BANDUNG.SWARAWANITA NET,-Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan (Dispusip) Kota Bandung menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD)
"Penelusuran Arsip Cikapundung Sebagai Tempat Ikonik Bersejarah dan Tokoh
Emma Poeradiredja", Selasa (6/8), di Aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
(Dispusip) Kota Bandung.
Kegiatan dibuka oleh Kepala Bidang Pengelolaan Kearsipan Dispusip
Kota Bandung, Endrawati Padmadisastra yang dilanjutkan dengan pembukaan oleh
Asisten Pemerintahan dan Kesra, Priana Wirasaputra sekaligus membacakan
sambutan Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung.
FGD dihadiri sejumlah pejabat Dispusip, perwakilan perangkat
daerah terkait seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota
Bandung, Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Bandung, Dinas Komunikasi dan
Informasi (Diskominfo) Kota Bandung, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung,
Bandung Planning Planning Galery, Museum Sejarah Bandung, dan Bagian Humas
Setda Kota Bandung.
FGD bertujuan untuk bertukar data dan informasi tentang sumber
sejarah Cikapundung sebagai tempat ikonik bersejarah di Kota Bandung dan Emma
Poeradiredja. Selain itu, untuk menggali dan menyediakan data informasi tentang
Cikapundung sebagai ikonik bersejarah dan Emma Poeradiredja. FGD juga menerima
masukan untuk pengembangan kota dalam pembangunan ke arah yang kebih baik.
Narasumber FGD adalah, Een Herdiani (Lektor Kepala Institut Seni
dan Budaya Indonesia/ISBI), Rachmat Kurnia atau Rachmat Leuweung (DPKLTS
Indonesia dan KPLH Belantara), Iip D. Yahya (Peneliti Paguyuban Pasundan),
Abdur Rauf Hamidi (Arsiparis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi
Jawa Barat), dan Miftahul Falah (Departemen Sejarah dan Fisiologi Fakultas Ilmu
Budaya Unpad) dengan Iwan Suyatman sebagai moderator.
Plh. Wali Kota dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Asisten
Pemerintahan dan Kesra, Priana Wirasaputra mengatakan, dinamika kehidupan Kota
Bandung tidak terlepas dari sejarah, yang sebagian diantaranya menjadi fondasi
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
"Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi acara FGD ini,
terutama untuk menggali dan mengolah data serta informasi yang dibutuhkan untuk
memperkaya khazanah catatan peristiwa yang relevan," katanya.
Kota Bandung, lanjutnya, memiliki nilai arsip yang luar biasa,
baik dalam konteks penelitian maupun sebagai referensi pembangunan Kota Bandung
kedepan. Maka sudah saatnya pemkot mengelola arsip dengan baik, karena perannya
sebagai salah satu tulang punggung penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
serta sebagai bahan pertanggungjawaban generasi sekarang kepada generasi di
masa yang akan datang.
Mengingat perannya tersebut, maka pengelolaan arsip dan catatan
sejarah Cikapundung sebagai tempat ikonik bersejarah di Kota Bandung dan Emma
Poeradiredja harus dilakukan secara profesional yang esensinya adalah, dalam rangka
melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.
Sementara itu, FGD menghasilkan antara lain, perlu adanya kajian
ulang untuk membahas hasil dan tindak lanjut penelusuran sumber sejarah
Cikapundung serta naskah sumber hasil kajian harus dipublikasikan ke
masyarakat.*
0 Komentar