JAKARTA.SWARAWANITA NET.-Anggota Komisi XI DPR RI Anis
Byarawati menilai selama ini pemerintah Indonesia kurang dalam
menghargai riset anak-anak bangsa. Hal ini diungkapkan Anis dalam
diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema “Vaksin Covid: Masalah atau
Solusi?” kerjasama Biro Pemberitaan Parlemen DPR RI dan Koordinatoriat
Wartawan Parlemen di Media Center DPR RI, Kamis (23/7/2020).
"Hal itu terbukti dari alokasi anggaran
penguatan riset dan perkembangan di tanah air yang setiap tahunnya masih
di bawah 0,8 persen dari total pendapatan domestik bruto negara,"
ungkap Anis. Ia menjelaskan, anggaran riset di Indonesia tahun ini hanya
Rp 1,37 triliun. Angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan tahun
lalu mencapai Rp 2,01 triliun. Bahkan juga ditengok selama beberapa
tahun belakangan anggaran riset tahun ini termasuk yang paling kecil
semenjak 4 tahun terakhir.
Politisi Fraksi PKS ini membandingkan
dengan anggaran riset vaksin Covid-19 di sejumlah negara. Dilansir dari
Reuters, Amerika Serikat menggelontarkan dana hingga 1 miliar dollar
Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 16,3 triliun untuk mengasilkan 1
miliar lebih vaksin. Inggris menginvestasikan dana sebesar 65 juta euro
atau Rp 1,1 triliun untuk terlibat dalam penelitian global guna
menemukan vaksin Covid-19. Pemerintah inggris pun menyebut ada 8
kemungkinan vaksin Corona yang tengah dikembangkan.
Bahkan, India melalui Serum Institute
mengeluarkan dana untuk Covid mencapai 100 juta dollar AS atau sekitar
Rp 1,6 triliun, diperkirakan akan menyediakan vaksin selama satu tahun
meskipun tidak akan efektif. Sedangkan Prancis menganggarkan dana
darurat sebesar 50 juta euro atau sekitar Rp 880 miliar, khusus untuk
menemukan vaksin melawan virus Corona ini.
"Sementara Indonesia, dengan angka positif
Covid-19 per 6 Juli 2020 mencapai 64.958 kasus, anggaran untuk pusat
penemuan vaksin virus SARS cov 2 hanya Rp 35 miliar, bahkan mendapat
potongan Rp 1,4 miliar. Anggaran ini jauh lebih kecil dibandingkan
dengan dana hibah sayembara video inovasi tata normal baru yang mencapai
Rp 168 miliar, padahal alokasi anggaran itu belum tentu mempercepat
penanganan dampak Covid-19,"ujarnya.
Pada kesempatan itu Anis mengungkapkan,
bahwa dalam melawan Covid-19 kehadiran vaksin ini penting. Sebab
beberapa cara pencegahan sudah dilakukan seperti mencuci tangan, memakai
masker, adanya PSBB tetapi belum ampuh dan belum sepenuhnya bisa
dikendalikan. Dan, pemulihan kesehatan masyarakat merupakan ujung tombak
dari penanganan Covid-19. Karena tanpa penanganan kesehatan yang
memadai, kita bisa tergelincir ke jurang ketidakpastian
Oleh karena itu, Ia berharap pemerintah
melakukan banyak evaluasi, termasuk dalam meletakkan prioritas anggaran
di dalam situasi pandemi ini. Ia kembali menegaskan bahwa negara kita
perlu memiliki kedaulatan vaksin. Artinya, penemuan vaksin ini dianggap
sebuah rahasia. Rahasia bagaimana kita bisa memproduksi sendiri dan anak
bangsa mampu melakukannya. Dan itu semua butuh dana riset yang cukup
besar. Oleh karena itu kembali diingatkan Anis, jangan sampai pemerintah
salah prioritas dalam menetapkan anggaran untuk pandemi ini. (ayu/es)
0 Komentar