BANDUNG.SWARAWANITA
NET,-Para Pedagang Kaki Lima (PKL) Cicadas mulai membongkar
lapaknya sendiri, Senin (12/8/2019) malam. Pembongkaran ini merupakan bagian
dari penataan PKL di kawasan tersebut.
Pembongkaran kios PKL di sepanjang
kalan Ahmad Yani ini dimulai dari ujung sebelah timur di dekat belokan Jalan
Cikutra. Sebelumnya, para pedagang telah lebih dulu mengamankan barang
dagangannya.
Salah seorang pedagang di Cicadas, Asep
Lukman Nulhakim sangat menyambut antusias pembongkaran ini. Bersama pedagang
lainnya, ia ikut membongkar lapak-lapak PKL. Pria yang kesehariannya berjualan
pakaian ini mengaku penataan di kawasan Cicadas sudah dinantikan oleh para
pedagang.
"Karena ini sudah kesepakatan para
pedagang dengan pemerintah kota. Kami menyambut baik, ini kan renovasi
istilahnya," ucap Asep di sela-sela pembongkaran kios PKL Cicadas di Jalan
Ahmad Yani, Bandung, Senin (12/8/2019) malam.
Asep yang sudah berjualan sejak 1998
silam ini paham bahwa penataan ini merupakan solusi jangka pendek Pemkot
Bandung. Karena pada akhirnya para PKL harus mengikuti aturan jika terpaksa
direlokasi.
Setidaknya, Asep merasa tenang karena
pendekatan persuasif Pemkot Bandung membuat para pedagang merasa terakomodir.
"Tadinya mau dipindahkan,
barangkali lahannya belum tersedia. Sekarang direnov dulu biar rapih. Kalau pun
dipindahkan, pedagang minta yang di sekitar Cibeunying kidul. Banyak pedagang,
warga di sekitar sini juga," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Paguyuban PKL Cicadas,
Suherman ikut merasa lega lantaran rencana penataan kios akhirnya bisa
terealisasi. Perbincangan intensif sejak akhir 2018 ini akhirnya membuahkan
hasil.
"Proses ini sudah berjalan lama,
karena dengan kedatangan awal Kang Yana (Yana Mulyana). Bagi kami adalah satu
anugrah. Sekarang akhirnya bisa terlaksana makanya kami sambut baik," kata
Suherman.
Dengan pengerjaan secara bertahap,
Suherman menyatakan para pedagang akan menyesuaikan waktu dengan Pemkot Bandung
untuk membongkar lapaknya. Sehingga kegiatan berjualan bisa tetap berlangsung.
"Pokoknya sejak 2002 itu setelah
zaman Pak Aa Tarmana (Wali Kota Bandung 1998-2003) ini pakai tenda. Dan sampai
sekarang baru ditangani lagi oleh Pemkot. Sekarang kami hanya mengikuti, kalau
dari Pemkot siap, ya kami bongkar," jelasnya.
0 Komentar