CIREBON.SWARAWANITA NET.-Validasi data penerima bantuan sosial di Jawa Barat bukan perkara
mudah karena ada sembilan jenis bantuan dari instansi yang berbeda-beda.
Menurut Anggota DPRD Jabar, Daddy Rohanady bahwa Keluarga Rumah
Tangga Sasaran (KRTS) non Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
penerima bantuan sosial (bansos) tersebut hampir terjadi di semua dapil.
Bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi di seluruh Indonesia.
“Ketika pendataan awal tidak semua RT/RW dilibatkan. Setelah
dilakukan verifikasi dan validasi, data mereka juga tak digunakan.
Padahal, mereka mencoba menyusun data sedekat mungkin dengan fakta
empiris di lapangan. Makanya, tidak aneh jika kemudian ada RT/RW/kades
yang mengungkapkan kekesalannya dan viral di media,”ungkap Daddy dalam
keterangan tertulis kepada Media, Senin, (11/05).
Menurutnya masalah utamanya adalah data. Ada beberapa data hasil
beberapa lalu proses, termasuk verval dan slot pengajuan non-DTKS dalam
koridor yang diminta Pemprov Jabar.
Kota Cirebon, misalnya, di awal alokasinya sebanyak 3.840 KRTS. Di
akhir – maksudnya untuk realisasi bansos tahap I – hanya tersisa 874.
Jumlah ini katanya sudah hasil verval. Nyatanya, masih ada 150 KRTS yang
tidak valid.
Belakangan sesuai permintaan, Kota Cirebon mengajukan lagi kuota
non-DTKS sebanyak 35.000-an. Nyatanya yang diakomodir hanya sekitar
14.000-an.
“Semoga saja hal-hal seperti ini tidak menimbulkan konflik di masyarakat.
Begitu sepengetahuan dari hasil pengamatan saya di dapil,”tutupnya.
0 Komentar