“Kedatangan
kami untuk menyampaikan belasungkawa atas musibah yang menimpa
anak-anak SMPN 1 Turi, Sleman. Kami mengapresiasi upaya semua tim yang
terlibat dalam penanganan kejadian ini. Serta memastikan tim yang
terlibat memberikan perlindungan dan pendampingan secara optimal bagi
anak dan keluarga korban melalui dukungan psikososial hingga mereka
kembali pulih,” ungkap Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak dalam
Situasi Darurat dan Pornografi, Ciput Eka Purwianti di sela kunjungan
tim Kemen PPPA ke lokasi kejadian.
Pada
kunjungan tersebut, Asisten Deputi Bidang Perlindungan Anak dari
Kekerasan dan Eksploitasi, Valentina Gintings meminta kepada seluruh
tenaga pendidik dan orang dewasa lainnya untuk mengutamakan keselamatan
anak saat melaksanakan kegiatan di luar ruang. “Hal ini dapat dilakukan
melalui pelatihan mitigasi untuk meminimalisir bahkan meniadakan resiko
yang membahayakan anak. Anak harus benar-benar diawasi, dalam kondisi
tersebut satu pendamping setidaknya bertanggungjawab mengawasi lima
anak, khususnya dalam kegiatan di luar sekolah dengan jumlah siswa yang
luar biasa banyak” tegas Valentina.
Tim
Kemen PPPA bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Sleman
juga mendatangi rumah duka kedua korban untuk memberikan dukungan moril
kepada orangtua dan keluarga yang ditinggalkan.
DP3AP2KB
Kabupaten Sleman telah melakukan pendampingan psikologis pasca bencana
pada siswa-siswi penyintas dengan melibatkan 40 relawan anak yang
berasal dari Forum Anak, PIK-R, dan Saka Bencana yang sebelumnya diberi
pembekalan psikoedukasi dari HIMPSI.
“Kami
juga telah membentuk Sekretariat Bersama Perlindungan Anak pasca
musibah yang memberikan layanan dukungan psikososial dan kesehatan.
Selain itu, bekerjasama dengan Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) DIY
dan Ikatan Psikologi Klinis (IPK), melibatkan 40 psikolog dan 80
mahasiswa dari UGM, UII, UNY, UAD untuk melakukan assesment dan
pendampingan psikososial kepada para anak, orangtua korban dan guru,”
ungkap Kepala DP3AP2KB, Mafilindati Nuraini.
UPTD
PPA Kabupaten Sleman bekerjasama dengan Puskesmas Kabupaten Sleman juga
telah membuka Posko Pendampingan dan Konseling 24 jam di Puskesmas
Kecamatan Turi. Hasil di lapangan menunjukkan bahwa kondisi kejiwaan
anak penyintas berbeda satu sama lain. Sebagian besar masih terguncang
dan memerlukan bantuan psikologis lebih lanjut.
Pihak
SMPN 1 Turi, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan melakukan cek kesehatan
kepada semua penyintas untuk memastikan semua penyintas telah diperiksa
kondisi kesehatan fisik dan psikisnya. Sampai 24 Februari 2020,
tercatat masih ada 2 siswi yang dirawat di Puskesmas Kecamatan Turi dan
237 lainnya sudah kembali ke rumah
0 Komentar