JAYAPURA.SWARAWANITA NET,-Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise mengunjungi korban
bencana banjir bandang Sentani, tepatnya di posko pengungsian Gedung Olahraga
Toware, Kabupaten Jayapura. Menteri Yohana ingin melihat langsung dan
memastikan proses pemulihan trauma pasca bencana pada perempuan dan anak sudah
berjalan dengan semestinya.
Sebagai langkah cepat tanggap,
Menteri Yohana telah menginstruksikan deputi terkait untuk terlebih dahulu
melihat langsung kondisi perempuan dan anak pasca bencana banjir di Sentani.
Sejumlah bantuan spesifik anak pun telah diberikan diantaranya, susu, makanan
dan perlengkapan bayi, pakaian anak, mainan anak, dan perlengkapan mandi.
Selain itu diberikan juga kebutuhan spesifik perempuan seperti, pakaian daster,
susu ibu hamil dan lansia, selimut, keperluan spesifik perempuan dan lansia,
dan makanan.
“Memberikan bantuan pokok
memang penting, namun memastikan agar perempuan dan anak tetap dapat hidup
layak dan tidak mengalami trauma pasca bencana juga tidak kalah penting.
Kegiatan rehabilitasi psikologis dan pemulihan trauma pasca bencana dapat
dilakukan dengan mengajak anak untuk bermain, bernyanyi, bercerita, dan berdoa
bersama sebab anak harus tetap merasakan senang, aman, dan nyaman walaupun
dalam kondisi pasca bencana,” ujar Mama Yo saat mengunjungi salah satu posko
pengungsian tepatnya di Gedung Olahraga Toware, Toware, Jayapura (31/3).
Pada kesempatan yang sama,
Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kemen PPPA, Vennetia R Dannes
mengatakan kehadirannya untuk memastikan kondisi perempuan dan anak pada proses
rehabilitasi, serta tak lupa juga untuk memastikan bahwa kebutuhan khusus
perempuan dan anak sudah terpenuhi dengan baik.
"Proses pemulihan trauma
pasca bencana menjadi penting, mengingat mereka harus kembali melanjutkan
kehidupannya setelah bencana ini. Oleh karena itu, kami membawa psikolog khusus
perempuan dan anak agar dapat memberikan pemulihan dan pemahaman tentang
bagaimana agar dapat bangkit dari bencana," tambah Vennetia.
Berdasarkan data dari BNPB hingga
akhir 2019, masih ada 5.347 jiwa yang tersebar di 21 titik posko pengungsian.
Mayoritas korban yang masih ada di pengungsian merupakan korban dari meluapnya
Danau Sentani. Sedangkan di posko pengungsian Gedung Olahraga Toware, jumlah
pengungsi yang masih bertahan sebanyak 532 jiwa, mayoritas mereka berasal dari
Distrik Sentani. Adapun jumlah pengungsi perempuan sebanyak 130 jiwa, laki-laki
sebanyak 146, dan pengungsi anak sebanyak 226 jiwa.
Menteri Yohana menambahkan
kondisi Indonesia yang berada pada lingkaran rawan bencana membuat kita harus
selalu waspada dan siap menghadapi bencana, khususnya perempuan dan anak yang
rentan mengalami kejahatan saat situasi darurat dan kondisi khusus.
"Selain itu, untuk mencegah terjadi bencana seperti ini lagi saya kira
kedepannya perlu ada gerakan untuk pelestarian lingkungan, seperti gerakan 1000
perempuan dan anak menanam pohon bersama."
0 Komentar