Menteri
Bintang menambahkan jika dibandingkan dengan dahulu dimana perempuan
tidak memiliki kontrol atas dirinya dan menerima manfaat dari
pembangunan, kondisi saat ini sudah jauh berbeda. Meski demikian diakui
sampai saat ini masih banyak ditemui ketidakadilan terhadap perempuan di
Indonesia.
"Kita
akui sampai saat ini masih ditemui ketidakadilan pada perempuan seperti
pelabelan, beban ganda, subordinasi, dan marginalisasi baik di
masyarakat maupun di dalam keluarga. Hal-hal ini menjadi tugas bersama
untuk melawan ketidakadilan bagi perempuan agar nantinya kita bisa
membukakan jalan bagi generasi selanjutnya,” ujar Menteri Bintang.
Lebih
lanjut Menteri Bintang menyatakan Kongres Perempuan Indonesia Pertama
tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta sebagai tonggak awal perjuangan
kaum perempuan telah membukakan segala jalan bagi perempuan Indonesia ke
arah kemajuan. Kongres Perempuan memiliki tujuan yang sangat mulia,
yaitu untuk membukakan segala jalan bagi perempuan Indonesia kearah
kemajuan untuk menjalankan kewajibannya sebagai Ibu Bangsa.
Sementara
itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)
, Muhajir Effendi dalam sambutannya menyatakan kaum perempuan memiliki
keistimewaan karena sebagai penentu generasi Indonesia masa depan.
“Seribu
hari awal kehidupan seseorang ditentukan oleh seorang ibu. Itu sebabnya
saat ini pemerintah fokus pada masalah stunting yang menjadi tanggung
jawab bersama terutama kaum ibu, karena stunting terjadi sejak sebelum
anak dilahirkan. Di Indonesia dari setiap 10 balita terdapat 3 balita
yang mengalami stunting,”ungkap Muhajir.
Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) tahun ini
memperingati Hari Ibu (PHI) ke-91 dengan mengambil tema “Perempuan
Berdaya, Indonesia Maju”. Tema ini didasari oleh pengertian dan harapan
bahwa perempuan memiliki daya ungkit yang besar dalam peningkatan
kualitas hidup perempuan, sehingga harapan terwujudnya SDM yang
berkualitas dan berdaya saing dapat segera terealisasi. Hal-hal tersebut
menjadi fokus Pembangunan PPPA, sesuai dengan visi Presiden dalam
mewujudkan pembangunan SDM yang unggul.
Kemen
PPPA mengadakan serangkaian kegiatan PHI Tahun 2019 didasarkan pada
semangat perjuangan perempuan yang diharapkan dapat menginspirasi dan
memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan, baik pemerintah, elemen
masyarakat, dan juga dunia usaha, dan kelompok masyarakat, termasuk
lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.
Rangkaian
kegiatan tersebut meliputi Bincang Bintang (dialog Menteri Bintang
untuk meningkatkan ketrampilan wirausaha di perwakilan Indonesia barat,
Tengah dan Timur), SHEnergy Kreasi (dukungan bagi pemanfaatan platform
digital marketing dengan mengundang narasumber dari pengusaha startup),
Kompetisi Vlog Festival Perempuan Berdaya ( cerita keberhasilan mereka
yang didukung oleh keluarga dan lingkungan), Jalan Sehat Keluarga,
Ziarah di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Edu Aksi Anak
(kampanye pelestarian permainan tradisional dan literasi baca anak),
dan EduAksi pada Anak-Anak dan Keluarga yang dilakukan di RPTRA
Kalijodo, Nonton Bareng dan Ngobrol Penuh Inspirasi di Kawasan RPTRA
Rawa Badak Jakarta yang dilakukan dengan menyaksikan film “Surga Kecil
di Bondowoso” yang bercerita tentang edukasi kepada ibu-ibu di daerah
pinggiran dimana dalam keluarga semua, baik ayah, ibu dan anak harus
berbagai peran.
Tahun ini Kemen PPPA memberikan penghargaan khusus kepada 3 ( tiga) kepala desa yang memiliki anggaran desa yang responsif gender. Ketiga kepala desa tersebut adalah:
1. Muhammad Yamani, Kades Swarga Bara, kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Tim
2. Pipit Haryanti, Kades Lambangsari, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
3. Muhammad Safi Blesia, Kepala Kampung Kwade, Kecamatan Moraid, kabupaten Tambrauw, Propinsi Papua Barat.
Penghargaan
diberikan oleh Ibu Wakil Presiden, Wury Ma’ruf Amin yang hadir dalam
PHI. Ketiga kepala desa tersebut akan diikutkan dalam siding tahunan
CEDAW ( Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination
Against Women) yang akan berlangsung bulan Maret.
Menteri
Bintang berharap akan lebih banyak lagi kepala desa yang memiliki
anggaran desa yang responsif gender sehingga makin banyak perempuan
mendapatkan hak-hak nya hingga di tingkat desa.
PHI
Ke – 91 ini selain dihadiri oleh Ibu Wakil Presiden, Menko PMK, juga
dihadiri oleh Menteri Kesehatan Dr.Terawan, Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah, Teten Masduki, Gabungan Ibu OASE – Kabinet Indonesia
Maju, Gubernur Jawa Tengah Ganjar, Pranowo dan Walikota se – Jawa
Tengah.
0 Komentar