Lontong Cap Go Me


BANDUNG.SWARAWANITA NET.-Cap Go Me adalah rangkaian acara yang ke 15 dalam perayaan Imlek. Cap Go Me adalah hari yang ke 15 dalam rangkaian penutup perayaan Imlek. Karena di Tiongkok biasanya hari Cap Go Me adalah hari terakhir bagi para perantau di kampung halamannya, karena esok harinya harus kembali ke daerah perantauannya. Dan di Tiongkok Cap Go Me adalah hari terakhir para petani untuk kumpul bersama Family dari Perantauan. Esok harinya para petani kembali memulai cocok tanam.
     Di Tiongkok biasanya diadakan acara lampion di malam cap go me. Rumah rumah dihiasi lampu lampion menikmati dodol keranjang dan makan ikan Gurame sebagai harapan lambang kegemilangan. Makan di halaman rumah di terangi sinar rembulan.
         Di sini, di Jawa dan Kalimantan sebelum adanya pandemi Covid warga Tionghoa biasanya ada upacara pengarakan patung Toa Pe Kong keliling kota mengharapkan berkah rejeki, keselamatan dan kedamaian. Jadi pengarakan Patung Toa Pe Kong hanya disini. Tetapi karena adanya pandemi Covid maka acara pengarakan Toa Pe Kong dan acara Cap Go Me di tiadakan. Tidak ada kegiatan Pengarakan Toa Pe Kong. Dan Tidak ada Acara Cap Go Me.
         Sejak jaman Majapahit di Pesisir Utara Jawa seperti Semarang, Pekalongan, Lasem, Surabaya, Tuban, Cirebon ada acara makan Lontong Cap Go Me.
       Dipercaya lontong cap go meh adalah adaptasi Tionghoa Indonesia terhadap masakan lokal Indonesia. Para pendatang Tionghoa pertama kali bermukim di kota-kota pelabuhan di pesisir utara Jawa, misalnya Semarang, Pekalongan, Lasem, dan Surabaya. Hal ini berlangsung sejak zaman Majapahit.
     Lontong Cap Go Me adalah bentuk kuliner adaptasi warga Tionghoa di pesisir Jawa.
Cap Go Meh diambil dari dialek Hokkian berarti ‘malam ke 15’ alias malam bulan purnama menurut penanggalan Imlek. Cap Go Meh sendiri adalah penutup dari perayaan tahun baru Imlek.

Kuliner lontong Cap Go Me dipadukan sambal goreng hati juga aneka masakan lain seperti sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal dan kerupuk. Pada jelang dan saat Cap Go Meh itu, kuliner itu banyak beredar di meja-meja. Melambangkan keakraban dan kehangatan persaudaraan yang bersatu (Jeremy Huang)

Posting Komentar

0 Komentar