BANDUNG.SWARAWANITA NET.-WJIS merupakan hasil kolaborasi dan sinergi seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Jawa Barat bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya melalui DPMPTSP yang telah dilakukan sejak 2019. Mengusung tema “Navigating Post – Covid World: Investment Growth for Resilient West Java”, the 3rd WJIS 2021 akan diselenggarakan pada 21-22 Oktober 2021.
Kepala
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Provinsi Jawa Barat (Jabar) Noneng Komara Nengsih menuturkan bahwa
kegiatan ini mengambil tema “Navigating Post – Covid World:
Investment Growth for Resilient West
Java”, the 3rd WJIS 2021. Mudah-mudahan investasi Jawa Barat menjadi
tetap menjadi destinasi terbaik di Indonesia. Mudah-mudahan cita-cita
dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi Destinasi Investasi
Terbaik di Asia Tenggara bisa tercapai, bisa tercapai tentu saja ini
merupakan juga tantangan untuk pengembangan ekonomi. Investasi di Jabar
menjadi anugrah karena akses, tenaga keraj, peningkatan nilai tambah,
pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat tentu saja akhirnya meningkatakan daya
beli, pada akhirnya mensejahterakan masyarakat Jawa Barat.
Mudah-mudahan
seluruh masyarakat Jawa Barat, kita sama-sama menyadari bahwa Jabar
menjadi posiisi nomor satu dan ini adalah harapannya juga untuk
kesejahteraan warga Jabar ujarnya.
Sejalan dengan besarnya potensi capital inflow dari negara maju dan
dukungan kebijakan ekonomi nasional yang akomodatif, pertumbuhan
ekonomi nasional di tahun 2021 juga diperkirakan tumbuh positif. Senada
dengan hal tersebut, perekonomian Jawa Barat 2021 juga menunjukkan
perbaikan dibandingkan 2020. Optimisme tersebut terutama disokong oleh
perbaikan kinerja sektor industri pengolahan yang ditopang oleh
peningkatan permintaan ekspor dan domestik, tercermin dari kapasitas
utilisasi industri saat ini yang telah mencapai 79%, jauh lebih baik
dibandingkan tahun 2020. Di sisi lain, kemajuan percepatan vaksinasi
yang terus berlanjut di Jawa Barat diharapkan dapat mendorong pencapaian
target vaksinasi pada Desember 2021 untuk mendukung tercapainya herd
immunity. Sampai dengan saat ini, beberapa kabupaten/ kota telah
mencapai persentase vaksinasi sebesar 50% dari total sasaran target. Hal
ini terus mendorong optimisme pemulihan ekonomi Jawa Barat ke depan.
Secara keseluruhan, prospek ekonomi global yang lebih baik dan perbaikan
ekonomi domestik yang terus bergulir akan memberikan iklim investasi
yang lebih kondusif dan optimisme bagi investor.
Berdasarkan
data PDRB, investasi memberikan sumbangan pada perekonomian Jawa Barat
sebesar 24,88% atau komponen kedua yang memberikan sumbangan terbesar
setelah konsumsi. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan investasi
memberi daya dorong yang kuat bagi akselerasi pemulihan ekonomi Jawa
Barat. Pada tahun 2020, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jawa
Barat tercatat pada kisaran 4%, jauh lebih baik dibandingkan dengan
nasional yang sebesar 6,8%. Hal ini didukung oleh ketersediaan dan
kualitas infrastruktur di Jawa Barat yang relatif lebih baik
dibandingkan berbagai provinsi lain di Indonesia. Infrastruktur menjadi
daya tarik investor untuk menanamkan modal di Jawa Barat, antara lain
kawasan industri, jalan tol, jalur kereta api, bandara, dan pelabuhan
yang terus dikembangkan, serta dukungan kebijakan dan berbagai insentif
yang memberikan kemudahan bagi investor. Berdasarkan ICOR tersebut,
berinvestasi di Jawa Barat relatif lebih efisien, yakni untuk menambah 1
persen pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, hanya diperlukan peningkatan
investasi sekitar 4 persen. Efisiensi investasi ini menyebabkan Jawa
Barat menjadi kontributor utama investasi nasional.
Pada
semester I 2021 realisasi investasi Jawa Barat merupakan yang tertinggi
secara nasional mencapai Rp72,50 triliun bersumber dari PMA 61,06% dan
PMDN 38,94%. Adapun mayoritas investasi dikucurkan untuk sektor
perumahan dan kawasan industri, industri otomotif, transportasi, serta
konstruksi. Khusus untuk PMA, negara asal investor cukup beragam antara
lain berasal dari Korea Selatan, Jepang, China, Belanda, dan Singapura.
Masih tingginya realisasi investasi Jawa Barat di tengah pandemi
didukung setidaknya oleh tiga hal: infrastruktur yang memadai, SDM yang
mumpuni, serta dukungan pemerintah daerah seperti kemudahan perizinan
dan promosi investasi salah satunya melalui kegiatan West Java
Investment Summit (WJIS) 2021.
WJIS merupakan
hasil kolaborasi dan sinergi seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di
Jawa Barat bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, khususnya
melalui DPMPTSP yang telah dilakukan sejak 2019. Mengusung tema
“Navigating Post – Covid World: Investment Growth for Resilient West
Java”, the 3rd WJIS 2021 akan diselenggarakan pada 21-22 Oktober 2021.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada perhelatan promosi investasi tahun
ini akan diangkat sejumlah proyek investasi yang ready to offer,
termasuk proyek investasi di Jawa Barat bagian selatan sebagai destinasi
baru investasi. Tidak hanya itu, pada WJIS 2021 juga akan dilakukan
peresmian Peraturan Presiden (Perpres) No. 87 Tahun 2021 tentang
Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Barat bagian selatan,
yang memperkuat keyakinan para calon investor mengenai besarnya potensi
dan manfaat berinvestasi di Jawa Barat. WJIS 2021 masih akan menawarkan
proyek potensial di kawasan REBANA dan beberapa potensi investasi di
sektor pariwisata, kawasan industri, dan UMKM yang merupakan kerja sama
dengan Dinas Pariwisata, Himpuan Kawasan Industri (HKI) dan Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Sinergi dan kolaborasi antar
stakeholders menjadi kunci penting suksesnya investasi di Jawa Barat
yang berperan dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi untuk mencapai
pertumbuhan seperti pada level pra-pandemi. Beberapa kegiatan juga telah
dilaksanakan dalam rangka Road to WJIS 2021 antara lain Infrastructure
Forum pada 14 Agustus 2021, Launching Ekosistem Investasi Jawa Barat
pada 19 Agustus 2021, dan beberapa hari yang lalu Capacity Building
terkait Penyajian Overview Proyek Investasi yang dilaksanakan secara
virtual pada 14 Oktober 2021. Ketiga kegiatan tersebut dilakukan dalam
rangka mengidentifikasi peluang investasi baik pada industri besar,
kecil, maupun menengah, serta memperkuat struktur kelembagaan untuk
mendorong realisasi investasi, termasuk meningkatkan kemampuan SDM
pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat dalam menggali potensi,
mengangkat dan mempromosikan investasi di daerah masing-masing.Dalam
jangka pendek, realisasi investasi di tengah pandemi berdampak positif
pada penciptaan lapangan pekerjaan baru. Sementara dalam jangka menengah
panjang, investasi dapat memberikan multiplier effect yang besar pada
kinerja ekspor, perbaikan pendapatan dan daya beli masyarakat pekerja,
serta bergeraknya berbagai sektor ekonomi lainnya, baik di hulu
(backward linkages) maupun hilir (forward linkages). Pada akhirnya,
pertautan dampak peningkatan investasi akan meningkatkan resiliensi
ekonomi Jawa Barat dan mendukung juga ketahanan ekonomi nasional. Ke
depannya, Jawa Barat diharapkan semakin piawai dalam mengidentifikasi
potensi investasi yang sejalan dengan concern investor global, seperti
digital infrastructure dan proyek investasi yang ramah lingkungan (green
economy) seperti proyek investasi rendah emisi karbon. Melalui semangat
kolaborasi dan sinergitas yang apik dari berbagai stakeholders, harapan
tersebut tentu bukanlah mimpi di siang bolong.(dh)
0 Komentar