BANDUNG.SWARAWANITA NET,-Upacara penurunan bendera di Balai Kota Bandung tidak hanya
berlangsung dengan khidmat tetapi juga meriah. Hal itu karena banyak warga yang
hadir mengikuti acara.
Salah satu masyarakat umum yang hadir
adalah Kurniawan, warga asal Kopo yang sengaja datang ke Balai Kota Bandung. Ia
memboyong istri dan dua anaknya.
“Ramai tetapi tetap khidmat. Di sini
kalau hari-hari biasa saja sudah ramai sekarang malah lebih ramai lagi,” ucap
Kurniawan di Plaza Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Sabtu (17/8/2019).
Kurniawan menyatakan sudah tak asing
lagi dengan upacara pengibaran dan penurunan bendera. Namun, ia menilai,
upacara penurunan bendera di Plaza Balai Kota ini terasa sangat berbeda.
“Ini memang lebih ramai, lebih banyak
yang ikut upacaranya," akunya.
Sementara itu, momentum upacara
penurunan bendera di Plaza Balai Kota ini juga menjadi ajang reuni bagi mantan
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kota Bandung.
“Sekalian siltuarahmi, 17-an (Agustus)
ini juga jadi ajang reuni kami. Ya sekalian nostalgia merasakan atmosfir
upacara,” kata Yulianti Rahayu, Purna Paskibraka Kota Bandung tahun 2007.
Yulianti menilai upacara penurunan
bendera secara seremoni terus mengalami peningkatan positif. Selain itu,
kualitas yang ditunjukan oleh adik-adiknya di Paskibraka juga kian rapi.
“Kalau dulu biasanya tidak tersusun
seperti sekarang. Terlihat rapih, padahal peserta lebih banyak. Jadi lebih
semangat walaupun sore, dan lebih awal mulainya jadi tidak 'ngaret' sampai ke
magrib gitu,” terangnya.
Hal senada juga diutarakan oleh Yessi
Yosiana, Purna Paskibraka Kota Bandung angkatan 2005. Sambil menggendong bayi,
dia masih datang ke Balai Kota untuk bisa merasakan kembali suasana upacara
penurunan bendera di peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.
“Dulu kalau sore anak sekolah saja. Sekarang
dinas dan sama warga juga, lebih ramai. Tetap tertib dan teratur, tapi memang
lebih meriah terasa 17 Agustusannya kaya pagi saja,” kata Yessi.
0 Komentar