TANGERANG.SWARAWANITA NET.- Menteri Komunikasi dan Informatika
(Menkominfo), Rudiantara secara resmi membuka acara Sinergi Aksi Informasi dan
Komunikasi Publik (SAIK) 2018, di Tangerang, Banten, Senin (3/12/2018).
Pembukaan dilakukan Menkominfo melalui video taping.
Dalam pidato
pembukaannya, Menkominfo mengatakan, dalam penyampaian informasi ke masyarakat
membutuhkan cara yang efektif. “Salah satu cara yaitu dengan menggunakan budaya
seperti wayangan dan sebagainya. Cara ini lebih efektif agar masyarakat
terhindar dari berita hoaks," katanya.
SAIK 2018
berlangsung dua hari, 2 - 4 Desember 2018 di Hotel Novotel, Tangerang.
Pertemuan yang mengambil tema "Sinergi Indonesia Menuju Era Komunikasi
4.0" ini, dihadiri sebanyak 2.570 peserta dari 34 Provinsi, 416
Kabupaten dan 94 Kota di Indonesia.
SAIK 2018 juga
ditandai dengan penyelenggaraan pameran di Lapangan Ahmad Yani, Festival Media
Pertunjukan Rakyat Tingkat Nasional 2018, Parade Peserta Festival Media
Pertunjukan Rakyat Tingkat Nasonal 2018, plenary session, public exposes and
public service exhibitions, pertemuan Bakohumas Tingkat Nasional 2018, dan
puncaknya diisi dengan penyerahan penghargaan Anugrah Media Humas (AMH) 2018.
Pembukaan SAIK
dihadiri Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko dan Dirjen Informasi dan Komunikasi
Publik Kementerian Kominfo Niken Widiastuti.
Moeldoko pada
acara tersebut, juga menyampaikan keynote speach berujudul "GPR di Era
Komunikasi 4.0". Selain Moeldoko, narasumber pada hari pertama adalah,
Menteri Pariwisata Arief Yahya, Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko
Sulistyo, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Niken
Widiastuti, Wakil Badan Ekonomi Kreatif Ricky Joseph Pesik, Wali Kota Tangerang
Arief R. Wismansyah, praktisi media sosial Nukman Lutfie, praktisi media Prita
Laura, Staf Khusus Presiden RI Adita Irawati, dan Pemimpin Redaksi Kompas Wisnu
Nugroho.
Moeldoko dalam
paparannya mengatakan, era informasi digital saat ini memberikan kecepatan
sekaligus akses terhadap berbagai informasi setiap hari. Namun pada saat yang
sama memberikan persoalan baru, terutama menyangkut kreadibilitas berita.
Tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adala, membangun ruang publik yang
sehat dan bebas dari ketakutan.
"Saat ini,
di Indonesia terdapat 143 juta pengguna internet. Artinya, lebih dari separuh
penduduk Indonesia sudah mengakses internet. Dari jumlah itu, 130 juta
penggunanya sangat aktif media sosial di Indonesia," katanya.
Berdasarkan data
Nielsen Media Consumer View tahun 2017 lalu, lanjutnya, penetrasi internet di
Indonesia telah mencapai 44% populasi dibandingkan dengan TV (96%), Media luar
ruang (53%), radio (37%), surat kabar (7%) serta tabloid dan majalah (3%).
Angka ini mengalami lonjakan luar biasa dibandingkan dengan tahun 2012 yang
saat itu baru mencapai 26%.
“Kita tahu bahwa
ini merupakan tempat bersemainya berbagai berita hoax,” katanya.
Moeldoko
menyebutkan bahwa demokrasi dan peradaban yang baik membutuhkan ruang publik
yang sehat, yang memberi kesempatan pada nilai-nilai yang luhur untuk menjadi
dasar dalam setiap dialog dan pengambilan keputusan.
“Hoax tidak
hanya merugikan pemerintah tapi juga demokrasi dan peradaban kita mundur jauh,”
tegas Moeldoko.
Dalam kesempatan tersebut Moeldoko juga
menyampaikan berbagai cara yang sudah dilakukan pemerintah dalam membangun
ruang publik yang sehat. Membentuk UU ITE, bekerja sama dengan platform media
sosial untuk menghentikan portal yang menyebabkan berita hoaks, melibatkan
masyarakat dengan membentuk komunitas yang memerangi hoaks, dan memberikan
literasi media kepada masyarakat (hms)
0 Komentar