CIAMIS.SWARAWANITA NET.-Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Ijah Hartini mengajak
warga untuk menyikapi dengan rasa optimisme terkait dengan wabah korona
yang saat ini terjadi di Jabar.
Namun demikian, tak dipungkiri ada persoalan distribusi pangan di
tengah pandemi covid-19. Maka dari itu, Ijah meminta setiap daerah
memiliki kemandirian pangan.
“Tiap daerah kota/kabupaten harus memiliki kemandirian pangan karena
dampak ekonomi dari Covid-19 ini tidak terprediksi. Tapi saya lihat,
faktor penunjang keberhasilan untuk kemandirian pangan ini belum bisa
terlaksana secara maksimal karena banyak irigasi di Jawa Barat yang
mengalami kerusakan,” papar Ijah dalam siaran persnya Rabu (29/4).
“Sesuai Tupoksinya, bahwa Dinas PSDA (Pengelolaan Sumber Daya Air)
menjadi pelaksana, perumus, dan penentu kebijaksanaan teknis dibidang
pengelolaan sumber daya air, yang meliputi bidang irigasi dan drainase,
tentu hal ini harus fokus dijalankan. Jangan sampai membangun waduk atau
situ yang arahnya demi kepentingan pariwisata, sehingga ada alokasi
anggaran yang tidak sesuai prioritas. Selain harus fokus pada
perencanaan, Dinas PSDA juga harus meningkatkan serapan anggaran dan
pencapaian kinerjanya,” tambahnya.
Tak hanya itu, sambung Ijah, semua elemen harus memikirkan bagaimana
kemandirian pangan ini dapat tercapai. Selain Dinas PSDA yang harus
fokus dalam menjalankan tupoksinya, penting juga untuk Dinas Pertanian
untuk mensosialisasikan program-program terkait ketahanan pangan,
sehingga dalam kondisi ini tidak ada masyarakat yang kekurangan makanan.
Dinas PSDA dan Dinas Pertanian berperan terus sampai tahap eksekusi,
dan memberdayakan mitra-mitranya. Bagaimanapun, irigasi tuntas dari
primer sampai tersier harus diprioritaskan agar mampu menunjang
pertanian dan produksi pertanian di Jawa Barat berjalan optimal. Hal ini
pada akhirnya akan menunjang ketahanan pangan Jawa Barat.
Dinas harus jeli dengan memberikan benih padi dan pupuk di wilayah
sentra-sentra pertanian yang akan segera memulai tanam padi dan bibit
sayuran berumur pendek yang bisa ditanam di halaman. Hal ini bisa
dikerjasamakan dengan Tim Penggerak PKK dan kelompok dasawisma.
“Sosialisasi terus dilakukan secara bertahap untuk mampu menstimulasi
masyarakat. Hal ini juga bisa dimulai dari keluarga, melalui Dasawisma
dan berkoordinasi dengan Tim PKK. Peran Dasawisma ini sebagai ujung
tombak terdepan yang diharapkan bisa menggerakkan seluruh kegiatan yang
langsung berkaitan, dengan hidup serta kehidupan masyarakat. Agar
masyarakat tetap produktif dalam situasi ini,” ujar Ijah.
0 Komentar