Sinergi Masyarakat Kunci Kemajuan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

SEMARANG.SWARAWANITA NET,-Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyelenggarakan acara Workshop Pengembangan Industri Rumahan (IR) 2019 yang bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan model pengembangan IR sejak 2016 di 21 Kabupaten/Kota, membangun sinergi antar berbagai pihak, serta mendapatkan langkah-langkah strategis dan konkrit dengan membangun koordinasi di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten terkait peningkatan pemberdayaan ekonomi perempuan khususnya melalui IR.

Pada 2018, Buku Pembangunan Manusia Berbasis Gender (PMBG) menunjukkan bahwa pada 2017, nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) perempuan lebih rendah dibandingkan IPM laki-laki, yaitu 68,08 berbanding 74,85. Selain itu, angka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan juga lebih rendah yaitu 51% dibandingkan TPAK laki-laki yang mencapai 82%.

“Sejauh ini sudah banyak kementerian/lembaga (K/L), maupun lembaga masyarakat, dan dunia usaha yang telah melakukan berbagai upaya pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi. Tapi mengapa capaian perempuan, terutama di bidang ekonomi tidak juga membaik? Kunci jawaban dari semua itu adalah Sinergi,” tegas Asisten Deputi Kesetaraan Gender Bidang Ekonomi, M. Ihsan dalam sambutannya pada acara Workshop yang dihadiri perwakilan 21 kab/kota wilayah model IR dan 34 provinsi.

M. Ihsan menegaskan untuk mendukung program pemberdayaan perempuan melalui pengembangan IR di seluruh wilayah Indonesia, Kemen PPPA tidak dapat melakukannya sendiri, mengingat keterbatasan kewenangan dan sumber daya. Seluruh pihak harus bisa membangun budaya kerja sinergi dengan menyepakati kelompok sasaran yang menjadi target dan lokusnya. Kemudian semua pihak masuk dengan programnya masing-masing sesuai kapasitas dan kewenangannya. Tidak lupa juga dipantau proses pelaksanaannya sehingga dengan demikian, hasil pelaksanaannya dapat dilihat dengan konkrit dan nyata.

Dukungan program pemberdayaan ekonomi bagi perempuan sebenarnya telah dilakukan oleh beberapa K/L, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, serta Kementerian BUMN melalui program CSR atau program unggulan dari masing-masing BUMN, seperti Permodalan Nasional Madani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar), Rumah Kreatif BUMN dan sebagainya.

“Di samping itu, hasil evaluasi pelaksanaan model pengembangan IR yang sudah berjalan selama 3 (tiga) tahun, menunjukkan bahwa sebagian besar perempuan pelaku IR merasakan manfaat dari program tersebut. Penghasilan dan omset mereka meningkat, usaha berkembang lebih maju dan status ekonomi keluarga pun meningkat, dan yang terpenting kepercayaan diri mereka untuk melakukan usaha dan berkelompok jauh meningkat,” terang Ihsan.
Hal tersebut diperkuat dengan pengalaman yang dibagikan pelaku, tim pelaksana dan tim pendamping IR di 3 (tiga) wilayah, yaitu Kabupaten Rembang, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Lampung Timur. 

“Setelah mendapat pelatihan IR berupa cara mengolah makanan, mengemas, memasarkan, mengikuti pameran, manajemen keuangan. Saya juga diberikan bantuan alat produksi berupa pisau set, tatakan besar, box ikan, dan lain-lain. Alhamdulllah ada kemajuan yang saya rasakan, omset meningkat, sekarang saya punya tempat jualan di pasar, bisa menabung, dan bisa merenovasi rumah. Terima kasih Industri Rumahan,” tutur pelaku IR penghasil krupuk ikan, ikan asap, dan ikan pindang asal Kabupaten Rembang, Rohati (51).

Rohati merupakan satu dari ribuan pelaku IR yang merasakan manfaat pengembangan model IR. Selain Rohati, ada tim pelaksana IR kabupaten Wonosobo yang juga merupakan Kepala Bidang pada Dinas PPPA Kabupaten Wonosobo, Umi Rahayu. “Wonosobo merupakan kabupaten termiskin di Jawa Tengah dan merupakan wilayah kantong TKI, inilah mengapa Wonosobo menjadi lokasi prioritas IR. Sampai 2019, ada 790 pelaku IR dengan total 150 IR di 11 kecamatan dan 12 desa di Kab. Wonosobo. Jenis usaha yang diproduksi sebagian besar adalah olahan makanan,” terang Umi.

Beberapa lembaga masyarakat dan dunia usaha juga turut serta memberikan dukungan program kemitraan dalam peningkatan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui IR, seperti PNM Meekar, Gojek, XL Axiata, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), Bank Mandiri, dan Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komputer Indonesia (APTIKOM).
“Acara Workshop hari ini diselenggarakan dalam rangka menyambut Peringatan Hari Ibu ke-91 yang akan dilaksanakan di Kota Semarang, Jawa Tengah pada 22 Desember 2019 mendatang. Kami harap acara ini dapat menjadi kegiatan permulaan yang bagus untuk mendorong kemajuan perempuan, tidak hanya dari sisi sosial, tapi juga di bidang ekonomi yang menjadi pintu masuk dalam memperkuat ketahanan keluarga. Peran ibu dan bapak  sama pentingnya dalam membangun pondasi ketahanan keluarga untuk memastikan aggota keluarga aman dan nyaman,” pungkas M. Ihsan.

Posting Komentar

0 Komentar