Petani yang saat ini mengalami kesulitan, adalah mereka yang saat ini mengelola plasma.
Hal ini, diungkapkan Anggota Fraksi Partai Gerindra Dapil Karawang dan Purwakarta, Ihsanudin dalam keterangannya kepada media baru-baru ini.
Menurut Ihsanudin, petani yang mengelola plasma sudah lama menjalankan aktivitasnya sudah cukup lama, dari tahun 1984- sampai tahun 2000.
Petani ini, dalam mengelola plasma didasarkan pada hasil kesepakatan dengan perusahaan yang bernama Tambak Inti Rakyat.
Berdasarkan hasil kesepakatan, petani dijanjikan belajar mengelola plasma selama 3 tahun dan dijanjikan ada kompensasi lahan.
Namun, di tahun 1986 nasib petani kian tak menentu . Hal ini disebabkan PT Tambak Inti Rakyat ( PT TIR ) tidak proporsional dalam bekerja sama dengan petani.
Di sisi lain, segala keputusan didominasi oleh perusahaan.
Di sisi lain, janji pemberian lahan untuk petani tak juga ditepati
Kondisi demikian, menyebabkan kondisi petani kian terpuruk.
Dengan kondisi tersebut, ujar Ihsanudin pemerintah melalui Kementerian Perikanan dan Kelautan harus memfasilitasi agar hak petani untuk mendapatkan lahan bisa diselesaikan (dh)
0 Komentar