TASIKMALAYA.SWARAWANITA NET.-Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil XV (Kota Tasikmalaya-Kabupaten Tasikmlaya) Hj.Neng Madinah Ruhiat melaksanakan reses I Tahun 2020-2021 di Desa Singosari Singaparna Kabupaten Bandung.Senin (9/11/2020)
Politisi Perempuan Partai Persatuan Pembangaunan (PPP) yang bertugas di Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Pada
saat reses tersebut masyarakat menyampaikan aspirasi terkait sulitnya perizinan untuk
melegalkan usaha bagi yang merintis maupun yang sudah berjalan namun
belum memiliki izin usaha.
Sebagai dampak covid--19 masyarakat pun menyampaikan angka pengagguran yang meningkat karena terjad PHK besar-besaran di lingkungan mereka.Pada kesempatan yang sama, akses layanan kesehatan juga menjadi salah satu aspirasi yang disampikan masyarakat ujar Hj.Neng.
Terkait dengan Pengganguran, Anggota Fraksi Gerindra Persatuan DPRD Provinsi Jawa Barat Hj. Neng Madinah Ruhiat menuturkan Pandemi virus corona (Covid-19) menginfeksi berbagai lini kehidupan, mulai dari sektor kesehatan, ekonomi, bahkan sosial. Pada perekonomian sendiri pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II lalu minus 5,32%. Dari sektor ketenagakerjaan misalnya, berimbas pada karyawan yang dirumahkan hingga pemutusan hubungan kerja (PHK). "Angka pengangguran dan juga angka kemiskinan diperkirakan akan naik cukup signifikan.
Oleh karena itu, guna mengatasi dampak Covid-19 terhadap kesejahteraan masyarakat, Pemerintah mengambil langkah dengan mengeluarkan kebijakan yang bersifat extraordinary. Hal itu juga untuk menjaga agar dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan lantaran adanya pandemi tidak semakin berkembang dan berkelanjutan. "Pemerintah sudah merespon dampak pandemi covid-19 dengan mengeluarkan berbagai paket kebijakan sejak dikeluarkan Perppu No 1 tahun 2020 yang sudah disahkan jadi UU No 2 tahun 2020. Demikian juga PP sudah dikeluarkan yaitu No 23 tahun 2020. Ini disesuaikan dengan perkembangan dan dinamika yang terjadi di Indonesia dan global,"ujarnya.
Kita ketahui, Jumlah pengangguran sebagai dampak dari pandemi Covid-19 di Jawa Barat hingga periode Agustus 2020 tercatat mencapai 2,53 juta orang atau sekitar 10,46 persen dari total penduduk. Jumlah tersebut naik signifikan dibanding Agustus 2019 lalu yang hanya 8,04 persen. Dari jumlah pengangguran di Jabar yang mencapai 2,53 juta orang, pengangguran karena dampak Covid-19 cukup signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada sebanyak 700.000 orang atau sekitar 27,52 persen terhadap total pengangguran di Jawa Barat.
Dari jumlah pengangguran di Jabar yang mencapai 2,53 juta orang, pengangguran karena dampak Covid-19 cukup signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada sebanyak 700.000 orang atau sekitar 27,52 persen terhadap total pengangguran di Jawa Barat tandasnya.
Semua aspirasi yang disampaikan akan diupayakan sebaik mungkin dan akan disampaikan kepada pihak terkait agar dapat ditindaklanjuti. ungkap Hj. Neng Madinah Ruhiat .
Dalam giat reses ini juga diberikan bantuan pemberian masker untuk dibagikan kepadaa warga masyarakat.dan tak lupa menerapkan protokol kesehatan serta mensosiaisaikan 3M yaitu Menggunakan Masker ,Mencuci Tangan ,Menjaga Jarak untuk memutus mata rantai penularan penyakit covid-19 pungkasnya. (dh)
0 Komentar