JAKARTA.SWARAWANITA NET.-Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan komitmen Kementerian Sosial RI
untuk tetap melaksanakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2020
melalui kegiatan Sehari Bersama Anak (One Day for Children) meskipun
secara virtual. Menteri Sosial, Juliari P. Batubara menyapa sekitar
8.000 Anak seluruh Indonesia yang mengikuti melalui video conference,
Jum’at (24/7).
Tema nasional HAN Tahun 2020 adalah “Anak Terlindungi, Indonesia
Maju”. Sub tema yang diusung oleh Kementerian Sosial RI adalah; Stop
Kekerasan pada Anak, Pertemanan Positif dengan Teman Sebaya serta Anak
Indonesia Sehat dan Gembira di Rumah.
Saat menyapa anak-anak, Mensos berpesan kepada anak-anak Indonesia untuk
menjauhkan hal-hal buruk. “Jauhkan diri kalian dari rokok, pornografi,
pergaulan yang tidak baik seperti genk motor,” pesannya.
Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2020, merupakan salah satu
upaya untuk menggugah kepedulian dan partisipasi seluruh komponen bangsa
Indonesia dalam menjamin pemenuhan hak anak secara wajar sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.
Mensos membuka fikiran anak-anak dan orang tua bahwa masa depan
Bangsa Indonesia ada di tangan anak-anak. Anak-anak menjadi generasi
penerus bangsa yang perlu dilindungi sejak saat ini.
Selain itu, Mensos berpesan bahwa, untuk mencapai kesuksesan tentu
anak-anak harus patuh kepada orang tua. “Hormati dan dengarkan nasihat
orang tua kalau kalian mau sukses. Jangan membuat orang tua kalian
kecewa dan sedih. Jika kalian sayang kepada orang tua, artinya kalian
juga menyayangi Tuhan,” ungkapnya.
Dalam acara ini, ada 5 surat yang dikirimkan oleh anak-anak dari
wilayah yang jauh dan perbatasan untuk Menteri Sosial. Surat-surat
tersebut berasal dari Mimika; Kepulauan Meranti; Kefamenanu, Timur
Tengah Utara, NTT; Sampang, Madura dan Aceh Timur.
Surat tersebut pun langsung dibacakan oleh anak-anak yang
mengirimnya dan berisi harapan anak-anak untuk segera masuk sekolah
kembali, keinginan mencapai cita-cita meski di wilayah yang jauh,
mendapat dukungan dalam belajar secara daring, menjadi anak sukses dan
berprestasi bahkan sangat berharap agar Menteri Sosial mengunjungi
mereka.
Mensos mengungkapkan, betapa terharunya saat mendengar pesan
tersebut. “Terima kasih atas surat-surat yang diberikan kepada saya.
Saya terharu, sesungguhnya saya ingin bertemu langsung dengan kalian,
namun kondisi Covid-19 ini belum memungkinkan untuk bertemu,” ungkapnya.
Mensos menyampaikan jika kondisi sudah memungkinkan, dirinya
ingin bertemu dengan anak-anak untuk berdialog, bergembira dan bermain
bersama.
Data hasil respon kasus Satuan Bakti Pekerja Sosial sampai dengan
bulan Juni 2020 menunjukkan bahwa, lima jenis kasus terbanyak yang
dialami anak, yaitu 3.555 anak berhadapan dengan hukum, 1.433 anak
korban kejahatan seksual, 766 anak korban perlakuan salah dan
penelantaran, 552 anak korban kekerasan fisik maupun psikis serta 638
anak terdampak Covid-19.
Kasus-kasus tersebut menggambarkan perlu adanya upaya yang terintegrasi untuk melindungi anak.
Kementerian Sosial melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak,
telah melakukan berbagai upaya rehabilitasi sosial melalui pendekatan
keluarga, komunitas dan residensial.
Upaya tersebut ditujukan agar anak dan orang tua serta pihak
penting dalam kehidupan anak memiliki keberfungsian sosial. Keluarga,
masyarakat termasuk berbagai Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)
serta Balai/Loka Rehabilitasi Sosial dan berbagai lingkungan sosial
lainnya diharapkan mampu memberikan perlindungan yang optimal pada anak.
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat menyampaikan
dalam laporannya bahwa, Rangkaian peringatan HAN Tahun 2020 oleh
Kementerian Sosial telah dimulai dengan kegiatan Webinar dan Bimbingan
Teknis “Bekerja di Tengah Pandemi Covid-19 Bagi Pekerja Sosial” pada
tanggal 16 – 30 Juni 2020.
Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Unicef Indonesia melibatkan
900 peserta terdiri dari Sakti Peksos, Kepala dan Pekerja Sosial
Balai/Loka Rehabilitasi Sosial Anak.
“Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak saat ini telah menempatkan
770 Sakti Peksos di 463 kabupaten/kota. Mereka adalah tokoh terdepan
dalam menangani kasus-kasus anak di Indonesia,” kata Harry.
Rangkaian HAN dilanjutkan dengan kegiatan Peksos Goes to School
(PGTS) yang diikuti 63 sekolah melibatkan 10.061 anak. Selanjutnya,
Peksos Goes To Community (PGTC) melibatkan 7000 anak yang merupakan
aktivitas pekerja sosial dalam melakukan pendampingan masyarakat terkait
pencegahan dan penanganan masalah anak berbasis masyarakat. Sebagai
puncak acara HAN tanggal 23 Juli 2020 dengan tajuk “Sehari Bersama Anak
(SBA)”.
Dukungan dan apresiasi juga datang dari Wakil Ketua Komisi VIII
DPR RI, Ihsan Yunus. “Saya mendukung kegiatan seperti ini. Mari kita
sama-sama terus belajar, berdoa dan berusaha meski dalam situasi
terbatas karena Covid-19. Tidak ada halangan untuk kita
bersungguh-sungguh,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia
(LPAI), Seto Mulyadi juga hadir memeriahkan acara ini. “Tetap semangat,
apapun kita hadapi dengan Gembira,” pesannya.
Begitu juga dengan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak
(Komnas PA), Arist Merdeka Sirait yang menyatakan bahwa anak perlu
perlindungan. Anak-anak diharapkan mampu mengatakan tidak pada narkoba,
pornografi, eksploitasi, penganiayaan dan penelantaran.
Masa Pandemi Covid-19 memunculkan dampak negatif bagi anak,
antara lain kehilangan pengasuhan, mengalami kekerasan baik verbal
maupun non verbal, berkurangnya kesempatan anak untuk bermain, belajar,
dan berkreasi akibat diterapkannya kebijakan jaga jarak maupun belajar
di rumah.
Di akhir sapaannya, Mensos menyampaikan agar anak-anak tetap
menjaga kesehatan. “Jaga kesehatan kalian dengan mengikuti protokol
kesehatan Covid-19. Semoga Anak Indonesia semakin jaya,” pungkas Mensos.
Acara ini dimeriahkan oleh 73 anak penerima manfaat Balai/Loka
Anak Kemensos dan 8.000 anak perwakilan dari seluruh Indonesia dengan
berbagai latar belakang.
Mulai dari anak komunitas adat terpencil, penyanyi jalanan, anak
nelayan, anak pemulung, anak disabilitas hingga anak dengan HIV/AIDS.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula perwakilan dari Kementerian
dan Lembaga yaitu Kementerian Koordinator PMK, Bappenas, Kemendagri,
KPPPA, Unicef, KPAI, LPAI, Komnas Anak, Yayasan Sayangi Tunas Cilik dan
mitra lainnya. (Red).
0 Komentar