JAKARTA.SWARAWANITA NET.-Penguatan
kerja sama antara beberapa negara, utamanya dalam satu kawasan,
merupakan satu hal krusial yang harus dilakukan di masa pandemi selain
mempercepat pemulihan ekonomi kawasan.
Dalam
sesi pleno KTT ke-36 ASEAN yang dihadiri Presiden Joko Widodo melalui
telekonferensi dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat,
26 Juni 2020, Kepala Negara mengajak para pemimpin ASEAN untuk
meningkatkan kerja sama kawasan.
"Di tengah pesimisme terhadap multilateralisme, kerja sama kawasan menjadi lebih penting artinya," kata Presiden.
Presiden
mengatakan, peningkatan kerja sama di antara negara-negara ASEAN akan
mengembalikan harapan akan munculnya kerja sama antarnegara yang
efektif, efisien, dan berkeadilan.
Di
era baru atau adaptasi kebiasaan baru dalam konteks global, peningkatan
kerja sama di tingkat kawasan ASEAN juga dapat menjadi mesin penggerak
bagi stabilitas dan perdamaian kawasan. Untuk itu, persatuan dan
sentralitas ASEAN merupakan suatu keharusan.
"ASEAN harus menjadi guardian agar kawasan kita tidak menjadi ajang power projection negara-negara besar. ASEAN harus menjadi subject dan bukan menjadi object dalam politik global," kata Presiden.
Peningkatan
atau penguatan kerja sama kawasan tersebut, menurut Presiden, salah
satunya juga dapat dicapai dengan memperkokoh Outlook ASEAN mengenai
Indo-Pasifik yang sebelumnya telah disepakati oleh para pemimpin ASEAN
dalam KTT ke-34 pada 22 Juni 2019 lalu.
"Kita juga harus terus memperkokoh ASEAN Outlook on the Indo-Pacific yang mengedepankan inklusivitas, kerja sama, rules-based order, dan confidence building," kata Presiden.
Menteri
Luar Negeri, Retno Marsudi, yang turut mendampingi Presiden dalam KTT
tersebut dan memberikan keterangan menjelaskan bahwa KTT ke-36 ASEAN ini
mengadopsi dua dokumen, yakni "Leaders' Vision Statement on a Cohesive
and Responsive ASEAN: Rising Above Challenges and Sustaining Growth" dan
"ASEAN Declaration on Human Resources Development for the Changing
World of Work".
"Dokumen
pertama pada intinya berisi komitmen para pemimpin ASEAN untuk
memperkuat solidaritas dan mekanisme kawasan guna mewujudkan kawasan
ASEAN yang kokoh dan mampu mengatasi tantangan dunia saat ini," ucap
Retno.
Beberapa
hal yang digarisbawahi di dalam dokumen tersebut antara lain komitmen
untuk mengurangi dampak Covid-19 melalui rencana pemulihan yang
komprehensif dan komitmen realisasi tepat waktu "ASEAN 2025: Forging
Ahead Together", serta menekankan prinsip ASEAN Outlook on the
Indo-Pacific sebagai pedoman pelibatan ASEAN di kawasan Asia Pasifik dan
Samudera Hindia.
Sementara
pada dokumen kedua para pemimpin ASEAN sepakat untuk mengembangkan SDM
yang kompeten dan siap menghadapi perubahan dunia. Untuk mencapai tujuan
tersebut Indonesia dan setiap negara ASEAN antara lain akan memelihara
budaya belajar di seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan kesadaran
pengembangan keterampilan.
"Deklarasi
juga menyoroti penerapan atau pentingnya inklusivitas pendidikan dan
pekerjaan terutama bagi wanita, orang dengan disabilitas, lansia, dan
warga di wilayah-wilayah yang terpencil. Juga menyoroti pentingnya
penerapan inovasi dan penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar
dan mengembangkan infrastruktur untuk memastikan akses internet dan IT
sehingga peluang revolusi industri 4.0 dapat dilakukan," tandasnya. (Humas Kemensetneg)
0 Komentar