JAKARTA.SWARAWANITA NET.-Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang
Puspayoga berkesempatan menjadi salah satu pembicara dalam Sesi UN
Global Compact Virtual Leaders Summit 2020 dengan tema “Pathway To
Progress: Prioritizing Investment In Women” via virtual conference. Sesi
ini merupakan salah satu breakout session dari perayaan 20 tahun UN
Global Compact Virtual Leaders Summit 2020 yang berlangsung sejak 15-16
Juni 2020. Summit ini diikuti lebih dari 10.000 perwakilan perusahaan
besar dan lebih dari 3.000 peserta non-bisnis. Beberapa tokoh dunia
tercatat menjadi speaker di dalam summit ini diantaranya, President of
Costa Rica, Director General World Health Organization,
Secretary-General United Nations, dan Executive Director UNICEF. Menteri
Bintang menuturkan tema yang diangkat tahun ini sangat relevan dengan
kondisi dunia saat ini yang sedang mengalami masa pandemi Covid-19.
“Kondisi dunia yang tengah menghadapi pandemi Covid-19 membuat
perempuan juga terkena dampaknya. Perempuan harus dihadapkan dengan
tantangan baru, seperti kehilangan pekerjaan karena Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK), beban ganda perempuan saat bekerja di rumah sekaligus
mengurus anak yang belajar di rumah, potensi perempuan menjadi kepala
rumah tangga meningkat, dan ancaman diskriminasi, eksploitasi, serta
kekerasan, baik di lingkungan kerja maupun saat di rumah. Untuk itu,
tantangan bagi kita sekarang harus mampu memberdayakan perempuan secara
optimal agar mereka dapat memberikan nilai tambah atau dengan kata lain
menciptakan investasi bagi perempuan,” ujar Menteri Bintang saat menjadi
pembicara kunci dalam sesi UN Global Compact Virtual Leaders Summit
2020, di Jakarta (16/6).
Menteri Bintang menambahkan investasi terbaik bagi suatu bangsa
adalah pemberdayaan sumber daya manusia, terutama perempuan. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, sekitar 49,8 persen dari total
populasi di Indonesia pada 2018 adalah perempuan. Ini artinya, investasi
terhadap perempuan merupakan investasi terhadap setengah dari sumber
daya manusia. Sementara itu, data BPS 2019 juga menunjukkan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan hanya sebesar 52 persen
sedangkan TPAK laki-laki sebesar 83 persen atau terdapat gap sebesar 31
persen.
Senada dengan Menteri Bintang, Direktur Sustainability and
Stakeholder Engagement Asia Pulp and Paper (APP) Sinar Mas, Elim Sribata
mengungkapkan memberikan edukasi, pelatihan, dan pemberdayaan pada
perempuan merupakan sebuah investasi yang bagus bagi perusahaan dan
negara. “Dimulai pada 2019 Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas dan
Martha Tilaar Group (MTG) bekerjasama untuk melatih dan memberdayakan
1.000 perempuan yang tinggal di sekitar tepi hutan. Program pemberdayaan
ini ditargetkan untuk perempuan Kelompok Wanita Tani (KWT) di 5 wilayah
provinsi di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan,” ungkap Elim.
Elim menambahkan program ini memberikan pelatihan kepada sebanyak
1.000 kaum ibu dan perempuan tentang mengenali dan mengolah tanaman
herbal lokal sampai pada tahap pemasaran produk sehingga mereka dapat
menciptakan kewirausahaan dalam komunitas yang mampu memberikan
alternatif mata pencaharian bagi diri mereka dan keluarganya. Program
ini erat kaitannya dengan memberikan dukungan bagi perempuan kepala
rumah tangga yang terpaksa menggantikan peran laki-laki untuk mencari
nafkah bagi keluarganya.
Sementara itu, Corporate Social Responsibility, Communication, System
& Policy Martha Tilaar Group, Samuel Pranata menuturkan program ini
merupakan wujud kepedulian dan bentuk kontribusi kedua perusahaan
terhadap pemberdayaan perempuan di Indonesia. “Program ini bertujuan
untuk memberikan nilai tambah bagi perempuan serta memberikan keahlian
yang bermanfaat kaum perempuan untuk menunjang ekonomi keluarga mereka.
Melalui program ini, kami ingin menjadikan kaum perempuan semakin kuat,
mandiri, dan sejahtera. Besar harapan agar kolaborasi ini dapat menjadi
dukungan bagi pemerintah dalam meningkatkan pemberdayaan perempuan dan
mengentaskan kemiskinan sekaligus dapat menjadi contoh yang dapat
direplikasi oleh perusahaan di Indonesia,” ujar Samuel.
Menteri Bintang menegaskan sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak,
selaras dengan UN Sustainable Development Goals, terutama di bidang
pengurangan angka kemiskinan, kesetaraan gender, pertumbuhan ekonomi dan
bisnis, serta kerja sama untuk kesuksesan SDG Goals. “Kemen PPPA juga
telah dan akan terus melakukan sinergi dengan perusahaan dan lembaga
masyarakat untuk melakukan pemberdayaan perempuan dan pemenuhan hak
perempuan. Khusus selama masa pandemi Covid-19 ini, kami bekerjasama
dengan dunia usaha untuk memastikan pemenuhan hak perempuan dapat
terpenuhi, terutama bagi mereka yang kehilangan pekerjaan atau menjadi
perempuan kepala rumah tangga. Selain itu, kami juga meningkatkan
kapasitas perempuan melalui pelatihan-pelatihan virtual dan
pendampingan, terutama bagi perempuan pra-sejahtera.” tegas Menteri
Bintang.
Pada 2017, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(Kemen PPPA) melakukan peningkatan kapasitas perempuan melalui pelatihan
Teknologi Infomasi Komunikasi (TIK) bagi pelaku Industri Rumahan (IR)
yang diikuti sebanyak 7469 pelaku IR yang tersebar di 8 Provinsi dan 63
kab/kota se-Indonesia/. Sedangkan, pada 2018 pelatihan juga dilakukan di
7 kab/kota dan diikuti 547 pelaku IR. Kemen PPPA melalui Peraturan
Menteri PPPA Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyediaan Sarana Kerja yang
Responsif Gender dan Peduli Anak di Tempat Kerja juga menegaskan bahwa
pemenuhan hak pekerja perempuan akan meningkatkan produktivitas kerja.
Salah satunya yang sering dilakukan adalah dalam bentuk Corporate Social
Responsibility (CSR), dimana hal ini telah banyak dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan dalam bentuk bina lingkungan bagi warga sekitar
lokasi perusahaan atau berupa bantuan-bantuan sosial, pelatihan, dan
pemberdayaan bagi masyarakat pada umumnya, termasuk perempuan.
“Saya yakin, potensi perempuan di seluruh dunia sangat besar,
demikian halnya di Indonesia. Tentunya potensi ini perlu diimbangi
dengan perhatian, keberpihakan, dan intervensi yang riil, menuju
perempuan berdaya, yang selanjutnya dapat berkontribusi tidak hanya demi
kemajuan negaranya, tetapi juga kemajuan perempuan di seluruh dunia.
Untuk itu, saya mengajak semua pihak, baik masyarakat, pemerintah, dan
dunia usaha. Mari kita bersinergi, bergandengan tangan, mengesampingkan
ego, dan menatap satu tujuan bersama, yaitu dunia yang setara bagi
perempuan dan laki-laki, dimana perempuan kuat, mandiri, dan berdaya,”
tutup Menteri Bintang.
0 Komentar