JAKARTA.SWARAWANITA NET,-Wakil
Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengapresiasi program Belajar
Dari Rumah (BDR) yang ditayangkan Lembaga Penyiaran Publik (LPP)
TVRI. Namun, sangat disayangkan siswwa yang menonton program ini masih
terpusat di Pulau Jawa. Untuk itu, Hetifah meminta jangkauan siaran
diperluas hingga ke seluruh penjuru wilayah Indonesia.
Demikian diungkapkan Hetifah saat rapat
dengar pendapat umum (RDPU) Komisi X DPR RI dengan Plt. Direktur Utama
LPP TVRI yang dilaksanakan secara virtual, Senin (27/4/2020).
"Program BDR ini merupakan sebuah wujud
upaya untuk memudahkan akses pembelajaran bagi pelajar di seluruh
Indonesia, hal ini sangat bermanfaat untuk siswa. Berdasarkan paparan
Plt Dirut LPP TVRI jumlah penonton masih terpusat di Pulau Jawa. Di
dapil saya Kalimantan sendiri hanya diwakili Banjarmasin. Kami berharap
TVRI melakukan terobosan secara teknis. Agar penayangannya tersebar ke
seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Menurut politisi Fraksi Partai Golkar itu,
pendataan mengenai jumlah penonton di daerah perlu dievaluasi. Dan akan
baik sekali apabila TVRI dapat memberikan keterangan penonton yang
mengakses program BDR di luar Jawa. Hal ini dapat menjadi indikator
bahwa para pelajar di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) juga
menikmati tayangan pendidikan seperti pelajar pada umumnya.
Mengingat beragamnya latar belakang dan
kondisi keluarga, Hetifah juga mengusulkan diadakannya fitur tayang
ulang. “Program BDR dilaksanakan hanya pada pagi hari, sedangkan
kesediaan waktu orang tua dan kepemilikan TV setiap keluarga beragam.
Ada yang orang tuanya dapat mendampingi anak di sore hari. Ada juga
keluarga yang hanya punya satu TV. Oleh karena itu, sebaiknya ada fitur
tayang ulang sehingga anak dapat didampingi orang tua dan tidak perlu
berebut untuk menonton di pagi hari,” paparnya.
Terakhir, Hetifah juga mempertanyakan
kebocoran soal dan kunci jawaban dari tayangan BDR. Ada informasi yang
beredar, sebelum ditayangkan, soal dan kunci jawaban sudah tersebar di
Youtube. Hal ini menjadikan anak tidak menonton materi pelajaran di TVRI
dan memilih menyontek jawaban di Youtube. “Sebaiknya TVRI dapat
menghindari kebocoran ini agar tujuan utama pendidikan anak dapat
berjalan secara efektif,” tutupnya. (rnm/es)
0 Komentar