BANDUNG.SWARAWANITA NET.-Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menggelar Peringatan Hari Bela Negara 2020 Tingkat Provinsi Jabar di Gedung Majestic, Kota Bandung, Senin (21/12/2020). Protokol kesehatan 3M diterapkan dengan ketat sepanjang peringatan berlangsung.
Jumlah peserta yang hadir langsung dalam peringatan tersebut dibatasi. Hanya Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), serta kepala dinas terkait, yang hadir secara langsung.
Sedangkan, kepala dinas di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar, dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten/Kota hadir via konferensi video. Masyarakat Jabar mengikuti peringatan tersebut melalui YouTube Humas Jabar.
Di tempat terpisah, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan bahwa bela negara merupakan alat untuk mencapai tujuan cita-cita bangsa dengan menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Nilai Pancasila sendiri pada dasarnya merupakan landasan prioritas bela negara dan fondasi dalam pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia) unggul di berbagai bidang.
"Saya akan selalu jaga Pancasila. Radikalisme harus dilawan. Keadilan harus dibela. Dulu kakek saya dipenjara Belanda dan dimusuhi DI TII, Pakde saya meninggal dibunuh PKI. NKRI dan Pancasila adalah jalan ninja keluarga kami," kata Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum yang membuka peringatan secara langsung menyatakan bahwa bela negara harus jadi spirit seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Jabar.
"Harapan kami masyarakat Jawa Barat terus menguatkan persatuan dan kesatuan. Karena dengan kesatuan persatuan akan hadir kedamaian, ketenangan, dan kebersamaan. Dari kebersamaan, akan menjadi suatu kekuatan," kata Kang Uu.
Kang Uu pun mengatakan, peringatan Hari Bela Negara menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat supaya menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satunya menerapkan protokol kesehatan 3M dengan ketat di tengah pendemi COVID-19. Jika hal tersebut dilakukan, masyarakat sudah melaksanakan Bela Negara sekaligus mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa.
"Jawa Barat bisa membangun kalau kondisinya aman. Semua rencana pembangunan bisa terealisasikan kalau aman semua. Maka, persatuan dan kesatuan adalah modal kita membuat kekuatan," ucapnya.
"Harapan kami, masyarakat Jabar punya ketaatan kepada pemerintah. Apa yang disampaikan pemerintah termasuk anjuran protokol kesehatan melawan penularan COVID-19, serta arahan agar tidak membuat keramaian menjelang Natal dan Tahun Baru itu termasuk bela negara," imbuhnya.
Menurut Kang Uu, perbedaan suku, ras, dan agama menjadi modal utama dalam memupuk kebersamaan di Indonesia.
"Kalau kita siap beda, hakikatnya kita siap bersatu. Seperti semboyan Bhineka Tunggal Ika, maka kunci dari persatuan adalah siap beda. Beda agama, beda suku, beda ras, beda partai politik, beda hobi. Kita siap beda, maka kita siap bersatu," katanya.
Kepala Bakesbangpol Provinsi Jabar Iip Hidajat menyatakan, Bela Negara merupakan tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang dilakukan secara menjiwai dengan kecintaan terhadap NKRI dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
"Peringatan hari Bela Negara bertujuan meningkatkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat umum, meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam kecintaan terhadap bangsa dan nilai-nilai Pancasila," ucap Iip.
Dalam acara tersebut, Bakesbangpol Jabar meluncurkan Bangkit (Kesbangpol Kita) Channel. Bangkit Channel adalah media sosial Badan Kesbangpol Jabar. Sebuah inovasi dan strategi untuk menyampaikan informasi mengenai kebangsaan, politik dan ideologi Pancasila dengan lebih ringan dan menarik agar lebih mudah diterima seluruh lapisan masyarakat.
"Materi dalam Bangkit Channel banyak mengenai pelajaran tentang perkembangan sejarah, tentang ketatanegaraan, tentang kebangsaan, dan Pancasila," kata Iip.
"Kita juga akan intens mengangkat konten lokal. Konten lokal berkaitan dengan historis dan nasionalisme. Misalnya menceritakan sejarah pahlawan Mohammad Toha secara menarik," tambahnya. (red)
0 Komentar