kepada calon siswa yang belum bisa diterima di sekolah
negeri, Ridwan berharap tidak berkecil hati. Sebab, kuota sekolah negeri memang
terbatas. Hanya tersedia sekitar 16.628 kursi di jenjang SMP negeri untuk
sekitar 27.828 calon peserta didik.
"Inilah PR (Pekerjaan Rumah) besar negara bahwa sekolah
negeri memang terbatas. Semua berlomba-lomba ingin masuk sekolah negeri.
Sementara jumlah terbatas. Untuk itu tugas kita memeratakan kualitas sehingga
tidak ada lagi istilah sekolah favorit," katanya.
Pria yang akrab disapa Emil ini menilai, masalah bisa muncul
karena paradigma orang tua masih ada klasifikasi sekolah favorit dan tidak
favorit. Pemkot Bandung terus berupaya menghilangkang paradigma tersebut.
"Padahal kita sudah me-rolling guru-guru terbaik se-Kota
Bandung, me-rolling kepala sekolah yang teladan se-Kota Bandung, sehingga mau
sekolah di mana saja kualitasnya harusnya sama," imbuh pria jebolan
Institut Teknologi Bandung itu.
Kendati demikian, ia berusaha memfasilitasi seluruh kepentingan
masyarakat dengan prinsip yang berkeadilan. Pemkot Bandung melalui Dinas
Pendidikan telah membuat kebijakan agar setiap siswa memperoleh perhatian
dengan membuat berbagai jalur masuk, seperti jalur Rawan Melanjutkan Pendidikan
bagi siswa kurang mampu, jalur prestasi, jalur akademik, dan jalur zonasi.
"Tentulah setiap orang punya harapan dan cita cita, tapi
kan dimensi pendidikan tidak semata mata kepintaran saja tapi rasa
keadilan," ujarnya.
Ia pun mempersilakan kepada pihak-pihak yang merasa belum puas
terhadap hasil PPDB untuk menyampaikan aspirasinya di saluran-saluran yang
sudah disediakan. Setiap sekolah membuka meja pengaduan untuk calon orang tua
siswa yang menemui kendala. Bahkan, Emil tak keberatan jika ada pelaporan
tindakan kecurangan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Dinamika selalu ada tapi Pemkot Bandung mencoba semaksimal
mungkin bersikap adil. Oleh karena itu kalau ada kekurangpahaman atau
kekurangpuasan kita ada lembaga pengaduan yang insya Allah akan
memfasilitasi permasalahan itu secara aturan dan regulasi," tuturnya. **Red
0 Komentar