Bandung,.Swara
Wanita.
Pangdam
III/Siliwangi Mayjen TNI Besar Harto Karyawan, S.H., M.Tr. (Han) ambil
bagian dalam pertemuan dengan para Pimpinan Perusahaan yang berada di DAS
Citarum, dalam rangka mencari solusi percepatan pembenahan Sungai
Citarum.
Pemerintah melalui
Kementerian Koordinator bidang Maritim, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan
Kodam III/Siliwangi, terus berkomunikasi dan berkoordinasi untuk merealisasikan
Percepatan revitalisasi Sungai Citarum sesuai amanat dalam Perpres No. 15 Tahun
2018.
Kali ini
melibatkan beberapa Perusahaan, terutama yang memanfaatkan aliran Sungai
Citarum. Pertemuan antara Kementrian Koordinator bidang Maritim, Kementerian
Perindustrian dan Perdagangan dengan Perusahaan di DAS Citarum digelar di
Hotel Hilton Bandung, Selasa (1/8).
Pada kesempatan
tersebut, Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa, "
akibat dari 34.000 ton limbah industri masuk ke Sungai Citarum, maka 30 juta
orang masyarakat disekitar bantaran Sungai Citarum akan terkena dampaknya
".
" Dari
hasil penelitian IPB Bogor, banyak kerusakan dan pencemaran, hampir semua
ikan tidak layak untuk dimakan, orang yang makan, atau minum air yang bersumber
dari Sungai Citarun, disinyalir akan terkena penyakit kuntet "
tuturnya.
Untuk itu secara
tegas Luhut menekankan, " agar semua pihak harus mulai mengikuti aturan
", tegasnya.
Sedangkan
Pejabat Gubernur Jawa Barat Komjen Pol Mochamad Iriawan, mengingatkan
kembali bahwa, " berdasarkan Perpres No. 15 tahun 2018 Tentang
Percepatan Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum,
maka pengelolaan bantaran Sungai Citarum yang merupakan sumber kehidupan bagi
35 juta jiwa harus benar-benar dilaksanakan sesuai aturan
karena
jika DAS Citarum rusak maka akan merugikan kehidupan.
“Perlu upaya
semua peduli, tidak begitu sulit, yang sulit di cegah masih ada beberapa
ratus Pabrik yang membuang limbahnya ke Sungai” ujar Iriawan.
Dari laporan
yang didapatnya, ternyata masih terdapat pabrik yang tidak terdeteksi saat
membuang limbahnya.
Lebih lanjut PJ.
Gubernur Moch. Iriawan mengatakan bahwa kegiatan pembersihan dan pembenahan
tidak saja dilakukan di sepanjang DAS Citarum, tetapi juga dilakukan di
daerah Hulu, yaitu di Situ Cisanti dan daerah sekitarnya. Di Situ Cisanti
tumbuhan ganggang akan dibersihkan, dan akan terus dilakukan
pembibitan pohon-pohonan yang nantinya akan ditanam di sekitar wilayag
tersebut. Diperkirakan sekitar 125 juta pohon dalam kurun 7 tahun akan
tertanam. Iriawan menyayangkan karena saat ini masih terdapat alih fungsi lahan
yang kurang tepat, yaitu dipergunakan untuk tanaman sayur, kentang dan akan di
ganti menjadi kopi atau peternakan seperti Oxbow di Bale Edah. Maka masih
banyak industri yang menyumbang sampah dan limbah ke DAS Citarum.
Salah satu upaya
untuk mengatasi permasalahan, berkaitan dengan keberadaan perusahaan yang
menyumbang limbah ke Sungai Citarum, maka Ketua Apindo Pusat Sanny Inskandar,
dengan merujuk pada PP no. 24 tahun 2009 dan UU
Perindustrian, yang didalamnya mengatur tentang relokasi, maka untuk itu
Apindo siap sediakan lahan kawasan idustri. Diupayakan lokasi dan harga
serta infra strukturnya cukup. Tetunya berikut pengaturan tata ruang baik,
pointnya pengendalian kawasan lingkungan, waste water, power plan, yang
bermuara di instalasi pengolahan limbah, dengan hanya melalui satu
outlet.
Tentunya masih
banyak cara lain dalam upaya percepatan pembenahan Sungai Citarum ini, selain
penegakkan aturan, seperti Investasi dengan memanfaatkan teknologi ramah
lingkungan, dengan mempekerjakan tenaga lokal,membangun induatri hulu
hilir, ataupun memacu menjadikan DAS Citarum menjadi Turis
destinasi. Dengan memperbaiki infra struktur tentunya akan meningkatkan
industri pariwisata.
Hadir ada acara
Audiensi tersebut Menko Maritim, Pangdam III/Siliwangi, Kapolda Jabar, PJ
Gubernur, Dirjen PPI Kementrian Perindustrian, Para Stake Holder serta para
Pimpinan Perusahaan.
(Pendam
III/Siliwangi)
0 Komentar