BANDUNG.SWARAWANITA NET.-Program One Pesantren One Product (OPOP) tidak hanya mendorong pesantren memiliki kemandirian ekonomi, tetapi juga membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat di sekitar lingkungan pesantren.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (Dinas KUK) Provinsi Jabar Kusmana Hartadji, Sabtu (23/10/2021).
"OPOP ini akhirnya membuka peluang lapangan kerja. Pesantren merekrut masyarakat sekitar pesantren menjadi tenaga kerja," kata Kusmana.
Kusmana melaporkan, sejak diluncurkan pada 2019, program OPOP sudah menyentuh lebih dari 2.500 pesantren. Menurutnya, program OPOP akan terus berlangsung secara bertahap untuk mendorong kemandirian pesantren.
"Karena adanya refocusing akibat pandemi, maka target 2023 nampaknya belum bisa tercapai, tetapi akan tetap kita upayakan," ucapnya.
Pada 2021, sebanyak 1.329 pesantren di Jabar mengikuti audisi tahap I OPOP 2021. Kusmana menjelaskan, dalam audisi tahap I, perwakilan pesantren akan memaparkan program usaha yang sudah berjalan di pesantrennya kepada tim juri. Ada dua kategori usaha, yakni start up dan scale up.
Selain bantuan keuangan, pesantren yang tergabung dalam OPOP akan mendapatkan peningkatkan wawasan dan pengetahuan, serta pendampingan usaha. Hal itu diberikan agar pesantren dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai tinggi, baik di pasar domestik maupun internasional.
"Lalu nanti kita juga akan seleksi mereka, dipilih yang terbaik dan akan mendapat tambahan modal untuk pengembangan usahanya," kata Kusmana.
Menurut Kusmana, produk pesantren yang dihadirkan sangat beragam. Mulai dari makanan, minuman, fashion, sampai pertanian. "Selain makanan, minuman, fashion, ada juga yang menonjol saat ini bidang pertanian," ucapnya.
Sebelumnya, lima koperasi pondok pesantren yang tergabung dalam program OPOP berangkat ke Istanbul, Turki, untuk mengikuti 7th OIC Halal Expo dan 5th World Halal Summit 2019.
Lima koperasi pesantren tersebut, yakni Darut Tauhid Kota Bandung, Al-Ittifaq Kabupaten Bandung, Al-Ashriyyah Kabupaten Bogor, Al-Idrisiyyah Kabupaten Tasikmalaya, dan Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan.
Dalam dua event tersebut, kelima pondok pesantren itu memamerkan produk unggulan, memperluas pasar, diskusi, dan bertukar ide terkait kemandirian ekonomi ponpes maupun sertifikasi halal.
Selain itu, Pemda Provinsi Jabar melalui Dinas KUK Jabar menggelar temu bisnis dan pameran virtual pada 5-8 Desember 2020. Dalam kegiatan itu, ratusan pondok pesantren memamerkan berbagai produk wirausaha masing-masing. Mulai dari inovasi olahan pangan, produk pertanian, peternakan, dan produk unggulan lainnya.
Temu bisnis dan pameran virtual yang merupakan bagian dari program OPOP itu berhasil mencatatkan transaksi senilai Rp21,02 miliar. (hms)
0 Komentar