BOGOR.SWARAWANITA NET.-Presiden RI Joko Widodo menyatakan mendukung dan setuju untuk memperkuat
pendidikan Islam di Indonesia melalui percepatan peningkatan status 9
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi Universitas Negeri Islam
(UIN).
Demikian disampaikan Presiden dalam rapat konsultasi dengan jajaran Pimpinan DPD RI, Jum’at (19/6/2020) pagi di Istana Bogor.
Rapat yang dimulai pukul 09.00 WIB itu diikuti formasi lengkap
Pimpinan DPD RI, Ketua AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, Wakil Ketua I,
Nono Sampono, Wakil Ketua II, Mahyudin dan Wakil Ketua III, Sultan
Baktiar Najamudin.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 1 jam itu, pimpinan DPD
RI menyampaikan beberapa pokok pikiran hasil pengawasan dan serap
aspirasi DPD RI.
“Selain penguatan DPD dalam proses legislasi tripatrit dan
peningkatan peran DPD dalam proses pembangunan daerah, kami juga
sampaikan pandangan DPD tentang agenda Pilkada serentak 9 Desember 2020.
Termasuk penyikapan DPD atas RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP).
Selain itu kami juga sampaikan hasil serap aspirasi, utamanya yang
terkait dengan penguatan dunia usaha dan industri serta ekonomi
masyarakat,” ungkap LaNyalla.
Ditambahkan LaNyalla, dukungan penuh Presiden Jokowi terhadap
peningkatan status IAIN menjadi UIN sebagai upaya memperkuat perguruan
tinggi Islam, adalah jawaban konkret untuk membuktikan stigma atau
anggapan bahwa pemerintahan Jokowi tidak peduli terhadap pengembangan
dan perkembangan Islam adalah tidak benar. “Kami berharap Menteri Agama
segera menindaklanjuti arahan Presiden terkait hal tersebut,” tukas
LaNyalla.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua I DPD RI, Nono Sampono
mengungkapkan, selain hal-hal tersebut, pimpinan DPD RI juga
menyampaikan pandangan agar refocusing anggaran di kementerian teknis
tidak merugikan rakyat. Terutama terkait dengan belanja pembangunan yang
sasarannya adalah kelas menengah ke bawah. “Kami masih menemukan
beberapa kasus, rakyat kecil yang terkena dampak refocusing,” urainya.
Nono juga menyinggung tentang desakan DPD RI kepada pemerintah
agar segera memperbaiki Tata Niaga Garam Rakyat. Dengan melakukan
sejumlah penyempurnaan peraturan yang ada, terutama terkait dengan
serapan Garam Rakyat dan jadwal waktu Impor Garam yang tidak bertepatan
dengan masa panen. Sehingga Garam Rakyat dapat terserap dengan harga
yang tidak merugikan Petani Garam.
Sementara terkait Pilkada serentak Desember 2020, Wakil Ketua II
DPD RI, Mahyudin, meminta atensi pemerintah pusat terhadap permintaan
beberapa kepala daerah agar mendapat bantuan dana dari pusat untuk
penyelenggaraan Pilkada dengan protokol kesehatan.
“Meskipun banyak daerah yang siap menyelenggarakan, tapi ada
beberapa daerah yang kesulitan anggaran untuk menambah pos protokol
kesehatan dalam Pilkada Desember nanti. Sehingga harus diperhatikan,”
tandasnya.
Khusus mengenai impor barang jadi yang disinyalir mendistorsi
dunia industri dalam negeri, juga menjadi pokok pikiran yang disampaikan
Pimpinan DPD.
“Kami sampaikan juga kepada Presiden Jokowi hasil rapat kerja
kami dengan Menteri Perdagangan terkait distorsi tersebut, dimana Mendag
sudah menyiapkan langkah untuk meminimalisir hal tersebut, salah
satunya dengan pemberlakuan safeguard,” pungkas Wakil Ketua III, Sultan
Baktiar Najamudin. (Red).
0 Komentar