MATARAM.SWARAWANITA NET,-Pemerintah Republik Islam Afghanistan terus berupaya memajukan
negara dan kaum perempuannya meski negaranya masih dilanda perang. Salah
satunya dengan belajar tentang Industri Rumahan (IR) dari Indonesia.
Deputi Deputi bidang Teknis dan Kebijakan Kementerian Urusan Perempuan
Republik Islam Afghanistan, Spozhmai Wardak mengemukakan hal ini dalam
penutupan Second Workshop on Women Economic Empowerment for Afghanistan
dan Pertemuan Tim Pengarah di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat malam
(08/11).
“Di workshop ini kami dapat mengambil pelajaran dari keberhasilan
Indonesia dalam memberdayakan perempuan, dan kami mendapat hal-hal
positif. Ketiga negara (Indonesia – Jerman - Afghanistan) juga sepakat
akan mengambil langkah konkrit untuk pemberdayaan ekonomi perempuan di
Afghanistan ke depan. Keberhasilan workshop ini sangat penting bagi
negara dan perempuan Afghanistan,” ujar Deputi bidang Teknis dan
Kebijakan Kementerian Urusan Perempuan Republik Islam Afghanistan,
Spozhmai Wardak.
Workshop ini merupakan bagian dari program Kerja Sama Triangular
antara Indonesia – Jerman - Afghanistan untuk Pemberdayaan Ekonomi
Perempuan melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Kemen PPPA) dan Kementerian Urusan Perempuan, Republik Islam
Afghanistan dan Pemerintah Jerman melalui Geselleschaft fur
Internationale Zussammenarbeit (GIZ). Tujuannya untuk menyusun dan
memperdalam konsep pemberdayaan ekonomi perempuan yang berada dalam
struktur patriarki dan konservatif.
Asisten Deputi Kesetaraan Gender Bidang Kemen PPPA, Muhammad Ihsan
menjelaskan dalam workshop kedua ini peserta mempelajari laporan kondisi
ekonomi perempuan di Samangan, Afghanistan (daerah percontohan) sebagai
tindak lanjut workshop sebelumnya, “Workshop Development Women
Empowerment Through Home Industry in Indonesia” yang digelar pada Juli
2019 di Yogyakarta.
“Laporan ini mendiskusikan 4 isu terkait pemberdayaan ekonomi
perempuan yang ingin dipelajari oleh Afghanistan yaitu produksi dan
pengemasan, pemasaran atau marketing, akses dan keuangan, serta aspek
sosial budaya dalam sistem patriarki,” kata Asisten Deputi Kesetaraan
Gender Bidang Kemen PPPA, Muhammad Ihsan.
Peserta workshop terdiri dari perwakilan Kementerian Urusan
Perempuan, Republik Islam Afghanistan yaitu Deputi bidang Teknis dan
Kebijakan sebagai ketua delegasi, dua direktur, satu perwakilan dari
Provinsi Samangan, dan staf bidang Monev. Kegiatan yang berlangsung
sejak 4 November 2019 ini juga didukung oleh Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
“Kami hadirkan banyak narasumber seperti TGH M. Subhi Sasaki,
berbagai praktisi dan fasilitator IR di NTB, Koperasi Syariah,
Bukalapak, serta berkunjung ke lokasi yang relevan seperti Balai
Kemasan. Kiranya bisa menginspirasi pihak Afghanistan tentang bagaimana
menjalankan home industry development,” kata Ihsan.
0 Komentar