BOGOR.SWARAWANITA NET.-Peringatan Hari
Anak Nasional (HAN) 2020 di masa Pandemi Covid-19 nampak berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya. Sebab, peringatan HAN tahun ini diisi dengan
kegiatan yang berfokus pada pencegahan penyebaran Covid-19 di kalangan
anak-anak.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Perlindungan Perempuan dan Anak (DPMPPA) Kota Bogor sebagai leading
sector Peringatan HAN bersama para mitranya telah menggelar serangkaian
kegiatan.
Mulai dari kegiatan siaga masker, yakni
membagikan masker gratis ke anak-anak di Kota Bogor, turut mewadahi
penyusunan Suara Anak Kota Bogor yang menghasilkan sembilan poin suara
untuk Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Serta di puncak HAN yang jatuh tepat
Kamis (23/07/2020), DPMPPA menyerahkan secara simbolis 300 paket bantuan
spesifik kepada Wali Kota Bogor, Bima Arya di Paseban Sri Bima, Balai
Kota Bogor, yang kemudian akan dibagikan ke enam kecamatan di Kota
Bogor.
"Setiap kecamatan dapat 50 paket bantuan
spesifik yang isinya ada biskuit, susu, masker dan buku bacaan," ujar
Kepala DPMPPA Kota Bogor, Iceu Pujiati.
Iceu mengatakan, terkait program Suara
Anak Kota Bogor yang berisi sembilan poin murni hasil dari Forum Anak
Kota Bogor (Fanator) alias tidak ada intervensi dari pemerintah. Suara
Anak Kota Bogor ini nantinya akan menjadi konsolidasi program yang
disesuaikan dengan tupoksi OPD terkait.
"Di Peringatan HAN ini pula meski masih
dalam kondisi pandemi Covid-19 kami bersama P2TP2A tetap memantau
pencegahan kekerasan dan perlindungan terhadap anak Kota Bogor,"
imbuhnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima
Arya mengatakan, ketika masa sebelum Covid-19 sering kali dibahas dikaji
terkait bonus demografi Indonesia, dimana Indonesia akan memperoleh
keuntungan dari besarnya jumlah penduduk usia produktif, pemerintah
menyiapkan berbagai aspek dan ini tidak mudah.
"Namun hari ini, saya dengan berat hati
kondisinya jauh lebih tidak mudah lagi, bukan hanya sekedar menyiapkan
mungkin juga dihadapkan pada lost generasi atau hilangnya generasi,"
ujar Bima.
Bima menuturkan, lost generasi ini bisa
diakibatkan empat hal yang diakibatkan efek pandemi Covid-19 sebut saja,
menunda pernikahan, menunda kehamilan, anak yang terdampak dan menjadi
kekurangan gizi, serta anak yang pendidikannya tidak berkualitas.
Empat hal ini harus diintervensi dan
akan menjadi fokus Pemkot Bogor selain dari protokol kesehatan dan
ekonomi tapi juga akan fokus pada bonus demografi.
"Bonus demografi kita akan terganggu
kalau Covid-19 berkepanjangan, pemerintah mengabaikan kesehatan dan
pendidikan anak, maka kita akan melihat dampaknya, yaitu generasi yang
hilang," katanya.
Menyinggung mengenai belajar jarak jauh
yang sudah dilakukan beberapa bulan ini, juga terus diperpanjang tanpa
memikirkan konsepnya, maka waktu satu tahun anak-anak akan terbuang.
Ia pun mengungkapkan kurangnya kejelasan
dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) terkait hal ini.
Pasalnya, tidak sedikit warga yang mengeluh terkait belajar jarak jauh
ini karena tidak semua warga mampu mempunyai jaringan internet.
"Kami tidak akan bergantung pada pusat,
tapi kami akan merumuskan konten pendidikan dan infrastruktur pendidikan
bekerjasama dengan komunitas dan konsultan bidang pendidikan di Kota
Bogor," ujarnya. (Prokompim :fla/indra-SZ)
0 Komentar