Hal tersebut didukung oleh Data BPS pada
2018, yang menunjukan jumlah perempuan Indonesia yaitu sebanyak
131.479.000 atau 49,77% dari jumlah penduduk keseluruhan. Angka ini
menunjukkan peran perempuan sangat potensial dalam memajukan pembangunan
dan bangsa. “Jika perempuan berdaya dapat menanamkan nilai-nilai
kebaikan kepada anak dalam keluarga sejak dini, maka dapat menjadi kunci
untuk melahirkan generasi bangsa yang berkualitas dan menjunjung tinggi
etika moral,” tegas Menteri Bintang.
Menteri Bintang menambahkan, saat ini
jumlah anak Indonesia mencapai sepertiga jumlah total penduduk yaitu
30,1% atau sekitar 79,55 juta jiwa (Profil Anak Indonesia, 2019). Pada
2030, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 321 juta jiwa
dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 209 juta jiwa. Artinya,
mereka yang berusia produktif tersebut, saat ini sebagian besar masih
berusia anak atau di bawah 18 tahun.
“Angka ini menggambarkan pentingnya
membangun generasi unggul karena anak menentukan keberhasilan suatu
bangsa di masa depan. Upaya tersebut akan terlaksana, jika keluarga
dapat memastikan terpenuhinya hak-hak dasar anak, seperti hak untuk
hidup, hak tumbuh dan berkembang, hak mendapatkan perlindungan dan hak
partisipasi,”
Menteri Bintang menegaskan keluarga
adalah tempat pendidikan utama dan pertama bagi anak yang menuntun anak
meraih masa depan lebih baik. Hal tersebut disebabkan karena baik fisik,
psikis, mental, moral maupun sosial pada anak, semua tumbuh di dalam
keluarga.
Lebih lanjut Menteri Bintang
menambahkan, sesuai arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, ada
lima isu prioritas kerja pemerintah terkait pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak. Salah satunya yaitu meningkatkan peran ibu dan
keluarga dalam pendidikan atau pengasuhan anak. “Isu prioritas ini
harusnya menyadarkan kita akan pentingnya kualitas perempuan sebagai ibu
dalam mewujudkan generasi unggul. Sejalan dengan tema kegiatan hari ini
yaitu Wanita Hindu Mandiri, Berdaya Mewujudkan Generasi Unggul,” terang
Menteri Bintang.
Menteri Bintang juga berpesan kepada
para Ibu yang tergabung dalam WHDI untuk lebih menjaga anak-anak dari
berbagai bahaya yang mengancam di era globalisasi seperti saat ini. Di
antaranya kejahatan di internet, maraknya narkoba, penyebaran hoax, dan
lain-lain. Menteri Bintang menegaskan perlunya sinergi kuat antar
pemangku kepentingan untuk menangani hal tersebut, sehingga hak-hak anak
dapat terpenuhi.
“Saya mengapresiasi WHDI sebagai lembaga
keagamaan yang telah berperan aktif memberdayakan perempuan dan
melindungi anak Indonesia. Selamat ulang tahun untuk WHDI dan PHDI, saya
harap keduanya dapat menjadi organisasi keagamaan yang terus
meningkatkan kualitas programnya, serta bergandengan tangan bersama
pemangku kepentingan lainnya untuk menjadikan perempuan Indonesia
berdaya dan membangun generasi emas Indonesia,” pungkas Menteri Bintang.
Ketua WHDI Pusat, Rataya B. Kencanawati
Suwisma menuturkan pada peringatan ulang tahun ke-32 ini, WHDI terus
meningkatkan peran wanita hindu dalam menyelenggarakan aspirasi
masyarakat serta meningkatkan moral bangsa khususnya generasi muda
Indonesia. “Kewajiban utama kita adalah menjadi ibu bangsa yang mengukir
generasi unggul, hal ini sejalan dengan tema acara hari ini,” ungkap
Rataya.
Ketua Umum Parisada Hindu Dharma
Indonesia (PHDI), Mayor Jenderal (Purnawirawan) Wisnu Bawa Tenaya
berpesan kepada seluruh orangtua agar dapat berperan kompak dan saling
melengkapi untuk menjadi teladan anak, sehingga ke depan anak akan
menjadi tangguh, siap berkompetensi dengan kualitasnya dan menjadi sosok
yang kuat. Wisnu juga menekankan pentingnya memberikan pendidikan agama
yang kuat bagi anak, mengajarkan anak untuk hidup sehat, serta menjaga
lingkungan hidup.
0 Komentar