BANDUNG.SWARAWANITA
NET.-Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan program Sekolah
Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta) untuk menekan tingginya
angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Jabar.
Peluncuran program Sekoper Cinta yang digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Minggu 16 Desember 2018 itu dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Yohana Susana Yambise.
Ridwan Kamil menjelaskan, Sekoper Cinta merupakan wadah bagi perempuan Jabar untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman serta diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup mereka. Sekoper Cinta juga sebagai upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan peran, akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat antara perempuan dan laki-laki di semua bidang.
"Angka perceraian karena kekerasan di Jawa Barat tinggi. Lalu, dari hasil statistik, saat saya mengawali jabatan sebagai Gubernur 29 persen anak terpapar potensi stunting. Jadi, anaknya kurang gizi, perceraian banyak," ungkap Gubernur yang akrab disapa Emil itu dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/12/2018).
Karena itu, melalui program Sekoper Cinta hasil kerja sama dengan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), kaum perempuan, terutama yang sudah menikah akan mendapatkan pendidikan dan penguatan dimana 60 persen materinya adalah ilmu keluarga yang tidak sederhana.
"Di Bogor, upaya ini telah dicoba dan sukses menekan perceraian dan KDRT," kata Emil.
Emil melanjutkan, Pemprov Jabar akan mewajibkan seluruh kabupaten/kota di Jabar untuk menerapkan program Sekoper Cinta. Peluncuran Sekoper Cinta, kata Emil, juga menjadi rangkaian program quick win 100 hari kerja Gubernur Jabar.
"Diwajibkan. Tugas gubernur adalah menstandardisasi hal baik, bukan hanya di-launching di satu/dua kota, tapi akan dimonitor di seluruh wilayah. Itu tugas saya," tegas Emil.
Peluncuran program Sekoper Cinta ini dirangkaikan juga dengan kegiatan Pameran/Expo UKM Perempuan dan Festival Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Ibu ke-90 Tingkat Nasional Tahun 2018 yang digelar oleh Kementerian PPPA RI.
Menteri PPPA Yohana Susana Yambise menilai, program Sekoper Cinta bisa menjadi role model bagi daerah lain di Indonesia karena sesuai dengan misi kementeriannya dalam mengakhiri kesenjangan ekonomi perempuan, perdagangan manusia, termasuk KDRT.
"Saya mengucapkan apresiasi karena telah me-launching bersama Sekoper Cinta dan ini sangat berhubungan dengan program kita di 2019," katanya.
Dia melanjutkan, terdapat 65 juta keluarga di seluruh Indonesia. Menurutnya, anak menjadi bagian anggota keluarga yang bisa memutus mata rantai KDRT dan perceraian. Karena itu, Yohana mengajak membangun keluarga hebat demi mewujudkan negara yang kuat.
"Kita harus kuatkan, kita usahakan supaya anak-anak kita ini yang memutuskan mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan mata rantai kekerasan dalam bentuk perceraian," tandasnya.
Untuk diketahui, Sekoper Cinta dilatarbelakangi oleh tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jabar, terutama di Kabupaten Indramayu, Subang, Cirebon, Kuningan, Cianjur, Sukabumi, Bekasi, Garut, Ciamis, Sumedang, dan Kota Depok.
Selain itu, gizi buruk pada balita juga mempengaruhi tingginya prevalensi stunting di Jabar yang mencapai 29,2 persen, terutama di Garut, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Tasikmalaya, Kuningan, Cirebon, Sumedang, Indramayu, Subang, Karawang, Bandung Barat, dan Majalengka.
Tingginya perceraian di Jabar juga menjadi alasan hadirnya Sekoper Cinta. Ada lebih dari 33.000 kasus perceraian disebabkan oleh faktor ekonomi dan tingginya perkawinan anak, terutama di Kabupaten Indramayu, Garut, Sukabumi, Cianjur, Bekasi, Subang, dan Karawang. Selain itu, kasus tindak pidana perdagangan orang/TPPO (human traficking) di Jabar juga terbilang tinggi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar Poppy Sophia Bakur mengatakan, target peserta Sekoper Cinta adalah perempuan dengan usia di atas 18 tahun.
"Melalui Sekoper Cinta, perempuan diharapkan punya ketahanan di keluarganya, kemudian mampu memanfaatkan peluang, baik di dalam maupun di luar lingkungannya, dan membuka akses ekonomi," sebutnya.
Sebagai tahap awal pelaksanaan Sekoper Cinta, akan digelar training of trainer (TOT) untuk fasilitator dan relawan. TOT akan difasilitasi oleh DP3AKB Jabar kepada leader champion yang dipilih mewakili kecamatan di seluruh kabupaten/kota di Jabar.
Selanjutnya, leader champion ini akan menjadi agen utama pembentukan sekolah perempuan di tingkat desa/kelurahan di 27 kabupaten/kota.(hms)
Peluncuran program Sekoper Cinta yang digelar di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Minggu 16 Desember 2018 itu dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Yohana Susana Yambise.
Ridwan Kamil menjelaskan, Sekoper Cinta merupakan wadah bagi perempuan Jabar untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman serta diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup mereka. Sekoper Cinta juga sebagai upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan peran, akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat antara perempuan dan laki-laki di semua bidang.
"Angka perceraian karena kekerasan di Jawa Barat tinggi. Lalu, dari hasil statistik, saat saya mengawali jabatan sebagai Gubernur 29 persen anak terpapar potensi stunting. Jadi, anaknya kurang gizi, perceraian banyak," ungkap Gubernur yang akrab disapa Emil itu dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/12/2018).
Karena itu, melalui program Sekoper Cinta hasil kerja sama dengan Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS), kaum perempuan, terutama yang sudah menikah akan mendapatkan pendidikan dan penguatan dimana 60 persen materinya adalah ilmu keluarga yang tidak sederhana.
"Di Bogor, upaya ini telah dicoba dan sukses menekan perceraian dan KDRT," kata Emil.
Emil melanjutkan, Pemprov Jabar akan mewajibkan seluruh kabupaten/kota di Jabar untuk menerapkan program Sekoper Cinta. Peluncuran Sekoper Cinta, kata Emil, juga menjadi rangkaian program quick win 100 hari kerja Gubernur Jabar.
"Diwajibkan. Tugas gubernur adalah menstandardisasi hal baik, bukan hanya di-launching di satu/dua kota, tapi akan dimonitor di seluruh wilayah. Itu tugas saya," tegas Emil.
Peluncuran program Sekoper Cinta ini dirangkaikan juga dengan kegiatan Pameran/Expo UKM Perempuan dan Festival Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Hari Ibu ke-90 Tingkat Nasional Tahun 2018 yang digelar oleh Kementerian PPPA RI.
Menteri PPPA Yohana Susana Yambise menilai, program Sekoper Cinta bisa menjadi role model bagi daerah lain di Indonesia karena sesuai dengan misi kementeriannya dalam mengakhiri kesenjangan ekonomi perempuan, perdagangan manusia, termasuk KDRT.
"Saya mengucapkan apresiasi karena telah me-launching bersama Sekoper Cinta dan ini sangat berhubungan dengan program kita di 2019," katanya.
Dia melanjutkan, terdapat 65 juta keluarga di seluruh Indonesia. Menurutnya, anak menjadi bagian anggota keluarga yang bisa memutus mata rantai KDRT dan perceraian. Karena itu, Yohana mengajak membangun keluarga hebat demi mewujudkan negara yang kuat.
"Kita harus kuatkan, kita usahakan supaya anak-anak kita ini yang memutuskan mata rantai kekerasan terhadap perempuan dan mata rantai kekerasan dalam bentuk perceraian," tandasnya.
Untuk diketahui, Sekoper Cinta dilatarbelakangi oleh tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jabar, terutama di Kabupaten Indramayu, Subang, Cirebon, Kuningan, Cianjur, Sukabumi, Bekasi, Garut, Ciamis, Sumedang, dan Kota Depok.
Selain itu, gizi buruk pada balita juga mempengaruhi tingginya prevalensi stunting di Jabar yang mencapai 29,2 persen, terutama di Garut, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Tasikmalaya, Kuningan, Cirebon, Sumedang, Indramayu, Subang, Karawang, Bandung Barat, dan Majalengka.
Tingginya perceraian di Jabar juga menjadi alasan hadirnya Sekoper Cinta. Ada lebih dari 33.000 kasus perceraian disebabkan oleh faktor ekonomi dan tingginya perkawinan anak, terutama di Kabupaten Indramayu, Garut, Sukabumi, Cianjur, Bekasi, Subang, dan Karawang. Selain itu, kasus tindak pidana perdagangan orang/TPPO (human traficking) di Jabar juga terbilang tinggi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar Poppy Sophia Bakur mengatakan, target peserta Sekoper Cinta adalah perempuan dengan usia di atas 18 tahun.
"Melalui Sekoper Cinta, perempuan diharapkan punya ketahanan di keluarganya, kemudian mampu memanfaatkan peluang, baik di dalam maupun di luar lingkungannya, dan membuka akses ekonomi," sebutnya.
Sebagai tahap awal pelaksanaan Sekoper Cinta, akan digelar training of trainer (TOT) untuk fasilitator dan relawan. TOT akan difasilitasi oleh DP3AKB Jabar kepada leader champion yang dipilih mewakili kecamatan di seluruh kabupaten/kota di Jabar.
Selanjutnya, leader champion ini akan menjadi agen utama pembentukan sekolah perempuan di tingkat desa/kelurahan di 27 kabupaten/kota.(hms)
0 Komentar