BANDUNG.SWARAWANITA NET,-Kiprah Kelompok Wanita Tani (KWT) Kurdi Asri
Kelurahan Karasak, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung mencuri perhatian
istri Menteri Pertanian, Ayunsri Syahrul Yasin Limpo yang juga Ketua
Bidang V Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE
KIM).
Ayunsri beserta jajaran Dharma Wanita Kementerian Pertanian
mengunjungi KWT Kurdi Asri Kelurahan Karasak, Kecamatan Astanaanyar,
Senin (9/12/2020). Wakil Ketua I TP PKK Kota Bandung, Yunimar Yana
Mulyana hadir langsung menyambut kedatangan mereka di sana.
KWT Kurdi Asri berkarya di permukiman padat penduduk.
Namun
kreativitasnya mampu membuat gang-gang sempit itu menjadi asri, bahkan
memiliki kolam ikan dan kebun sendiri.
Urban farming menjadi jawaban dalam mengelola kawasan agar asri dan
bisa menjadi media warga untuk bercocok tanam. Warga setempat memelihara
ikan lele, ikan hias, serta menanam sayur mayur dan tanaman obat
keluarga (Toga).
"Alhamdulillah kami jadi nggak perlu ke warung kalau sekadar untuk
nyambel," kelakar Eva, Ketua KWT Kurdi Asri saat memperkenalkan
kelompoknya kepada para tamu.
KWT yang telah berdiri sejak 2014 itu juga sudah mampu menghasilkan
produk sendiri yang bisa dijual kepada warga sekitar. Produk unggulan
mereka adalah manisan terong dan minuman dari campuran serai, daun
jeruk, gula, dan madu yang segar dan menyehatkan.
Keberhasilan KWT Kurdi Asri pun mendapat dua jempol dari Ayunsri. Ia
mengaku bangga dengan hal yang telah dilakukan Eva dan Pemkot Bandung.
"Saya 25 tahun mengatur orang mendampingi suami saya, dari mulai
camat sampai gubernur. Saya tahu gimana susahnya mengajak warga untuk
berpartisipasi kalau tidak sadar sendiri. Tapi saya kagum dengan KWT
Kurdi Asri. Ini tidak hanya satu RT, tapi lebih dari satu," katanya.
Selain untuk melihat KWT Kurdi Asri, Ayunsri juga tengah menyurvei
lokasi untuk penanaman bibit tanaman oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo.
Sebagai Ketua Bidang V OASE KIM yang membidangi program Indonesia
Berkebun dan Menanam, ia perlu mencari lokasi yang tepat untuk
melaksanakan program ini.
"Saya sedang mencari lahan yang cukup luas untuk program tersebut.
Ada program menanam masal dan memetik. Kalau untuk kegiatan memetik,
lokasi ini sepertinya sangat bagus," ujarnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memang sedang gencar mengampanyekan
urban farming. Sebab, Pemkot Bandung ingin agar Kota Bandung sedikit
demi sedikit mengurangi ketergantungan konsumsi panga dari daerah lain.
Asisten Administrasi Umum dan Kepegawaian, Dadang Gantina mengatakan,
hasil kajian menunjukkan bahwa urban farming mampu menekan 5-6%
ketergantungan masyarakat terhadap produk pangan dari luar Kota Bandung.
Ia membeberkan, kebutuhan pasokan pangan, khususnya hasil pertanian
memang sangat besar. Kota berpenduduk 2,4 juta jiwa ini menjadi kota
konsumsi yang 90% pangannya dipasok dari luar daerah.
Untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi sekitar 2,4 juta warga Bandung,
Kota Bandung memasoknya dari luar kota. Kebutuhan cabai rawit misalnya,
membutuhkan sekitar 56,90 ton per minggu. Sedangkan cabai merah 1,36 ton
per minggu. Sementara sayuran hijau yang paling besar adalah kangkung
yang mencapai 175,84 ton per minggu, tomat rata-rata 88,73 ton, dan
bayam 118, 56 ton.
“Saat ini ada 150 kelompok urban farming yang menjadi binaan Dinas
Pangan dan Pertanian Kota Bandung. Kelompok-kelompok ini bisa menjadi
pemicu tumbuhnya minat warga yang lebih besar dalam urban farming,”
harapnya.
0 Komentar