BANDUNG.SWARAWANITA NET,-Posyandu Kota Bandung kini punya aplikasi digital
hasil inovasi dari Posyandu Teratai 2, Kelurahan Cisaranten Kulon,
Kecamatan Arcamanik. Aplikasi bernama e-Sipofpo (Sistem Posyandu 4.0)
tersebut diresmikan oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial pada acara
Sosialisasi Penggunaan Dana Hibah Revitalisasi Posyandu di Kota Bandung
Tahun 2020, di Sasana Budaya Ganesha, Rabu (19/2/2020).
Wali kota menuturkan, aplikasi itu akan menjadi katalisator untuk
membuat Posyandu Kota Bandung naik kelas. Hal ini penting, mengingat
Posyandu merupakan layanan kesehatan dasar yang dipadukan dengan layanan
perlindungan perempuan dan anak.
“Posyandu ini adalah garda terdepan di masyarakat yang akan menjaga generasi kita sehat dan kuat,” ujarnya.
Aplikasi Sipofpo ini berfungsi untuk mempermudah para kader Posyandu
dalam menyusun pelaporan. Selama ini, para kader harus menyusun laporan
secara manual sehingga seringkali lambat dan pelaporan pun menjadi
terhambat. Data yang dikirim tepat waktu akan melancarkan proses
perencanaan pembangunan.
“Selama ini manual, lama sekali. Dengan Sipofpo ini diharapkan bisa mempermudah mereka,” ujarnya.
Setidaknya, ada 6 fitur di dalam aplikasi yang diciptakan oleh tim
Posyandu Teratai 2 yang telah mendapat predikat Posyandu Terbaik Tingkat
Provinsi Jawa Barat tahun 2020. Fitur tersebut antara lain, penambahan
data balita, formulir penimbangan balita, menampilkan hasil SKDN (status
gizi balita), menampilkan NTOB, menampilkan KMS (Kartu Menuju Sehat)
balita, serta menghasilkan pengolahan data posyandu balita.
Selain meresmikan Sipofpo, wali kota juga menyerahkan secara simbolis
dana Hibah Revitalisasi Posyandu dari Provinsi Jawa Barat kepada para
Ketua Pokjanal (Kelompok Kerja Operasional) Posyandu kecamatan. Hibah
senilai Rp3,9 miliar itu untuk peningkatan kapasitas Poyandu dari
Mandiri menjadi Multifungsi.
Dana tersebut akan dibagikan kepada 1.978 Posyandu di 30 kecamatan
yang masing-masing akan mendapatkan Rp1.750.000. Dana hibah tersebut
juga dialokasikan untuk Pokjanal tingkat kota, Pokjanal tingkat
kecamatan, dan tingkat kelurahan.
“Ini sudah didistribusikan kepada Posyandu dalam rangka penguatan
baik dalam aspek lembaga maupun kualitas sumber daya dari kader Posyandu
itu sendiri. Bahkan kita dorong dari level Mandiri menjadi
Multifungsi,” jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna.
Posyandu Multifungsi tidak hanya akan melayani aspek kesehatan dasar
balita dan lansia, tetapi juga penguatan aspek sosial, seperti
konsultasi keluarga, perlindungan anak, dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan begitu, Posyandu di Kota Bandung menambah meja layanan menjadi
delapan meja.
“Nanti bukan hanya aspek kesehatan, tetapi juga fungsi sosial lain.
Pendidikan juga nanti di sana, aspek lainnya juga, dalam rangka
penyiapan membangun sumber daya manusia yang harus jauh lebih baik,
ditopang dengan program SAE, Sadayana ASI Eksklusif,” beber sekda.
Sedangkan Bunda Posyandu, Siti Muntamah menerangkan, program SAE
merupakan upaya untuk menurunkan angka stunting di Kota Bandung. Ia
menyatakan, ada 50.000 anak di Kota Bandung yang rawan stunting. Maka
pencegahan dan penanganan harus dilakukan segera, salah satunya oleh
Posyandu.
“Bandung SAE menjadi salah satu jawaban yang insyaallah harus kita
pegang kuat-kuat. Agar tidak ada anak di Kota Bandung yang tidak kita
persiapkan masa depannya,” tegas Siti.
Ia berharap, Posyandu bisa menjalankan perannya seoptimal mungkin
dalam membangun generasi yang sehat, berkualitas, serta bahagia. Hal itu
dimulai dari peningkatan kapasitas Posyandu, baik secara infrastruktur
maupun kapasitas sumber daya manusia.
“Unit Posyandu jadi tanggung jawab Pokjanal, kehadiran Posyandu harus
jadi perhatian. Saya menitipkan kepada para camat dan Sekcam untuk
terus memperhatikan kebutuhan Posyandu. Saya selalu berharap di tahun
mendatang Posyandu punya tempat yang layak sebagai pelayanan ibu dan
anak,” ucapnya.
0 Komentar