Lurah Perempuan se-Kota Bandung ikuti pelatihan Sosiokultural Dari BKPP


Bandung, Swarawanita.net –  Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Kota Bandung menggelar pelatihan sosiokultural bagi 28 lurah perempuan se-Kota Bandung, Senin (2/3/2020). Pelatihan yang dilaksanakan di Hotel Papandayan itu bekerja sama dengan SCB Consulting, yaitu lembaga konsultan budaya organisasi.
Kepala BKPP Kota Bandung, Yayan A. Brillyana menuturkan, kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peningkatan kemampuan sosiokultural para pejabat pemerintah. Pendekatan sosiokultural dipilih untuk membangun kapasitas emosional aparatur negara.
“Ini dalam rangka meningkatkan kompetensi sosiokultural, bagaimana mengelola berbagai macam perbedaan yang ada di lingkup kerja. Ini yang sering diabaikan oleh orang-orang. Kalau pelatihan teknis banyak sekali, hampir setiap bulan kita ada ditawarkan baik yang dibiayai oleh kita maupun oleh instansi yang lain. Tapi untuk sosiokultural tidak ada. Padahal itu yang penting dalam sebuah organisasi,” beber Yayan.
Menurutnya, pelatihan sosiokultural penting untuk mendukung stabilitas kinerja di pemerintahan. Hubungan yang baik antara pimpinan dan bawahan, saling pengertian, menghormati, kerja sama, adalah bagian dari upaya untuk menciptakan budaya organisasi yang melayani, berintegritas, dan produktif.
“Banyak organisasi ini pimpinannya pintar, anak buahnya pintar tapi secara emosional kurang baik, akhirnya terjadi gap di dalam. Pegawai-pegawai yang tadinya berkinerja tinggi kemudian dipimpin oleh orang yang kemampuan sosial kulturalnya rendah jadi tidak maksimal. Ganti lagi oleh pimpinan yang mempunyai tingkat pengetahuan keterampilan sosial kultural tinggi, berkinerja lagi,” jelasnya.
Kegiatan ini tidak hanya akan diberikan kepada para lurah perempuan, tetapi juga lurah laki-laki. Sebab menurut Yayan ini bukan persoalan gender, melainkan peningkatan kemampuan emosional para ASN. Pembinaan semacam ini juga secara langsung sering diberikan oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial melalui salat Subuh berjamaah.
“Kebetulan pimpinan kita pak wali kota sangat sadar akan itu. Jadi kita tingkatkan kemampuan sosiokultural, banyak macam dan ragamnya. Wali Kota yang memberikan wejangan bagaimana memimpin, bagaimana supaya mencintai pekerjaan. Karena saya kira pelatihan sosiokultural ini sebagai dasar dari pada kemimpinan itu harus dimiliki porsinya lebih oleh pimpinan yang merangkak lebih tinggi,” katanya.
Salah satu narasumber dalam kegiatan ini adalah Ketua TP PKK Kota Bandung, Siti Muntamah Oded. Ia sangat mendukung pelatihan ini sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme aparatur di lapangan. Ia memahami bahwa seorang pejabat akan menghadapi banyak kendala di wilayahnya. Pelatihan ini penting untuk membangun emosi dan mengokohkan mental.
“Dengan hadirnya pemimpin-pemimpin profesional itu akan menjadikan mereka lebih mudah untuk maju. Ini adalah program Pak Wali (Wali Kota-red) untuk mewujudkan akselerasi pembangunan. Notabene bahwa pembangunan itu dititipkan di pundak-pundak mereka. Jadi wajib kemudian pemerintah melakukan ini yang dikomandani oleh BKPP,” ucap Siti.
Sementara itu, Founder SCB Group, Agung Solihin mengungkapkan, ada tiga kemampuan dasar yang harus dimiliki pemimpin di wilayah, yaitu Ngemong, Ngomong, dan Diomong.
“Ngemong itu adalah melayani, ngomong itu adalah berkomunikasi, dan diomong itu siap dikasih masukan, siap dikritik, siap diberikan input,” terangnya.
Para aparatur harus meramu ketiga komponen itu agar memiliki kemampuan untuk melayani dengan baik serta mampu berkomunikasi dengan efektif kepada publik yang dihadapinya.

Posting Komentar

0 Komentar