BANDUNG.SWARAWANITA NET,-Tasikmalaya menjadi lumbung
suara bagi Partai Persatuan Pembangunan di Jawa Barat . Terbukti dengan setiap
berlaga di Pemilihan Legislatif partai berlogo ka’bah ini bisa merajai kursi legislatif.
Pada
Pemilihan Legislatif 2014, PPP mendapatkan kursi terbanyak di Tasikmalaya yaitu
10 kursi, dan di 2019 PPP pun menargetkan kembali menang telak di
Tasikmalaya. Prestasi yang dilakukan PPP di Tasikmalaya ini pun tidak hanya
pada Pileg 2014, tetapi pada Pilpres 2014 pun PPP mampu memenangkan
Prabowo-Hatta Rajasa menang 70%.
Peta
Perpolitikan berubah pada Tahun 2019. Apakah PPP mampu mempertahankan prestasi
tersebut, yakni memenangkan Pileg terutama Pilpres 2019 yang arah dukungannya
bukan lagi berlabuh pada Prabowo yang bersanding dengan Sandiaga, tetapi ke
Joko Widodo dengan KH Ma'ruf Amin.
Mempertahankan
prestasi PPP di Tasikmalaya tersebut tentu bukan perkara mudah. Terutama dalam
memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin di kantong-kantong pemilih loyalis Prabowo di
Tasikmalaya.
Tentunya
hal ini menjadi pekerjaan berat bagi PPP, yaitu berusaha keras mengubah
pandangan politik masyarakat Tasikmalaya terutama pemilih loyalis Prabowo untuk
memilih Jokowi-Ma’ruf Amin.
Diakui
oleh Wakil Ketua DPW PPP Jabar, sekaligus Anggota TKD Jabar Jokowi-Ma’ruf Amin,
Uu Ruzhanul Ulum bahwa mengubah pandangan politik pemilih loyalis Prabowo di
Tasikmalaya yang merupakan basis kuat 02 menjadi pekerjaan berat bagi PPP.
Perlu
manuver politik mumpuni bagi PPP untuk membalikkan keadaan, yakni Tasikmalaya
bukan lagi basis kuat Prabowo Subianto melainkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf
Amin.
“Ada
sedikit kesulitan bagi kami (PPP) untuk mengubah pandangan politik pemilih
loyalis Prabowo. PPP harus benar-benar menjelaskan Jokowi lebih baik
dibandingkan Prabowo,” tuturnya, kepada wartawan Kamis (14/2).
Lalu
bagaimana manuver politik yang akan digunakan PPP? Uu menjelaskan, bahwa untuk
saat ini dirinya memilih untuk lebih masif lagi sosialisasikan Jokowi-Ma'ruf
Amin di Tasikmalaya terutama wilayah yang menjadi kantong pemilih loyalis
Prabowo.
Diakui
Uu, pada Pilpres 2014 dirinya menjadi salah satu tim sukses Prabowo-Hatta
Rajasa di Tasikmalaya. Sehingga sangat tahu medan di Tasikmalaya,
titik-titik mana saja yang menjadi kantong pemilih loyalis Prabowo yang perlu
diubah. Sayangnya, Uu enggan menjelaskan lebih detail titik-titik mana yang
menjadi kantong pemilih loyalis Prabowo tersebut.
“Saya
sudah memerintahkan para kader dan caleg PPP untuk door to door ke rumah pemilih terutama pemilih
loyalis Prabowo untuk mengkampanyekan Jokowi-Ma'ruf, dan ini sifatnya wajib
bagi caleg PPP,” jelas Uu.
Selain
fokus memasifkan sosialisasi Jokowi-Ma'ruf di kantong-kantong pemilih loyalis
Prabowo. PPP pun akan menerapkan hukuman bagi kader struktural dan kultural
yang berani membelot masih memilih Prabowo-Sandiaga. Hukuman dikeluarkan dari
struktur kepengurusan dinilai menjadi kebijakan yang tidak main-main yang akan
diterapkan bagi kader PPP yang berani membelot.
“Kader
PPP wajib mensosialisakan Jokowi-Ma'ruf Amin di Tasikmalaya. Ini menjadi
tanggung jawab kader PPP (baik yang jadi caleg ataupun tidak). Tidak mungkin
berani kader PPP memilih atau mengkampanyekan capres dan cawapres yang tidak
diusung dan didukung PPP (Prabowo-Sandiaga),” terang Uu.
Sedangkan
untuk simpatisan PPP, karena tidak ada hukuman yang dapat diberlakukan PPP
memilih untuk lebih keras meyakinkan bahwa Jokowi-Ma'ruf Amin lebih baik
dibandingkan Prabowo-Sandiaga, dan selama ini cukup terbukti efektif.
Menurut
Uu, kebijakan yang mewajiban dan pemberlakukan hukuman bagi kader PPP yang
membelot dinilai sangat efektif dan menjadi modal PPP untuk memenangkan
menjadikan Tasikmalaya lumbung suara Jokowi-Ma’ruf Amin. Alasannya, kembali
kepada modal PPP yang merupakan satu-satunya partai Islam yang didalamnya
terdiri dari berbagai organisasi masyarakat Islam. Ada NU, Muhammadiyah dan
Ormas Islam lainnya yang tentunya memiliki massa bisa mempengaruhi peningkatan
perolehan suara 01.
“PPP
ini satu-satunya partai Islam dari berbagai Ormas Islam, dan kami yakin selain
menjadi kader PPP yang memiliki kewajiban memilih Jokowi-Ma’ruf Amin secara
keanggotaan Ormas-nya akan memilih 01,” kata dia (die)
0 Komentar