BANDUNG.SWARAWANITA NET,-Puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Kemanusiaan Adil Dan Beradab
berunjuk rasa di depan Kantor DPRD Provinsi Jawa Barat. Mereka mendesak
pemerintah Republik Indonesia melalui DPRD Provinsi Jawa Barat untuk
menghentikan penindasan kaum muslim di Uighur, Xinjiang, Tiongkok.
Pasalnya,
kaum muslim minoritas tersebut mendapatkan perlakuan yang tidak adil
dari pemerintah Republik Rakyat Tiongkok. Anggota DPRD Provinsi Jawa
Barat, Hasbullah Rahmat mengatakan, peristiwa penindasan kaum muslim
Uighur bukan kejahatan terhadap agama minoritas. Tetapi itu merupakan
kejahatan Hak Asasi Manusia (HAM) berat dan tidak manusiawi.
“Ini
bukan soal agamanya saja, tetapi tepatnya kejahatan manusia terhadap
manusia,” singkat Hasbullah saat menemui pengunjuk rasa di Jalan
Diponegoro no. 27, Kota Bandung, Senin (23/12/2019).
Dia
mencontohkan, di negara lain ada seekor binatang yang membunuh manusia
tetapi binatangnya tidak bunuh dengan alasan termasuk binatang yang
dilindungi. Namun, kaum Uighur adalah kalangan muslim yang juga
memerlukan perlakuan yang sama dengan muslim dibelahan bumi ini.
“Macan
yang membunuh manusia tidak dibalas dengan membunuh macannya, tetapi
ini manusia yang ditindak dengan cara digantung, dibakar dan sebagainya.
Dimana letak keadilan dan negara harus hadir di sini,” ucapnya.
Hal
ini, lanjut politisi dari fraksi PAN tersebut, tidak sejalan dengan
besarnya investasi RRT di Indonesia dalam semua bidang. Tentu pemerintah
RRT harus mendengarkan aspirasi dan penyataan sikap tentang kejahatan
yang dilakukan pemerintah RRT kepada kaum muslim Uighur. Selain itu,
Indonesia sebagai negara demokrasi yang memegang teguh dasar negara sila
kedua yakni kemanusiaan yang adil dan beradab.
“Ribuan
investasi yang ada di Indonesia dari RRT harus mendapatkan imbalan yang
seimbang, hentikan kekerasan di Uighur,” katanya.
Hal serupa
diperkuat anggota DPRD lainnya, Neng Madinah. Menurut dia, penindasan
yang dilakukan Pemerintah Tiongkok sangat tidak manusiawi. Bahkan untuk
pergi berhaji pun dilarang pemerintah lantaran terafiliasi dengan
teroris. Hal itu dinilai tidak memiliki kebebasan dalam bernegara dan
berbangsa.
“Sebagaimana kaum muslim, jika merasakan sakit dalam
badannya maka bagian badan lainnya akan merasakan sakitnya. Begitupun
dengan muslim di Uighur, kita juga turut merasakan penderitaan yang
dialami muslim Uighur,” katanya.
Karena itu, ia akan
menindaklanjuti aspirasi dari AKAB tersebut untuk disampaikan kepada
Presiden RI untuk menindaklanjuti dan menyatakan sikap bangsa Indonesia
terhadap kejahatan manusia yang dilakukan Pemerintah RRT.
“Sebagai
negara yang menjunjung tinggi perdamaian, kita harus mendesak
pemerintah untuk segera melakukan tindakan positif terhadap peristiwa
tersebut,“ tegasnya.(hms)
0 Komentar