BANDUNG.SWARAWANITA NET,-Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Bandung
mengimbau masyarakat Kota Bandung yang saat ini masih memegang Surat
Keterangan (Suket) PRR (Print Ready Record), untuk mengecek KTP
Elektornik (KTP-el) yang sudah tercetak di website Disdukcapil atau
menanyakan ke Kecamatan.
Kepala Disdukcapi Kota Bandung, Popong Nuraeni mengatakan Kota
Bandung menjadi daerah kedua di Jawa Barat yang telah menyelesaikan
KTP-el yang sebelumnya kekurangan blanko dengan jumlah 102.000.
"Untuk percepatan pencetakan KTP-el ini, Alhamdulillah Kota Bandung
telah menyelesaikannya pada 15 Februari 2020. Sebanyak 102.000 keping.
Lebih cepat dari target dari Dirjen yang harus selesai 20 Februari,"
katanya saat Bandung Menjawab di Taman Sejarah, Kamis (20/02/2020).
Menurut Popong, pembuatan KTP-el tersebut bisa selesai karena
mendapat blanko dari Dirjen Dukcapil sebanyak 130.000 pada Januari 2020.
Selanjutnya akan terus diminta 500 blanko setiap minggunya.
"Jadi untuk selanjutnya, kita yang harus rajin meminta ke Direktorat
soal blanko tersebut. Mudah-mudahan Kota Bandung tidak akan kekurangan
lagi. Karena pencetakan KTP normalnya bisa 8 menit selesai, tapi
tergantung jaringan dari pusat juga," katanya.
Ia pun mengimbau bagi yang sudah berusia 17 tahun untuk secepatnya
melakukan perekaman untuk pembuatan KTP-el yang bisa dengan berbagai
cara seperti ke Gerai atau Mepeling (Memberikan Pelayanan Keliling) yang
sudah terjadwal.
"Untuk menyelesaikan PR-PR kita ini, salah satunya bagaimana pemula
bisa datang ke layanan-layanan publik Disdukcapil untuk melakukan
perekaman. Karena tiap hari rata-rata anak yang berusia 17 tahun
bertambah 135 orang," katanya.
Selain itu, Popong mengatakan pada Februari 2020 ini bentuk dokumen
kependudukan seperti Kartu Keluarga, Akta Lahir, Akta Perceraian, Akta
Kematian, Pengesahan Anak menjadi kertas putih 80 gram yang memiliki
barcode masing-masing.
"Ini telah diterapkan pada minggu lalu. Dokumen tersebut semuanya
terdapat barcode sehingga tidak perlu legalisir atau tidak bisa
dipalsukan. Kita bisa scan barcode tersebut dan datanya bisa muncul,"
katanya.(hms/dinita)
0 Komentar