BANDUNG.SWARAWANITA NET,-Pandemi Covid-19 telah membuat semua elemen
masyarakat untuk turun tangan menyelesaikan masalah sosial yang
ditimbulkannya. Lima organisasi di Kota Bandung berfusi dan bergerak
bersama memberi solusi untuk warga.
Para relawan dari Karang Taruna Kota Bandung, Satkessos Karang
Taruna, Sahabat Uncle Teebob, SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung, dan
Reforestation bergabung membentu Pos Gabungan Relawan Covid 19 Kota
Bandung untuk melakukan aksi sosial dalam menghadapi pandemi Covid-19 di
Kota Bandung.
Pos Gabungan Relawan Covid-19 telah menyemprotkan disinfektan ke
fasilitas umum dan tempat ibadah di 230 titik di Kota Bandung. Mereka
juga membagikan bahan disinfektan gratis untuk 151 kelurahan yang bisa
menghasilkan 300 liter cairan anti virus dan bakteri.
Tak hanya itu, tim ini juga memproduksi hand sanitizer dan
membagikannya secara gratis kepada para pekerja lapangan, seperti ojeg,
penjaga palang pintu kereta api, dan pedagang kaki lima. Hingga hari
ini, mereka telah membagikan 4000 botol hand sanitizer di berbagai
wilayah.
“Kita bikin hand sanitizer gratis dengan program Brand for Charity.
Jadi kita produksi hand sanitizer, kita kasih logo buat yang donasi
misalnya dari komunitas atau brand. Yang mau donasi hand sanitizer kita
bikinin, kita tempel logonya di sana. Untuk donasi Rp500.000 bisa dapat
75 botol hand sanitizer ukuran 50 ml,” beber Koordinator Pusdatin Pos
Gabungan Relawan Covid-19, Jana Achmad Nugraha kepada Humas Kota
Bandung, Sabtu (4/4/2020).
Selain itu, tim yang telah bergerak selama 15 hari itu juga melakukan
aktivasi ambulans untuk pasien non-Covid-19. Hal ini, menurut Jana,
juga penting karena banyak pasien non-Covid-19 masih membutuhkan
pertolongan.
“Kemarin contoh ada kasus yang harus cuci darah kita bantu. Karena
dia kondisinya pakai oksigen, kami sampai harus keliling 5 rumah sakit,
karena kadang hari ini rumah sakita agak hectic karena Covid-19 ini,
jadi kita dampingi,” terang Jana.
Tidak berhenti sampai di situ, tim gabungan ini juga tengah
menggalang donasi untuk memberikan bantuan bahan pokok bagi
pekerja-pekerja yang terdampak physical distancing. Kendati pemerintah
juga telah menggelontorkan dana, menurut mereka masih ada orang-orang
rawan miskin yang belum masuk daftar pembagian dari pemerintah.
“Kami di sini ingin mem-back-up pemerintah. Kami paham bahwa
pemerintah telah melakukan pendataan secara bottom up. Tapi masih ada
perbedaan data ketika turun lagi ke bawah. Nah di sini kita merangkul
orang-orang yang belum masuk ke daftar dari pemerintah,” ujarnya.
Semangat Kolaborasi
Pos Gabungan Relawan Covid-19 terbentuk atas
asas kolaborasi. Jana menceritakan, kelima komunitas ini awalnya
bergerak masing-masing. Namun, ia khawatir, selain semangat dan tujuan
yang sama, bisa jadi mereka membagikan kepada publik yang sama.
Akhirnya, untuk menjaga agar distribusi bisa dilakukan secara adil,
masif, dan merata, mereka bersepakat untuk bergabung.
“Komunitas ini keresahannya sama, dan setiap organisasi punya solusi.
Cuma kalau dipikir-pikir, targetnya sama. Komunitas ini juga beda-beda,
ada yang bisa mencari dana, tapi mungkin nggak bisa membuat hand
sanitizer, ada yang bisa produksi tapi nggak bisa akses dana, ada juga
yg bisa bergerak masif ke masyarakat tapi perlu dua elemen tadi. Itulah
kenapa kita perlu berkolaborasi,” jelasnya.
Ia pun masih terbuka kepada komunitas lain yang ingin bergabung.
Sebab yang paling penting adalah menunjukkan kepada masyarakat bahwa
masalah ini juga bisa diselesaikan oleh masyarakat dengan bergerak
bersama-sama.
“Masalah ini ada di masyarakat dan bisa selesai oleh masyarakat, kita ingin membangun semangat itu,” katanya.
Selain memberi bantuan, Jana ingin pula mengedukasi kemandirian
kepada warga. Meskipun situasi sedang tidak menguntungkan, namun bukan
berarti orang-orang harus berpangku tangan. Ia tak memungkiri ada banyak
warga yang sebetulnya mampu tetapi karena mendengar ada bantuan, ia pun
turut meminta jatah bantuan itu.
“Itu sebetulnya yang tidak kami inginkan. Kami ingin memberi bantuan,
tapi tidak ingin membuat mereka menjadi candu. Maka kami juga berikan
edukasi, misalnya ketika ada yang meminta penyemprotan, kami tanya dulu
apakah mereka ada alatnya, dan mampu membeli disinfektan sendiri. Kalau
mereka mampu, kami arahkan mereka untuk berupaya sendiri,” tuturnya.
“Kita memang punya hand sanitizer gratis, tapi kalau semua tidak
diklaster semua pasti butuh. Selama masyarakat masih mampu untuk
memenuhi kebutuhan selama karantina, kalau bisa beli sendiri, jangan
mengharapkan bantuan. Bagus-bagus kalau bisa bagi ke tetangganya. Jangan
sampai covid-19 membuat masyarakat manja. Itu yang kami juga edukasi,”
imbuhnya.
Kabag Humas Setda Kota Bandung
0 Komentar