TANGERANG.SWARAWANITA NET.-Suasana
perayaan Hari Pendidikan di tahun 2020 yang jatuh pada tanggal 2 Mei
kini memang rasanya sangat berbeda. Terkait dengan adanya penyebaran
virus Covid -19, tak dipungkiri telah memberikan keterbatasan bagi semua
pengajar atau pemerintah yang mendedikasikan dirinya pada bidang
Pendidikan dalam memberikan proses pembelajaran yang terbaik.
Begitupun dengan para pelajar diseluruh level Pendidikan, yang kini mereka harus melakukan online learning
untuk waktu yang cukup lama. Namun menurut Bapak Nadiem Anwar Makarim
(Mendikbud) dalam upacara Hari Pendidikan Nasional yang telah
dilaksanakan pagi hari ini mengatakan “Dari krisis ini kita mendapatkan
banyak sekali hikmah dan pembelajaran. Untuk pertama kalinya guru-guru
melakukan pembelajaran menggunakan perangkat teknologi dan menyadari
sebenarnya pembelajaran bisa terjadi di mana pun”, ujar Pak Nadiem.
Namun
krisis ini tidak menurunkan semangat Swiss German University untuk
tetap memberikan program pembelajaran terbaik kepada generasi muda
Indonesia. Tak terasa sudah dua dekade sejak SGU didirikan pada tahun
2000, ternyata sudah 20 tahun SGU menjadi kampus pioneer berstandar
internasional di dalam negeri.
Faktanya SGU selalu menciptakan program pembelajaran yang bekerja sama
langsung dengan pelaku industri. Hal ini dilakukan pastinya untuk
mengikuti kebutuhan insdustri dan perkembangan global. Sehingga nantinya
menjadikan setiap pelajar SGU menjadi lulusan yang update ilmu pengetahuan untuk siap menghadapi dunia kerja.
Sebagai contoh program studi inovatif, SGU telah bekerjasama dengan para pelaku industri top tier sesuai dengan bidang yang ada pada setiap program studi. Hal itu telah menjadi program SGU sejak tahun 2000. Selain itu prodi inovatif juga bekerja sama dengan puluhan universitas terkemuka di Jerman dan Swiss.
Sebagai contoh program studi inovatif, SGU telah bekerjasama dengan para pelaku industri top tier sesuai dengan bidang yang ada pada setiap program studi. Hal itu telah menjadi program SGU sejak tahun 2000. Selain itu prodi inovatif juga bekerja sama dengan puluhan universitas terkemuka di Jerman dan Swiss.
Pada
tanggal 20 Januari 2020, SGU mendapatkan undangan untuk menghadiri
rapat bersama Mendikbud Nadiem Anwar Makarim yang membahas tentang
Merdeka Belajar : Kampus Merdeka. Kebijakan yang akhirnya resmi dirilis
pada tanggal 24 Januari 2020, semata-mata diberlakukan pastinya untuk
membuat sistem Pendidikan Indonesia lebih baik.
Hal
menarik telah terjadi disini, setelah mengetahui kebijakan tersebut,
ternyata SGU sudah memenuhi kebijakan Merdeka Belajar sejak awal pertama
kali SGU didirikan. Mengutip dari ke-4 poin Kampus Merdeka yaitu
mengenai pembukaan prodi baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, dan
hak belajar tiga semester di luar program studi.
Nyatanya program “International Study Experience” sejak 20 tahun lalu telah memenuhi kebijakan Merdeka Belajar : Kampus Merdeka dari Mendikbud. Terdapat 3 poin yang diterapkan dalam program ini.
Nyatanya program “International Study Experience” sejak 20 tahun lalu telah memenuhi kebijakan Merdeka Belajar : Kampus Merdeka dari Mendikbud. Terdapat 3 poin yang diterapkan dalam program ini.
Mata Kuliah Dengan Kurikulum Internasional
Bekerjasama
dengan berbagai universitas terkemuka di Jerman dan Swiss, mendorong
SGU tentunya untuk memberikan pembelajaran berstandar internasional
Setelah memilih prodi yang diminati, selanjutnya pelajar akan menjalani
perkuliahan dengan SKS Indonesia dan SKS dari Europe.
Tak
hanya kurikulum nasional, pelajarpun harus menjalani kurikulum
berstandar internasional. Pastinya program ini dapat memberikan
pengalaman belajar yang berbeda dan satu step lebih tinggi standarnya
dalam kegiatan perkuliahan. Seluruh prodipun sudah terakreditasi Baik
Sekali, begitu juga Akreditasi Perguruan Tinggi juga sudah Baik Sekali.
Magang Dalam Negeri dan Luar Negeri
SGU sudah menerapkan Merdeka belajar ini salah satunya dengan program magang bukan cuma di dalam tapi di luar negeri (Swiss, Jerman, Australia, Amerika, Hong Kong, Taiwan, Malaysia) selama 2 semester sejak tahun 2000. Pada
semester 3, pelajar akan menjalani program magang di dalam negeri, dan
ketika masuk semester 6 mereka harus pergi merantau ke negeri tetangga
untuk menjalani internship aboard. Sampai saat ini SGU mengirim sudah lebih dari 3000 mahasiswa ke luar negri.
mata kuliah di universitas lain bahkan di luar negeri, misalnya di Jerman dan Swiss (magang, mata kuliah, skripsi), Malaysia (skripsi dan mata kuliah), dan Jepang (skripsi).
Program Riset
Sejak lama SGU juga sudah melakukan skripsi dan tesis di industri seperti
Daimler Benz, Siemens, Epson, Igus, Garuda Indonesia, dan masih banyak
lagi. Selain itu juga mahasiswa melakukan proyek-proyek Riset dan
Pengembangan yang diminta oleh industri. Bahkan tidak sedikit mahasiswa
SGU menciptakan sebuah produk industri yang pada saat ini menjadi salah
satu produk andalan dan dijual oleh beberapa pelaku industri yang
bekerjasama.
Ibu Dr. rer. FIliana Santoso selaku Rektor dari SGU mengatakan “Di kurikulum 2020 hal ini akan dibuat lebih intensif,
dengan memperbanyak mata kuliah lintas prodi dan fakultas di SGU maupun
universitas di dalam negri. Selain itu rencananya akan ada penambahan
untuk bekerjasama dengan universitas di luar negeri yaitu Korea dan
Thailand untuk program mata kuliah, magang dan skripsi.” Ujarnya.(rif)
0 Komentar