BANDUNG.SWARAWANITA NET,- Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang tengah
digiatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendapat perhatian dunia.
Rencananya, Wali Kota Bandung, Oded M. Danial akan mempresentasikan
program tersebut dalam konferensi internasional di London, Inggris dan
Dubli, Irlandia pada Maret 2020 mendatang.
City Lead Partnership For Healthy Cities of Bandung, Nina Mana Rosana
menyatakan, pada pertemuan di London akan dihadiri oleh 54 wali kota
dari 38 negara yang tergabung dalam program Partnership For Healthy
Cities.
Rencananya, wali kota bersama rombongan akan presentasi di Dublin,
Irlandia pada 9-11 Maret 2020. Kemudian berlanjut ke London, Inggris
pada 12-13 Maret 2020.
"Ke Dublin itu konferensi dunia ke-18 tentang kesehatan paru-paru.
Selanjutnya ke London, wali kota diundang Michael R. Bloomberg dari WHO
dan Wali Kota London," kata Nina di Pendopo Kota Bandung, Jalan Dalem
Kaum, Senin (4/11/2019).
Nina menuturkan, pada pertemuan di London nanti ada 10 tema yang akan
menjadi fokus pembahasan. Pemkot Bandung akan menyuarakan isu perihal
Create of Smoke Free City dengan implementasinya melalui program KTR.
Menurut Nina, program KTR ini menjadi program andalan Pemkot Bandung.
Bahkan, dukungan program ini bukan hanya gerakannya saja namun sudah
mengarah pada pembuatan regulasi berupa peraturan daerah (Perda).
"Pelaksanaanya mulai kampanye dan sosialisasi KTR. Termasuk
memfasilitasi keberadaan satgas KTR. Lalu memfasilitasi penyusunan
naskah akademik dan Raperda KTR. Nanti kalau udah jadi perda langsung
penegakannya, insyaallah," paparnya.
Nina memprediksi, rancangan Perda KTR ini baru bisa dibahas pada 2020
mendatang oleh anggota DPRD Kota Bandung. Namun, Perda KTR akan terus
didorong secara prioritas agar segera disahkan.
Menurutnya, poin utama dari Perda KTR ini mengatur tempat bagi para
perokok. Tujuan utamanya yakni menyelamatkan masyarakat yang tidak
merokok agar jangan sampai terpapar oleh asap rokok.
"Raperda ini sebetulnya hanya mengatur orang supaya tidak merokok di
sembarang tempat. Diharapkan kalau sudah teratur, mudah-mudahan bisa
berhenti. Paling tidak, kalau merokok itu tidak merugikan orang lain,"
ujarnya.
Sejak pertama kali dibentuk pada Februari 2018 silam, Nina
menyebutkan Satgas KTR sudah menyatroni 1.587 titik untuk melakukan
kampanye bebas asap rokok. Sosialisasi ini juga ditandai dengan
penempelan stiker penanda KTR.
"Hasilnya, menurut survei terakhir tingkat kepatuhan dari 4,5 persen
naik menjadi 10,40 persen. Harapannya, kalau sudah jadi perda bisa naik
signifikan," katanya.
0 Komentar